"Ada keperluan apa Yang Mulia mencari saya?" Tanya Thalia bingung.

Raja Ricard mengambil nafas panjang "Aku datang kesini untuk meminta maaf kepadamu Nona Nathalia Zeyrav dan Tuan Duke Aaron. Karena perbuatan saya dahulu amat sangat menyakiti anda dan putri anda!" Ucapnya.

Thalia tertegun, Duke Aaron masih mengamati apa yang diinginkan Ricard sampai ia mau merendahkan diri dengan meminta maaf kepada orang yang statusnya jauh di bawah dirinya.

"Saya sudah memaafkan Anda, Yang Mulia. Jadi, Anda tak perlu khawatir lagi!" Sahut Thalia 'Gampang minta maafnya mah, belum di bales uda minta maaf duluan.' Tambahnya dalam hati.

Senyuman Ricard mengembang sempurna "Jadi, aku sudah di maafkan Nat?" Tanya Raja Ricard.

Thalia mengangguk "Iya Yang Mulia, karena masalah itu sudah berakhir dan sudah menjadi masa lalu,"

"Kalau begitu. Tuan Duke, karena Nathalia sudah memaafkan saya. Jika Tuan Duke mengizinkan, saya ingin mengajukan lamaran saya kepada Nathalia. Saya ingin memulai lagi dari awal dengan Thalia," Duke Aaron terdiam karena terkejut.

Thalia tersenyum "Mohon maaf Yang Mulia. Hamba tidak berniat buruk atau pun merendahkan keluarga kerajaan. Akan tetapi, untuk kali ini saya tidak bisa karena saya sudah bertunangan!" Jawab dengan senyum manis tersungging di wajah cantiknya. Ia menunjukkan cincin indah yang tersemat di jari manisnya.

Senyuman manis dari wajah Raja Ricard menghilang seketika, rahangnya mengeras. Ia menahan luapan emosi yang tiba-tiba tersulut di hatinya.

"Bertunangan?" Tanya Raja Ricard "Dengan siapa?" Tanyanya lagi.

Ace muncul dan duduk di samping Thalia "Denganku, Yang Mulia!" Jawab Ace datar.

Raja Ricard menatap tajam ke arah Ace "Baiklah, selamat untuk kalian berdua!" Raja Ricard berdiri, ia berpamitan sejenak kemudian pergi meninggalkan rumah Thalia.

"Kenapa Raja Ricard tampak marah padamu? Padahal semua sudah berakhir." Tanya Duke Aaron bingung melihat Ricard yang pergi dengan wajah suram.

Thalia menggelengkan kepalanya "Entahlah Ayah, aku juga tidak tahu."

***___***

Thalia tak menjumpai Lisse di RS, ia mengelilingi seluruh RS dan hasil nihil. Ia juga menanyakan dimana Lisse pada teman-teman perawat yang jawabannya mereka tidak tahu. Gadis bernetra emas hanya menebak, kemungkinan Lisse pergi ke Renegades untuk menjalankan tugasnya.

Karena tak menemukan sosok Lisse, Thalia memutuskan untuk pergi ke ruang obat. Ia ingin mengamati keberadaan Tuan Smith dan hasilnya juga nihil. Thalia malah menemukan sosok gadis berambut pirang bernetra abu-abu yang sedang menyerahkan resep beserta obat kepada pasien.

'Salsabila, kenapa ada di sini?' Thalia bertanya dalam hati.

Thalia menghampiri pasien ketika sudah selesai mengambil obat. Kebetulan pasien tersebut merupakan pasiennya yang sedang hamil 5 bulan.

"Nyonya! Tunggu dulu!" Panggil Thalia. Pasien tersebut menoleh dan tersenyum ramah.

"Apa ada yang tertinggal, Nona?" Tanya Pasien tersebut.

Thalia tersenyum "Maafkan saya mengganggu. Saya hanya ingin melihat kembali buku beserta resep yang telah saya berikan tadi, Nyonya! Bisakah saya mengeceknya lagi?" Jelas Thalia.

"Baik, silahkan Nona!" Pasien tersebut menyerahkan buku beserta resep obat.

Thalia segera memeriksa resep obat yang pasien itu dapatkan. Lalu ia menemukan serbuk putih yang terdiri dari 2 bungkus kecil. Thalia berpikir bagaimana caranya ia mendapatkan bungkusan obat tersebut.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now