RX Hunter

30.5K 2.1K 69
                                    

Rayanza menatap gedung didepannya yang bertuliskan RX Hunter. Tempat yang menjadikan dirinya seorang pembalap mobil yang terkenal. Disinih Rayanza mendapatkan hangatnya sebuah keluarga. Dan secercah harapan untuk masa depannya. Tak terasa sudah dua tahun Rayanza menjadi salah satu anggota disini.

Langkah kaki jenjang Rayanza melangkah masuk kedalam ruangan minimalis yang sudah terdapat beberapa orang yang duduk didalamnya. Dirinya masuk dan langsung duduk tepat di samping Kai.

"Darimana lo baru dateng, mana masih pake baju sekolah, kenapa gak ganti coba?" komen Kai pada Rayanza.

"Kamu nanya? iyaaa,kamu bertanya-tanya," balasnya mengejek, membuat Kai geram ingin mengumpati tuyul sebleng di sampingnya.

Rayanza ingat tadi saat pulang sekolah dirinya sok jadi pahlawan kesiangan yang mengantarkan Arfa pulang kerumahnya, setelah dari rumah Arfa dirinya langsung bergegas kesini. Jadilah dirinya tidak sempat berganti pakaian, bahkan bebek yang ia beli saja lupa Rayanza makan.

"Seko ngendi kw (darimana kamu)," tanya Mahen menggunakan bahasa Jawa, dirinya juga ikut berkumpul disini.

"Wasseh!" Refleks Mahen menangkap lemparan bantal kecil dari Rayanza dengan bingung.

Salah apa dinda wahai kakanda?

"Gara-gara lo setan," kesal Rayanza, oh ingatan Rayanza masih kuat soal rasa malunya saat membeli daging bebek tadi.

"Gue salah apa?" tanyanya dramatis.

"Taulah pikir sendiri, orang punya otak juga, pake nanya kegue segala," jawabnya sinis.

Sebentar! Mahen tau cuy dipunya otak untuk berfikir, tapi masalahnya otak itu fungsinya untuk berfikir, bukan untuk mengetahui isi hati orang lain. Jadi ya mau mikir sekuat apapun Mahen juga gak bakal tau kesalahannya. Kecuali Rayanza sendiri yang bilang apa kesalahan yang Mahen lakukan.

Dikira Mahen cenayang apa?

"Gue-" Belum sempat Mahen ingin membela dirinya sendiri, Tama mengintrusik untuk diam. Karena sekeras apapun Mahen berusaha melawan bacotan Rayanza, itu tidak akan pernah berhasil. Karena cocot Rayanza diciptakan khusus untuk memenangkan segala berdebatan.

"Jadi lo darimana? kenapa telpon gue gak diangkat dari tadi," tanya Tama penasaran. Pasalnya Tama sudah berulang kali menghubungi Rayanza, namun panggilannya sama sekali tidak dijawab oleh bocah tengil itu.

Rayanza menaikan satu alis tebalnya," Kenapa nyariin gue, ada info penting?" balasannya bertanya.

"Pertandingan malam ini dibatalin, dan sebentar lagikan ada lomba balapan mobil tingkat nasional, pelatih nyuruh lo buat fokus latihan balapan mobil dulu katanya," jelasnya secara rinci. Rayanza mengangguk paham.

Setelah percakapan itu hening hingga beberapa menit, sebelum akhirnya Mahen membuka suara."Ray besok hari peringatan kematian nyokap lo, lo gak lupakan?"

"Ingatlah ege, yakali gak inget. Besok juga gue mau nengokin kuburan mamah udah lumayan lama juga gue gak kesana," ucapnya. Dengan ekspresi biasa saja gak sedih ataupun seneng. Datar!

"Yaudah besok gue sama Kai terus Tama bakalan nemenin lo kesana."

Rayanza mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada mereka bertiga, yah walaupun didunia ini dirinya sebatang kara, Rayanza merasa bersyukur karena Tuhan masih berbaik hati mengirimkan tiga titisan setan itu padanya. Rayanza tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya jika tidak ada mereka bertiga, pasti Rayanza kesepian.

Yah walaupun ketiganya seperti titisan dajjal tapi gak papa, Rayanza ikhlas.

"Ray," panggil Tama, membuat Rayanza yang sibuk dengan ponselnya menoleh kearah Tama.

Rayanza [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now