"Perasaan orang-orang bilang gua cakep, banyak yang naksir sama gua kok lo beda sendiri, ya?" menolong Geo "Prett!" sahut Azyel "Pelet lo kagak berlaku bagi gua" ujar Azyel yang langsung membuat Geo menyinggungkan senyum miring.

"Oh ya?" ujar Geo, tampa mengalihkan tatapannya dari mengobati luka di pergelangan tangan Azyel "Iya lah, pelet lo itu cuma berlaku buat mereka-mereka kalo buat gua mah elahh ... kaga ada apa-apanya!" balas Azyel tak mau kalah.

"Terus gua harus pake pelet apaan lagi coba?" ujar Geo, sedikit menoleh sekilas pada Azyel "Mau lo pake pelet apapun mau lo pake pelet semarmesempun kagak akan mempan kalo di gua!" cerocos Azyel "Gua enggak akan pernah kegoda sama lo ye, Ge, pelet lo pelet murahan kagak mempan sama sekali di gua" lanjut Azyel lagi.

"Sialan lo" ujar Geo yang membuat Azyel tersenyum senang "Yeayyy! Gua memang bwahahah!" ujar Azyel sembari tertawa puas akan adu bacotnya dengan Geo.

"ARRGHH LO JANGAN-- ANJENG SAKIT DI!" pekik Azyel kala Geo malah dengan sengaja menekan luka bekas kuku itu dengan cukup kuat.

"Makanya diem! Dari tadi enggak mulut enggak tangan pada kagak bisa diem" ujar Geo.

"Aelah gua kan cu--"

"Diem atau gua cium?" ujar Geo yang dengan refleks langsung meletakkan jari telunjuknya pada bibir Azyel.

Azyel terdiam seribu bahasa bagaimana jika yang di ucapkan Geo itu ia akan benar-benar melakukannya? Oh tidak-tidak itu tidak boleh terjadi dan sebaiknya sekarang ia diam saja dulu.

"Masih sakit enggak?" ujar Geo menoleh pada Azyel yang di balas oleh gelengan kepala "Okay sekarang sikuk lo" ujar Geo dan mulai beralih pada sikuk Azyel yang juga terdapat luka yang lumayan besar, yang robek seperti karna bergesekan dengan keramik toilet tadi.

"Ini bakalan agak perih, tahan ya ..." ujar Geo yang mulai meneteskan cairan alkohol itu pada sikuk Azyel.

Azyel menahan teriakannya dengan menggigit bagian dalam pipinya juga sebelah tangannya yang menganggur itu meremas sprey bankar dengan kuat.

"Jangan di gigit entar luka" celetuk Geo yang bahkan tampa repot-repot untuk menoleh terlebih dahulu pada Azyel "Gua bilang jangan di gigit, entar luka Razyel Grasella" ujar Geo lagi yang kali ini dengan menyebutkan nama lengkap Azyel.

Membuat Azyel perlahan mulai tidak lagi menggigit bagian dalam pipinya lagi "Tahan ini cuma sebentar" ujar Geo yang mulai mengobati sikuk, lutut, betis, pipi  Azyel dengan hati-hati dan telaten.

Hingga tak terasa Geo sudah mengobati luka-luka itu dengan sempurna ia mulai membereskan kembali alat obat-obatan yang ia gunakan seperti semula dan membuang beberapa kapas dan tissue bekas yang ia pakai kedalam tong sampah kecil di sana.

Geo mendudukkan dirinya sendiri di bankar kosong di samping Azyel.

Geo menghela nafasnya panjang "Hufthh ... lo mau ke kelas atau pulang? Gua anterin kok tenang aja" ujar Geo menoleh pada Azyel.

"Gua gak mau pulang, gua mau balik ke kelas aja" ujar Azyel sambil melirik jam tangannya dan masih ada satu jam pelajaran lagi yang masih belum terlewatkan.

"Lo ngga mau istirahat? Biar lo istirahatnya di rumah lo kalo enggak juga di kamar UKS ini aja, biar lo ngga keganggu" ujar Geo lagi.

"Gua mau ke kelas aja Geovaro, lo denger kagak sih?" ujar Azyel menekan nama Geo yang ia sebutkan.

"Iya-Iya gua denger kok, yaudah ayo kita balik ke kelas aja" ajak Geo menyodorkan tangannya "Tapi ..."

"Gapapa ada gua" ujar Geo sembari memamerkan senyumnya "Kaga bakalan ada yang gangguin lo lagi di kelas, kalo backingannya gua" lanjut Geo yang ingin rasanya Azyel menampar wajah laki-laki itu saat ini juga.

VAROZYELWhere stories live. Discover now