Karna di dapur masih banyak bomboloni maka sekalian saja ia ingin pamer pada ratu. Bahwa ia memiliki menantu yang pintar memasak.

"Stella ibu akan pergi ke istana, jadi ibu permisi dulu untuk bersiap siap, terima kasih untuk waktu yang kau berikan pada ibu" ucap Duchess lalu pergi ke arah kamar nya.

Stella menatap ibu mertua nya sambil tersenyum. 'Terimakasih karna memiliki waktu untuk menemani ku juga' batin nya.

Stella menatap bosan buku di hadapan nya. Hari ini sudah tujuh hari setelah Eiser pergi dinas. Ia seorang dokter yang pasti tak akan berjauhan dengan yang nama nya buku.

Tapi...
Hey ayolah apa tak ada yang lain selain buku? Ia lelah dengan benda yang bernama buku.

Mata Stella manatap kearah pohon yang cukup besar dengan berbinar. Itu adalah pohon mangga!

Stella menatap Melody dan Diana yang menemani nya.

"Melody, Diana! Lihat ke arah situ" tunjuk Stella histeris membuat beberapa orang di sana panik.

"Ada apa nona? Apa ada sesuatu yang membuat anda tak nyaman? " pertanyaan dari Melody mampu membuat Stella menggeleng kan kepala nya ribut.

"Bukan tapi lihat lah itu" tunjuk Stella pada pohon mangga tadi.

Melody dan Diana mengikuti arah telunjuk Stella. Setelah tahu apa yang di tunjuk oleh nona mereka. Mereka mengalihkan tatapan ke arah Stella kembali.

"Nona ingin mangga? " tanya Diana dan di angguki oleh Stella.

"Tapi itu belum matang nona" jelas Melody.

"Tak apa"

"Pasti rasa nya akan sangat kecut nona, tak apa apa? "

"Iya" Stella mengalihkan tatapan nya pada beberapa pelayan yang lewat.

"Kalian! Kemari" panggil Stella mengayunkan tangan nya.

"Ada apa nona? "

"Bisa kah kalian membawakan aku cabai, garam, gula merah, dan ulekan nya juga? " tanya Stella membuat mereka mengangkat sebelah alis nya.

"Untuk apa nona meminta itu? "

"Ambil kan saja"

"Baik" mereka pun pergi ke arah mension untuk mengambil barang yang di minta Stella.

"Nahh, untuk kalian tamani aku, kita ambil mangga nya" ucap Stella di angguki oleh mereka.

Sampai di depan pohon mangga yang cukup besar. Stella sudah bersiap siap mengangkat rok nya.

"Nona kita minta bantuan prajurit saja" ucap Melody.

"Jika meminta bantuan tak akan terlalu enak nanti nya"

"Tapi kita mengambil nya bagaimana? "

"Kalian di bawah saja tangkap mangga nya biar aku yang memanjat" kalimat itu mampu membuat mereka berdua membelalakan mata mereka.

"Nona jangan aneh aneh, nanti kalau nona jatuh bagaimana?" ucap Melody

"Tak usah khawatirkan aku, kalian tenang saja" ucap Stella lalu naik ke atas pohon.

Sampai di atas Stella mulai memilih beberapa buah yang menurut nya sudah layak di makan. Walau semuanya memang masih asam tapi ini akan enak jika di buat dengan bumbu yang Stella buat.

"Dapet banyak? "

"Sudah nona, nona cepat lah turun" ucap Diana.

Stella mengangguk ia pun mulai turun dengan hati hati. Saat sudah dekat di bawah ia pun melompat, namun sayang lompatan nya tak semulus itu.

rok nya tersangkut pada batang kayu yang membuat nya terjatuh dengan posisi tengkurap.

BRAKK

"NONA"

"Awhh" decak nya membuat Melody dan Diana panik.

Seorang pria datang menghampiri mereka. Pria itu dengan sigap langsung menggendong Stella dan mendudukkan nya, di tempat nya duduk tadi.

"Untuk apa seorang lady bangsawan memanjat pohon? " tanya pria itu.

"Stella apa yang sedang kau lakukan di atas sana? " Eiser datang dengan wajah panik nya.

"Sudah lah, sekarang kita obati dulu istri mu" ucap Charles menengahi. Yang membawakan Stella adalah Charles bukan Eiser.

"Tak usah, aku tak apa" ucap Stella agak ketus.

"Jangan keras kepala"

"Tak apa, kalian membawa pisau?" tanya Stella bertanya pada pelayan yang tadi di suruh nya ke dapur.

"Ya kami membawa nya nona"

"Baiklah terimakasih, Diana tolong cuci mangga nya" perintah Stella, ia pun mulai sibuk dengan sambal.

Kalian pasti tahu kan apa yang akan Stella buat?. Yap benar, tentu saja Stella akan membuat Rujak.

Eiser menatap Stella khawatir, tapi saat tahu bahwa Stella sudah biasa saja. Ia jadi teringat sesuatu yang membuat tatapannya menajam.

Menatap ke arah Charles. ahhh ia telat menyadari bahwa pangeran yang satu ini tengah modus pada istri nya.

"Yey sudah jadi" Stella mengambil mangga yang sudah ia kupas dan potong kecil kecil. Lalu mencolek nya ke arah sambal yang sudah ia buat.

"Mmm enak, kalian juga coba lah" suruh Stella pada mereka, yang lain pun mulai mengambil mangga dan mencolek nya pada sambal.

"Bagaimana rasa nya? "–Stella

"Ini Enak, apa nama makanan ini?" tanya Charles.

"Ahh yang mulia pangeran juga menyukai nya yah, ini adalah rujak, salad yang berasal dari nusantara" jelas Stella.

"Bagaimana kau bisa tau makanan sejenis ini? "–Eiser

"Karna aku membaca buku" Jawab Stella dengan ekspresi sombongnya.

Entah mengapa melihat ekspresi wajah orang orang di depan nya saat memakan rujak membuat nya tertawa. Tapi tunggu, bukan kah Eiser dan Charles sedang dinas.

"Tunggu bukan kah kalian sedang dinas? "

"Tugas kami sudah selesai, mengapa lady bertanya?"–Charles

"Tak ada yang memberi tahu ku"

"Ya, memang kita tak memberi tahu kepulangan kita"

Stella hanya diam dan mengangguk. Bagus lah itu berarti ia tak perlu susah susah membuat pesta penyambutan suami dingin nya.

Lebih baik ia makan kembali rujak yang sudah susah payah ia buat. Sampai terjatuh dari pohon, tapi....

Tak apa toh di gendong cowok ganteng, hehe.

Hay guys aku kembali.

Maaf baru up heheh.

Jangan lupa pencet bintang ya.

Jan pelit pelit loh.

Ikuti juga akun aku ya😁

💗Bye all👋








MENJADI SI ANTAGONISWhere stories live. Discover now