Bagian 26

101 17 0
                                    

"Akabane.. kau pasti sedang bercanda." Gakushuu benar-benar tak habis pikir dengan kelakukan dari Akabane Karma. Maksudnya, bagaimana bisa ada manusia seperti itu?

Tunggu.. apakah Akabane Karma masih termasuk dalam golongan manusia? Mengingat sifatnya yang sudah seperti setan kecil yang berkeliaran di bumi. Untuk saat ini Gakushuu merasa lebih aman untuk mengasumsikan Akabane Karma sebagai setengah manusia dan setengah setan.

Dan untuk memperkuat tebakan Gakushuu, remaja itu malah tertawa dengan riang. Seperti anak kecil polos yang tak sengaja melakukan kesalahan jenaka. Tetapi Gakushuu tak dapat mengasosiasikan apa yang dilakukan oleh remaja itu sebagai sebuah kenakalan tak sengaja! Karena Karma merencanakan semua ini dengan sengaja!! Bahkan dia melibatkan Gakushuu dalam rencananya.

"Ayolah. Ini adalah rencana yang bagus, Asano-kun! Kau harus menunjukkan semangat masa mudamu!"

"Akabane.." Gakushuu menatap Karma dengan tatapan skeptis, "Aku tak akan bisa menyamakan mencuri dari dapur rumah sakit dengan rencana bagus yang kau katakan itu!"

"Asano-kun, kau terlalu mendramatisir. Kau mulai terdengar seperti orang tuaku, kau tahu?"

"Ya, karena itu berarti aku menjadi masuk akal di saat kau bertingkah gila!" Gakushuu hampir berteriak di hadapan remaja berambut merah itu. Berharap Karma akan sadar jika apa yang dikatakan sebagai sebuah rencana yang baik hanyalah sebuah kekacauan yang tak ingin Gakushuu masuki.

Walau demikian, Karma justru memandangnya dengan ekspresi terganggu sekaligus jijik. Seperti Gakushuu adalah seseorang yang telah merusak kesenangan Karma. Yang mungkin saja benar. Namun Gakushuu tak mau disalahkan karena bersikap seperti orang waras pada umumnya. Seharusnya Karma berterima kasih padanya karena dia telah menghindarkan Karma dari masalah. Dan mungkin seharusnya Karma bersyukur karena Gakushuu setidaknya masih memiliki sel otaknya untuk berpikir bukannya dipajang di dalam kepala.

"Asano-kun, kau orang yang tak tahu cara untuk bersenang-senang." Karma mencibir.

"Akabane, aku tahu cara untuk bersenang-senang tanpa perlu memasukkan diriku ke dalam masalah." Desis Gakushuu.

Gakushuu terlalu sibuk berdebat dengan remaja berambut merah tersebut sampai tak menyadari jika ada seorang petugas dapur rumah sakit yang sejak tadi memperhatikan keduanya. Wanita paruh baya itu mendekati mereka, membuat Gakushuu maupun Karma terkaget. Karena tak ingin terlibat dalam masalah, Gakushuu dengan cepat membungkuk untuk meminta maaf lalu mendorong kursi roda yang diduduki Karma menjauh.

Sementara itu remaja yang duduk di kursi roda malah tertawa terbahak-bahak. Akabane Karma memang kekanakan. Meski begitu seluruh kekesalan yang dirasakan Gakushuu menghilang dalam sekejap karena mendengar suara tawa Karma. Akabane Karma yang tak tertawa seperti setan memang jauh lebih baik. Dan tanpa sadar, dia juga ikut bergabung dalam tawa Karma.

Mereka berdua menyusuri lorong rumah sakit dengan tawa yang Gakushuu yakini mengganggu orang lain. Meski demikian, Gakushuu enggan memikirkan hal itu saat ini dan hanya menikmati tertawa bersama Karma.

..

"Huuu, jika saja kau tak melarikan diri, kita mungkin bisa mendapatkan beberapa buah gratis."

"Jika saja AKU tak membawa kita pergi, kita akan terlibat dalam masalah saat ini." Gakushuu membalas dengan kesal. Dia masih berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal. Berlari sambil mendorong kursi roda berisi Karma bukanlah hal yang mudah seperti yang dia bayangkan. Kenapa orang-orang di film membuat hal itu menjadi sangat mudah?

"AH.. Asano-kun kau tak pandai untuk bersenang-senang."

"Sudah kukatakan, Akabane. Aku tahu cara untuk bersenang-senang tanpa perlu terlibat dalam masalah. Mungkin kaulah yang tak tahu cara untuk bersenang-senang dengan benar."

"Aku seorang pasien disini, Asano-kun! Tidak baik mengejekku begitu!"

Gakushuu memutar matanya malas. Kembali lagi tingkah kekanakan Karma yang tak masuk akal. Kali ini Gakushuu lebih memilih untuk mengabaikannya. Dia butuh istirahat. Sangat melelahkan mendorong kursi roda seharian ini. Pilihan yang sangat tepat untuk melarikan diri ke taman dan bukannya bersembunyi di dalam gudang seperti yang disarankan oleh Karma. Duduk pada salah satu bangku di taman rumah sakit, Gakushuu mulai memperhatikan orang-orang yang juga berada di taman rumah sakit.

Ada sepasang kekasih yang tengah bercanda bersama, ada orang tua dan anak yang sedang jalan-jalan, ada pasangan tua yang duduk menikmati waktu mereka, ada seorang gadis yang hanya duduk diam dengan tatapan kosong, ada seorang wanita yang sedang menangis di pelukan wanita lainnya. Ada berbagai macam orang dengan berbagi macam ekspresi.

Dikala Gakushuu sibuk mengamati orang-orang di sekitar mereka, Karma hanya diam. Remaja di sisinya itu sepertinya sedang terlarut dalam pikirannya dan Gakushuu tau hal yang terbaik adalah untuk tidak mengganggu Karma.

"Nee, Asano-kun.."

"Hm?"

"Apa kau sering merasa kesepian?"

Gakushuu melirik Karmamelalui ekor matanya. Wajah Karma tak menunjukkan ekspresi apapun selain apayang bisa Gakushuu katakan sebagai ekspresi tenang. Gakushuu kembalimengalihkan perhatiannya, "Ya, aku cukup sering merasakannya."


tbc~

08 Oktober 2023

You are My FeelWhere stories live. Discover now