Entahlah, hanya saja Todoroki merasa jika Murayama sedikit berbeda dari biasanya. Melihat bagaimana Murayama yang mulai terlihat lebih santai dan tidak terlalu menjaga jarak darinya membuat Todoroki tidak bisa menyembunyikan perasaan senang nya.

Karena begitu menikmati semangkuk ramen hangat dan obrolan di antara keduanya membuat makan malam kali ini terasa berakhir dengan begitu cepat, setelah membayar pesanan keduanya langsung keluar dari toko ramen yang mulai di datangi oleh pelanggan.

Todoroki tidak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya, matanya menatap lamat punggung Murayama yang berjalan lebih dulu darinya. Melihat bagaimana Murayama saat ini tentu saja tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Todoroki. Melihat pria itu nampak mulai terlihat tenang dan lebih santai membuat Todoroki kembali bisa merasakan sosok Murayama Yoshiki yang dulu dia kenal.

Namun, karena perubahan tingkah pria itu juga membuat Todoroki sedikit besar kepala dan terlalu percaya diri. Melihat Murayama yang seolah mulai membuka diri membuat harapan Todoroki tumbuh dengan begitu lancangnya, seolah mendapatkan sebuah kesempatan dan sedikit peluang membuat Todoroki mulai lupa diri.

Todoroki kembali mulai lupa dengan batasan nya, harapan yang sempat ingin dia kubur perlahan seolah kembali naik ke permukaan, dirinya yang nyaris hampir memilih untuk menyerah dengan perasaannya seolah kembali di paksa untuk bertahan lebih lama. Ya, hanya karena perubahan kecil dari sikap Murayama berhasil membuat Todoroki kembali jatuh dalam harapan nya.

"Murayama-san?" panggil Todoroki membuat Murayama yang tengah memainkan ponselnya itu segera mendongak, matanya langsung menatap ke arah Todoroki yang tengah tersenyum tipis di tempatnya.

"Terimakasih," ucap Todoroki seolah mengerti dengan tatapan dari senpai nya itu.

"Terimakasih? Untuk apa?" tanya Murayama dengan kening yang sedikit berkerut.

"Untuk makan malam kali ini, aku benar-benar sangat menikmatinya," jawab Todoroki dengan senyum yang tidak luntur sedari tadi.

"Aku selalu memikirkan untuk bisa pergi berdua denganmu seperti ini, tapi aku terlalu takut untuk mengajak mu. Jadi saat aku mendapatkan kesempatan ini aku benar-benar sangat senang," ungkap Todoroki.

Murayama cukup tertegun dengan penuturan Todoroki barusan, dari bagaimana pria itu mengatakan nya dan dari sorot matanya yang nampak berbinar itu dapat menjelaskan jika Todoroki benar-benar dengan perkataan nya. Senyumnya yang sedari tadi tersemat di bibirnya juga baru Murayama sadari saat ini.

Untuk beberapa saat Murayama nampak terdiam di tempatnya, matanya menatap lamat sosok pria yang berdiri hanya sekitar dua langkah di depannya itu. Tatapannya yang sudah lama berubah teduh, dan seutas senyum yang terasa begitu tulus membuat Murayama tanpa sadar tenggelam di dalamnya.

Todoroki kembali berhasil menjungkirbalikkan perasaan Murayama dalam sesaat, pria itu selalu saja membuat Murayama berada dalam posisi yang sangat membingungkan. Bagaimana dengan mudahnya Todoroki mampu membuat Murayama nyaris mengikuti arus muslihatnya.

Namun, dalam sesaat Murayama berusaha untuk tidak terpengaruh dengan perkataan manis yang keluar dari bibir adik kelasnya itu. Bagaimanapun Murayama belum sepenuhnya bisa menerima Todoroki dengan perasaan nya itu, apa yang dia inginkan atau apa tujuan sebenarnya dari Todoroki benar-benar tidak Murayama ketahui kebenarannya.

"Ah, Todoroki-chan, sepertinya aku tidak akan langsung pulang. Kau bisa pulang sendiri jika kau mu," ucap Murayama seolah berusaha mengalihkan situasi antara keduanya. Pria dengan rambut yang terlihat sedikit acak-acakan itu mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya sebelum akhirnya menyodorkannya ke arah Todoroki.

"Maksud mu? Apa kau masih memiliki urusan disini?" Tanya Todoroki sambil menatap uang yang tengah di sodorkan padanya dan Murayama secara bergantian.

"Aku sudah memiliki janji dengan Cobra-chan, karena itu kau bisa pulang lebih dulu," jawab Murayama yang langsung membuat kening Todoroki berkerut dalam.

Mōichido, Senpai!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang