The Sins

9 0 0
                                    

"Tujuh Dosa Besar" atau "Seven Deadly Sins" adalah konsep yang memahami dimana setiap manusia lahir dengan membawa 7 dosa induk yang melahirkan berbagai perbuatan dosa lainnya. 7 dosa induk tersebut memiliki 1 induk juga, yang mana melahirkan ke-6 dosa besar lainnya. Seven Deadly Sins adalah konsep yang berasal dari ajaran Kristen, terutama dalam tradisi Katolik. Mengapa saya mengambil dari literasi tersebut? Dari berbagai aspek dan pandangan atau juga literasi lainnya lebih kompleks akan saya bahas pada bab selanjutnya.

Untuk permulaan, saya hanya akan memberikan gambaran singkat dari apa itu "Seven Deadly Sins", siapa saja "Seven Deadly Sins", siapa induk dari "The Seven Deadly Sins", dan apakah "The Seven Deadly Sins" memberikan dampak negatif? Atau malah memberikan dampak positif bagi kita?.

Anda pasti bertanya tentang, mengapa harus Seven Deadly Sins yang menjadi topik bahasannya? Mengapa tidak topik lain saja? Apakah anda merasa asing dengan istilah Seven Deadly Sins? Atau anda pernah mendengarnya sekilas? Pernahkah bebera film layar lebar, game mmorpg, komik, anime (kartun dari jepang), dan sejenisnya menggunakan Seven Deadly Sins sebagai main story mereka?

"The Seven Deadly Sins", sendiri dianggap merugikan dan merupakan induk dari sekian macam problem yang pernah anda alami dalam masa hidup anda. Anda sering mengartikan jika sekian macam problem dalam hidup anda lebih sering disebabkan oleh ego anda bukan? Apakah ego anda adalah diri anda atau eksistensi lain yang ada dalam diri anda? Kurang lebih ego merupakan induk dari "The Seven Deadly Sins" itu sendiri. Ego melahirkan "The Seven Deadly Sins" dengan tujuan untuk menjerumuskan kita kedalam sebuah problem yang tak akan pernah berujung.

Dalam konteks "The Seven Deadly Sins" ego yang berlebihan, dianggap sebagai akar dari dosa-dosa lainnya. Ini karena ego yang berlebihan membuat seseorang menganggap dirinya lebih penting atau lebih baik daripada orang lain, yang kemudian memicu perilaku yang tidak bermoral. Ego yang berlebihan dapat membuat seseorang merasa bahwa mereka layak mendapatkan segala sesuatu yang terbaik, tanpa memedulikan kebutuhan atau kebahagiaan orang lain. Hal ini bisa berujung pada kemarahan jika keinginan mereka tidak terpenuhi, dengki terhadap keberhasilan orang lain, atau kerakusan untuk memiliki lebih banyak kekayaan atau kepuasan materi.

Ego dapat dianggap sebagai perasaan yang membesar-besarkan diri sendiri dan mengabaikan nilai-nilai moral dan spiritual. Seseorang dengan ego yang besar mungkin sulit untuk menerima kritik atau mengakui kesalahannya, karena mereka merasa bahwa mereka di atas segalanya. Ini sering kali menghambat pertumbuhan spiritual dan pribadi, serta menyebabkan konflik dengan orang lain. Dengan demikian, ego yang berlebihan dapat menjadi sumber dari banyak dosa lainnya, dan memainkan peran penting dalam dinamika "The Seven Deadly Sins".

"The Seven Deadly Sins" sendiri tidak harus dihilangkan, karena sangat mustahil dihilangkan. Manusia sendiri sejak lahir sudah berbakat dalam membuat dosa, dan membuat dosa adalah bakat dari manusia sendiri. Mengapa demikian? Bukankah manusia adalah ciptaan yang paling sempurna? Mengapa manusia malah terfonis berbakat dalam membuat dosa? Apakah tidak terlalu arogan jika mengatakan demikian? Seolah saya yang selaku penulisa dari narasi ini adalah manusia paling suci saja? apakah anda berfikir demikian?

Selama status anda di dunia hanyalah manusia, dan bukan nabi atau utusan Tuhan Yang Maha Esa, anda tidak akan pernah lolos dari perbuatan dosa. Dalam narasi yang saya tulis, saya akan mengajak anda untuk memelihara "The Seven Deadly Sins" dan memberikan pandangan pada anda, bagaimana menjinakkan mereka agar memberikan kekuatan tanpa batas pada anda dalam menyelesaikan sekian banyak problem dalam hidup anda.

Induk dari "The Seven Deadly Sins" sendiri adalah Sins Of Pride, dimana ego yang berlebihan tadi adalah Sins Of Pride itu sendiri. Mengapa bisa demikian? Sins Of Pride sering dikaitkan dengan ego yang berlebihan karena kesombongan melibatkan peningkatan diri sendiri di atas orang lain, merasa superior, dan kecenderungan untuk membesar-besarkan kepentingan diri sendiri. Orang yang terjerumus dalam dosa kesombongan cenderung merasa bahwa mereka lebih baik, lebih penting, atau lebih berharga daripada orang lain. Mereka mungkin menganggap diri mereka sebagai pusat dunia dan meremehkan orang lain. Ego yang berlebihan sering membuat seseorang kehilangan kerendahan hati dan kemampuan untuk mengakui kelebihan orang lain atau kesalahan mereka sendiri. Mereka sulit menerima kritik atau masukan konstruktif karena merasa bahwa mereka tidak perlu belajar atau berkembang.

Orang yang terobsesi dengan diri sendiri cenderung kurang mampu merasakan atau memahami perasaan orang lain. Mereka mungkin tidak peduli dengan kebutuhan atau penderitaan orang lain karena fokusnya hanya pada diri sendiri. Ego yang berlebihan sering membuat seseorang terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain, mencari validasi dan pengakuan dari luar. Ini bisa mengarah pada perasaan iri atau dengki terhadap keberhasilan orang lain. Orang yang egois sering kesulitan menerima kegagalan atau ketidaksempurnaan dalam diri mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terluka atau marah ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan atau ketika mereka membuat kesalahan.

Dari penjelasan saya diatas, pasti anda mulai bertanya. Siapa saja anggota dari "The Seven Deadly Sins"? Akan saya jelaskan sedikit . . .

"The Seven Deadly Sins" sendiri beranggotakan :

Kesombongan (Pride): Kesombongan bisa dilihat sebagai ketidakmampuan untuk mengenali keterbatasan diri sendiri dan kecenderungan untuk menempatkan diri di atas orang lain. Ini bisa diinterpretasikan sebagai kegagalan untuk memahami sifat relatif dari keberhasilan dan keunggulan, serta kurangnya penghargaan terhadap keberagaman dan perspektif orang lain.

Dengki (Envy): Dengki bisa dipahami sebagai hasil dari perasaan tidak puas dengan diri sendiri atau keinginan yang tak terpuaskan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain. Dengki bisa mengganggu kedamaian batin dan menghalangi individu untuk meraih kebahagiaan yang sejati dengan memperkuat perasaan kurangnya dan tidak cukup.

Kemarahan (Wrath): Kemarahan sering dianggap sebagai kegagalan untuk mengendalikan emosi dan memberikan reaksi yang proporsional terhadap situasi. Hal ini bisa mengarah pada tindakan impulsif atau irasional yang bertentangan dengan akal sehat dan keadilan.

Malas (Sloth): Kemalasan bisa dipahami sebagai kegagalan untuk memanfaatkan potensi dan kesempatan yang ada, serta kurangnya semangat untuk mencapai tujuan atau meraih kebenaran. Kemalasan sering dianggap sebagai penghalang utama dalam mencapai kemajuan pribadi dan kolektif.

Tamak (Greed): Tamak sering dilihat sebagai dorongan yang tidak terpuaskan untuk memiliki lebih banyak harta atau kekayaan, tanpa memperhatikan kebutuhan atau kebahagiaan orang lain. Hal ini bisa memicu keserakahan dan ketamakan yang merusak hubungan sosial dan moral.

Kerakusan (Gluttony): Kerakusan bisa dipahami sebagai bentuk eksploitasi diri sendiri dan kurangnya kendali atas dorongan-dorongan fisik. Hal ini mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan dan kesehatan dalam kehidupan manusia.

Nafsu (Lust): Nafsu bisa diinterpretasikan sebagai keinginan yang berlebihan atau tidak terkendali untuk memenuhi kebutuhan seksual atau dorongan biologis lainnya. Dalam hal ini, nafsu sering dianggap sebagai gangguan terhadap pemahaman yang benar tentang cinta, hubungan, dan kebahagiaan yang sejati.

Apakah anda sudah mulai mengenal "The Seven Deadly Sins"? Apa yang anda pikirkan setelah mengenal mereka? Apakah mereka lebih mengarah pada dampak negatif dari pada positif? Apakah anda berfikir bahwa mereka adalah kegelapan dalam diri manusia?

Sebagian besar pendapat mengatakan demikian, dan memang mereka adalah sisi gelap dalam diri manusia yang tidak bisa dihilangkan. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Jadikan mereka peliharaan anda, sehingga anda bisa meminta mereka untuk membantu anda berfikir ke arah yang konstruktif. Jangan pernah menekan eksistensi atau keberadaan dari seven deadly sins, mereka tidak bisa ditekan, merekan memberontok jika anda melakukan penekanan. Nikmati, rasakan, maknai, dan anda akan mampu bekerjasama dengan mereka.

Mengapa saya bisa berkata demikian? Pasti anda berfikir jika itu mustahil bekerjasama dengan kehadiran dari kegelapan? Bukankah kegelapan mengajarkan kita untuk membenci dan lebih mengarah ke arah destruktif? Pasti anda juga berfikir jika saya ingin mengajak anda terjerumus pada hal yang salah? Apakah anda berfikir jika saya menulis sekian banyak tulisan hanya untuk memprofokasi anda untuk berjalan pada jalan keburukan? Apakah anda berfikir bahwa kegelapan hanya akan menyesatkan kita? Pernahkah anda berfikir jika kegelapan mengajarkan kita tentang kekuasaan dan kekuatan?

Anda hanya berfikir bahwa kegelapan adalah sesuatu yang buruk, padahal didalam kegelapan ada sesuatu yang menarik. Kegelapan adalah awal dari kelahiran cahaya, tanpa kegelapan cahaya tidak akan pernah lahir. Tapi ada yang mengatakan jika cahaya adalah yang melahirkan kegelapan, dimana awal dari segalanya adalah cahaya, lalu melahirkan sebuah kegelapan yang sekarang anda kenal.

Akan tetapi dalam topik bahasan kali ini saya akan lebih condong pada kegelapan yang melahirkan cahaya. Dimana kegelapan lebih dominan dari cahaya.

Nantikan pembahasan dari masing – masing anggota dari The Seven Deadly Sins.

Seven Deadly SinsWhere stories live. Discover now