"Apa kau tak khawatir mereka akan mengkhianatimu nantinya?" Tanya Thalia lagi, ia menatap Ace serius.

Ace tersenyum samar "Mereka tidak akan melakukan hal itu. Karena tujuan kita sama, yaitu membangun sebuah Wilayah Kekuasaan baru."

"Kau gila Ace!" Seru Thalia frustasi.

"Aku juga sudah berjanji padamu Tha! Aku akan membuatmu menjadi penguasa tertinggi Kekaisaran Acelia nanti. Aku akan membuatmu menjadi Permaisuri pertama di Kekaisaranku nanti," Ace mengatakannya dengan nada penuh tekad dan ambisi.

Hati wanita mana tidak berbunga-bunga kalau mereka di janjikan menjadi Penguasa Tertinggi. Ace benar-benar membuat Thalia tak bisa berkata-kata, pria itu benar-benar akan mewujudkan keinginannya. Tak perlu bukti lagi, karena sekarang di depan mata Thalia sudah ada bukti yang sangat jelas. Pasukan Shadow Knight dengan jumlah mereka yang tak sedikit.

"Ayo kita kesana!" Ajak Ace, ia meraih tangan Thalia. Gadis itu hanya menurut nengikuti langkah Ace dengan hati-hati.

***___***

Hawa panas dari api unggun membuat Thalia merasa nyaman, hidungnya mencium wangi daging yang bakar di atas bara api unggun lain. Thalia duduk di atas batang kayu bersama Ace yang kini sedang berbicara serius dengan seorang pria yang seumuran dengannya, dia adalah William asisten kepercayaan Ace.

Thalia menatap beberapa orang yang sibuk membakar daging. Thalia juga melihat ada kacang tanah, dan cabai, terbesit dalam hatinya membuat sambal kacang. Tapi sayangnya, di tempat itu tidak ada kecap. Thalia menghembuskan nafas panjang, keinginannya untuk membuat sambal kacang pun berakhir sirna.

"Nona silahkan! Nona pasti belum makan malam!" Pemuda bernetra coklat senada dengan warna rambutnya memberikan piring berisi daging bakar.

Thalia menerima piring berisi daging bakar tersebut "Terimakasih Tuan!" Sahutnya.

Pemuda itu tersenyum "Panggil saja saya Raymond, Nona!"

"Saya Zeyrav, Tuan Raymond," Thalia pun menyuapkan daging bakar tersebut. Kedua matanya membola, rasanya gurih meskipun tanpa saus, dagingnya sudah sangat juicy saat di gigit "Enak sekali!" Ujar Thalia.

Raymond tertawa "Daging bakar buatan Pangeran Davien memang selalu enak, Nona!" Jawabnya.

Thalia kaget "Pangeran? Saya takjub seorang pangeran bisa membuat makanan seenak ini!" Kata Thalia jujur.

"Kau bisa mengambil lagi jika ingin!" Suara bariton membuat Thalia menoleh ke sumber suara.

Pria berbadan kekar, ia memiliki wajah rupawan dan terkesan cuek. Ia memiliki warna rambut dan iris mata sama seperti Raymond.

"Terimakasih, tapi ini sudah cukup untuk saya, Tuan!" Tolak Thalia halus, gadis itu kembali menyuapkan potongan daging ke mulutnya.

"Pangeran tidak ikut menyantap makan malam juga?" Tanya Raymond.

Davien mendengus kesal "Jangan memanggilku seperti itu! Aku sudah memperingatkanmu Ray!" Protes Davien kesal.

"Aku hanya merasa nyaman saja memanggilmu seperti itu," Kilah Raymond.

"Kita di sini sama Ray. Memang kita sama-sama Putra Mahkota, tapi itu sebelum Kerajaan kita hancur," Ujar Davien.

Thalia hanya memperhatikan, ia baru menyadari dua orang di depannya merupakan Putra Mahkota dari Kerajaan Whenz dan Kerajaan Papiloida. Ace pun mengalihkan perhatiannya kepada Thalia, ia sudah selesai berbicara dengan William. Ace dengan jahilnya mengambil potongan daging yang akan Thalia santap, gadis itu mendelikkan matanya, bibirnya manyun karena kesal.

"Itu milikku!" Sergah Thalia kesal.

"Tapi sudah di dalam mulutku. Mau kau ambil Tha?" Tanya Ace jahil, Thalia melengos kesal. Ace tertawa.

Semua orang sedang menikmati hidangannya di piring masing-masing. Setelah selesai mereka saling bercengkrama sambil menikmati kehangatan api unggun.

"Aku dengar Raja Liam jatuh sakit. Dan sekarang, Putra Mahkota sudah naik tahta menggantikan posisi Raja," Kata Raymond yang mendengar rumor dari beberapa orang di barak mereka.

Thalia membelalakkan matanya, ia terkejut sejak kapan Raja Liam sakit. Seingatnya saat bertemu, Raja Liam masih sehat, segar dan bugar. Ia juga tak menyangka pengangkatan Ricard menjadi Raja juga akan secepat itu. Di dalam novel tidak ada alur yang menjelaskan Ricard naik tahta menjadi seorang Raja.

"Aku heran kenapa pengangkatan Raja baru tidak menunggu Pangeran Ace. Meskipun hanya sebatas saudara tiri."

"Penobatan tersebut terkesan tergesa-gesa, selain desakan dari fraksi Ratu. Pihak kerajaan juga tidak akan menerima Pangeran Kedua karena dianggap sebagai ancama akan kehancuran Kerajaan Orthello,"

"Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang Pangeran?" Tanya Davien dengan tatapan seriusnya.

Netra merah Ace berkilat "Kita biarkan saja dulu dan tetap mengamati. Bersiap-siaplah kalian jika aku sudah memberikan pesan kepadamu, Davien!" Kata Ace dengan nada dinginnya.

Thalia mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan perang antar saudara terjadi. Dan pastinya akan berimbas pada bisnis baju, serta RS juga akan penuh dengan korban peperangan. Ia berharap perang tidak akan terjadi, tapi di sisi lain Ace juga berhak mendapatkan haknya sebagai pewaris sah dari Ratu pertama Kerajaan Orthello, Ratu Lionix.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now