"Tolong ambilkan sarung tanganku Lucy!" Ucap Thalia.

"Silahkan Nona!" Lucy memberikan sarung tangannya pada Thalia.

Thalia memakai apron(celemek) yang sudah di persiapkan perawat, ia juga memakai sarung tangan dengan cepat "Jelaskan padaku riwayat pasien ini?"

Lucy mengangguk "Pasien bernama Nyonya Y berusia 30 tahun, kehamilan kedua, usia kehamilan berjalan 5 bulan. Beliau rutin memeriksakan kehamilan ke sini, Nona!" Jelas Lucy.

"Lalu, bagaimana keadaan saat pasien datang?" Tanya Thalia lagi.

"Pasien datang karena mengeluarkan darah banyak dan terasa nyeri pada perutnya. Sudah 2 kali juga pasien datang ke RS ini untuk memeriksakan diri dengan keluhan yang sama," Jawab Lucy.

Thalia melakukan inspeksi(melihat), tampak gumpalan darah yang cukup banyak membeku di depan area kewanitaan pasiennya. Hidung Thalia tercium bau anyir darah yang sangat berbeda dengan bau anyir darah yang keluar akibat luka di kepala saat kecelakaan yang terkesan lebih kuat dan mampu membuat orang lain pingsan. Thalia segera mengambil kain bersih dan menyeka darah tersebut, setelah gumpalan darah bersih tampak aliran darah masih mengalir perlahan.

Thalia segera mengarahkan pasien dengan posisi litotomi, ia melakukan pemeriksaan dalam. Thalia merasakan banyak gumpalan darah di jalan lahir milik pasien, perlahan ia mengeluarkan gumpalan darah tersebut. Setelah gumpalan darah berhasil di keluarkan, Thalia segera melakukan pemeriksaan dalam.

Ia merasakan sudah ada pembukaan sebesar 2 jarinya, perlahan ia mencoba memeriksa bagian dalam rahim masih terdapat jaringan yang tertinggal, kemungkinan itu adalah jaringan plasenta(jaringan ari-ari).

"Lucy, apakah gumpalan darah berisi janinnya sudah keluar?" Tanya Thalia memastikan.

Lucy mengangguk "Sudah Nona! Janinnya sementara berada di ruang pembersihan alat," Jawab Lucy.

Kali ini Thalia memerlukan tindakan kuretase untuk menyelamatkan nyawa pasien di depannya karena perdarahannya cukup aktif karena masih terdapat jaringan di dalam rahim pasien.

"Lucy! Panggil dan siapkan ruangan untuk tindakan kuretase!" Titah Thalia.

"Baik Nona!" Ujar Lucy kemudian berlari untuk segera mengumpulkan mitra tim. Lucy sudah mengerti dengan tindakan kuretase karena tindakan tersebut sudah pernah mereka lihat beberapa kali, tentunya Thalia yang mempelopori tindakan tersebut.

Lucy dibantu Lisse menyiapkan perasat untuk tindakan kuretase. Lisse sudah memanggil tabib yang ahli dalam bidang pembiusan, peran tabib tersebut sangat penting karena merekalah yang memahami obat bius.

Lucy menyiapkan perasat di atas troli yang di desain apik dan terbuat dari besi dan baja--terimakasih sekali lagi untuk Duke Aaron yang sudah bersedia menjadi perantara pembuatan peralatan medis terbaru. Lucy dengan telaten dan hati-hati mempersiapkan perasat tersebut karena setiap peralatan yang akan mereka gunakan sudah dalam keadaan steril. Ia menggelar kain berwarna hijau dan menata perasat di atasnya diantaranya ada Tang Kuretase, Tenakulum, Speculum cocor bebek atau sim, Klem ovum atau Fenster Klem, Cunam Abortus, Tampon Tang, Sonde Uterus, Dilatator Uterus. Setelah berjejer rapi di atas troli, Lucy menutup kembali perasat tersebut dengan kain yang sama agar terjaga kesterilannya. Ia tak lupa meletakkan Waskom untuk menampung jaringan tepat di bawah meja ginekologi yang nantinya di gunakan untuk kuretase.

Lisse mempersiapkan pasiennya di atas meja ginekologi dengan posisi litotomi dengan kedua kaki pasien berada di atas peyangga kayu yang telah di lapisi kain steril. Pasien sudah tertidur pulas karena pembiusan total yang di lakukan tabib. Thalia mengambil posisinya, ia memakai jubah kebesarannya berwarna hijau dengan sarung tangan. Wajah cantiknya tertutupi masker dengan warna senada. Thalia pun duduk di kursi, ia menghadap tepat di depan area kewanitaan pasien yang akan ia kuretase.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now