Bab 20 : Menyambut Pagi Bersamamu

11 2 0
                                    

Mungkin karena malam ini aku merasa ada yang menemaniku. Meskipun ini hanya secara virtual saja. Namun entah kenapa, aku merasa lebih tenang sekarang.

Merasa tidak sendirian lagi, Tapi apa besok kita bisa seperti ini lagi? Mendadak saja aku kepikiran seperti ini.

Mungkinkah secepat ini aku merasa nyaman sama kamu? Lelaki yang datang di waktu yang sangat tepat.

Tanpa aku sadari, lamunan panjang ini mengundang rasa kantuk secara perlahan-lahan. Sehingga, aku pun mulai terlelap dalam tidur yang damai malam ini.

***

Mataku terasa sedikit silau pagi ini, apakah matahari sudah setinggi itu? Tetapi cuaca masih terasa begitu dingin. Lalu, silau apakah ini? Apakah dia datang menemuiku?

Perlahan aku pun mulai membuka mata. "Aww!!!" ternyata itu adalah cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamarku.

"Memangnya jam berapa sih?"

Merasa kesal karena masih terasa ngantuk sekali, aku meraba-raba sekeliling untuk mencari handphone.

"Ehh?" aku kaget karena di Lockscreen muncul tampilan panggilan bersama Rifan. Sepertinya aku lupa kalau semalaman kami sleepcall.

Terenkripsi secara end-to-end

Muhammad Tri Fani

5 : 50 : 52

  

🔊        📷       🎙       📞

"Lima jam?" mataku seketika terbelalak dengan kesadaran yang masih 0.5 ℅ ini.

Mengapa aku kaget sampai segitunya? Yes, kaget banget dong! Selama ini kan aku belum pernah yang namanya sleepcall.

Makanya aku baru tahu juga, kalau sleepcall itu bisa bikin tidur lebih tenang gitu rasanya. Tapi enggak tahu juga sih kalau orang lain.

"Tapi apa dia belum bangun?"

Tampaknya Rifan sudah bangun atau sudah beraktivitas, karena hening sekali kedengarannya. Tapi, apakah dia meninggalkan handphonenya?

"Rifan?"

Aku mencoba memanggilnya dengan lembut sekali, supaya tidak membuatnya kaget.

"Rifan?"

Masih belum ada jawaban sama sekali, kemana kamu sih? Lagi mimpi indah ya kamu? 😛

"Rifan?"

Terakhir kalinya, aku sedikit mengeraskan volume suara. Takutnya handphonenya tidak di Loudspeaker saja.

Tak lama setelah aku memanggilnya sekitar tiga kali. Mulai terdengar pergerakan darinya, kamu sudah bangun?

"Putri?"

"Iya rifan, sudah bangun?"

"Iya udah, aku kesiangan"

"Jadi sekarang gimana?"

"Putri, aku harus siap-siap karena buru-buru. Tapi nanti aku hubungi lagi."

Memang bener sih kalau Rifan kesiangan, karena seperti yang sudah dia ceritakan sebelumnya. Seharusnya sekitar jam tujuh itu dia sudah membuka Toko Air Minumnya.

My Love in gamesHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin