Ace tersenyum "Tentu! Karena tujuanku adalah kamu!" Jawabnya singkat.

Duke Aaron mendekati Ace dan Thalia yang sedang duduk di ruang santai menikmati teh hangat dan kudapan.

"Apa aku tidak penting sampai kalian tidak mengajakku bergabung?" Tanya Duke Aaron membuat Thalia terjingkat kaget.

"Ayah! Mari silahkan duduk, Ayah!" Ajak Thalia canggung karena waktu berduaannya dengan Ace terganggu.

"Yasmin, tolong bawakan lagi secangkir teh untuk Ayah!" Perintahnya pada Yasmin.

"Baik, nona!" Jawab Yasmin kemudian pergi dengan langkah cepat menuju ke dapur.

Thalia kembali duduk di tempatnya, ia kikuk karena baru pertama kali ia dalam posisi secanggung ini. Duke Aaron menatap datar kearah Ace yang sedari tadi diam, netra merahnya tak lepas menatap kearah Thalia.

"Putriku tidak akan kabur kemanapun, Ace!" Sergahnya membuat Ace melemparkan tatapannya kepada Duke Aaron. Thalia menahan tawa karena geli.

"Maafkan saya, Tuan Duke!" Jawab Ace.

Yasmin datang dengan secangkir teh hangat beserta kudapan, ia segera menghidangkannya di atas meja. Duke Aaron menyesap sedikit teh hangat miliknya, kemudian ia mengeluarkan amplop dengan segel phoniex dari dalam saku jas kebesarannya. Lalu, ia memberikannya pada Nathalia. Kedua tangan Thalia menerimanya dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"Apa ini ayah?" Tanya Thalia.

"Bacalah!" Jawab Duke Aaron sambil melirik Ace yang masih setia menatapnya dengan diam. Duke Aaron merasa sebal dengan senyuman manis yang terukir di wajah Ace.

Thalia segera membuka amplop tersebut, karena ada nama Ace Ellenius yang terpampang jelas di amplop tersebut. Kedua netra emasnya melebar sempurna "Ini..." Thalia tercekat. Ia lupa akan janji Ace akan menikahinya selepas dari Renegades.

"Tuan Duke Aaron. Mohon maaf saya menyela." Ace membenahi cara duduknya "Karena Tuan Duke dan Nona Nathalia ada di saat momen yang saya rasa tepat. Maka saya akan menuturkan niat saya secara langsung, meskipun sebelumnya saya sudah menyampaikan melalui perantara," Sahut Ace dengan ekspresi datar dan seriusnya.

"Nona Nathalia Zeyrav. Bersediakah nona menikah dan menjadi satu-satunya pendamping hidup saya sampai nanti maut memisahkan?" Tanya Ace yang tiba-tiba berlutut dengan mempersembahkan cincin unik berbentuk sayap dengan berlian berwarna merah senada dengan warna mata Ace.

Thalia melongo, ia mematung di tempat. Begitu juga Duke Aaron. Mereka berdua tak menyangka Ace akan berlaku demikian. Thalia tersipu dengan wajah cantiknya yang merona merah. Tak lama Thalia mengangguk antusias.

"Aku bersedia, Ace!" Jawabnya "Aku bersedia menikah denganmu dan menjadi pendamping hidupmu!" Lanjutnya lagi.

Duke berdehem karena ikutan malu "Jadi, bagaimana keputusanmu?" Tanya Duke Aaron menatap Thalia yang wajahnya sudah berubah merah.

Thalia merasakan gelombang kebahagiaan menerpa dirinya. Ia baru pertama kali dilamar dan menerima lamaran dari seseorang.

"Keputusanku sudah bulat, Ayah! Aku menerima lamaran Pangeran Ace!" Jawab Thalia dengan nada tegasnya.

Duke Aaron yang sudah menebak jawaban Thalia dengan suka cita ia juga akan menerima "Apa kau yakin?" Tanya Duke Aaron lagi untuk memastikan.

Thalia tersenyum manis, ia menatap Ace yang sedari tadi menatapnya lembut. Thalia meraih tangan Ace dan menggenggamnya "Yakin, Ayah!" Jawabnya.

Senyuman manis pun terbit menghiasi wajah Ace. Ia bangkit dari tempatnya berlutut, kemudian memasangkan cincin itu di jari manis Thalia.

"Jadi, kapan pertunangan kalian akan di langsungkan?" Tanya Duke Aaron.

Ace terdiam sejenak "Bagaimana jika melangsungkan jenjang pernikahan saja tanpa pertunangan, Tuan Duke?"

Duke Aaron terkejut dengan permintaan Ace. Ia tak bisa menolak tanpa bertanya kepada putrinya.

"Bagaimana menurutmu, sayang?" Tanya Duke Aaron pada Nathalia.

"Jika menurut ayah itu baik, Thalia tak ada alasan lagi untuk menolaknya!" Jawab Thalia.

"Baiklah kalau begitu." Duke Aaron mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya "Ace, aku izinkan kau untuk melangsungkan pernikahan. Dan kapan acara pernikahannya akan di gelar?" Tanya Duke Aaron.

"Secepatnya lebih baik!" Jawab Ace singkat.

"Baiklah, secepatnya berarti 1 bulan lagi. Persiapkan dirimu!" Ujar Duke Aaron kemudian pergi meninggalkan sang calon mempelai.

Thalia menatap canggung kearah Ace. Jemari kekar Ace meraih lengan Thalia dan menarik tubuh perempuan itu ke dalam pelukannya. Ace memeluknya erat, begitupun Thalia.

"Sebentar lagi kau akan menjadi istriku!" Ucap Ace lembut, ia mengecup sekilas kening Thalia dan jemari tangannya mengelus lembut puncak kepala Thalia.

Thalia menatap jari manisnya yang kini tersemat cincin unik dari Ace. Ia tak menyangka rasanya bisa sebahagia ini menerima lamaran dari laki-laki yang ia sukai.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now