04. Taufan dan Fanfan

122 6 1
                                    

Halilintar memandang Fanfan yang sibuk mempelajari cara menjaga pokok bunga bersama Duri. Solar yang keluar rumah ikut memandang Fanfan dan Duri serta Halilintar.

Solar: apa....abang udah terima Fanfan sekarang? Maaf bertanya.

Halilintar: .......abang butuh waktu lebih untuk terima Fanfan, Lar.

Solar: plis deh! Jangan panggil aku Lar!

Halilintar: terus apa? Bensin? Itu aja cukup baik dari tong bensin.

Solar: panggil aku Solar si ganteng dong~ masa lo samain aku dengan bensin, heh?

Halilintar: sumpah, Lar....gua geli liatin lo mulu.

Fanfan: abang Duri, emang abang Hali ama abang Solar kenapa bertengkar?

Duri: udah biasa mah keluarga kita, riuh dengan suasana kecoh dan ketengkaran saudara. Ya, daripada sepi kan? Kayak dulu.

Fanfan: emang kenapa sepi, bang?

Duri: sejak kematian abang Taufan, suasana rumah bukan seperti gini. Abang Hali sering kurung dalam bilik, abang sama Abang Blaze tiada teman buat main. Yah, pokoknya sepi deh. Tapi, berkat kamu, Fan, semuanya udah kembali seperti dulu.

Fanfan mulai mengerti betapa pentingnya seorang insan bernama Taufan pada keluarganya. Duri mengatakan yang sifatnya mirip seperti sifat Taufan. Bahkan Fanfan juga sering senyum dan ceria seperti Taufan.

Fanfan: (pov) pantesan abang Hali langsung shock bila aku tersenyum ramah. Kukira dia lagi kesampuk.

Solar: terserah abang lah mau panggil aku apa, tapi jangan nama aneh² juga kali!

Halilintar: alah, macamlah kau tak panggil aku nama² aneh! Dahlah nak masuk rumah! Jadi gak mood gua!

Solar: gak mood mulu ini anak! Heran dah gua!

Duri: udah, Lar. Abang Hali beneran gak ada mood. Kau tau sendiri kan gimana dia bila gak mood?

Solar: iya juga ya.

Malam itu, Fanfan sekali lagi masuk ke dalam bilik Taufan untuk mengambil bingkai yang ditinggal nya. Fanfan menatap bingkai itu dengan teliti, atau lebih tepatnya lagi, seseorang dalam bingkai itu.

Fanfan: jadi, yang bertopi biru ini abang Taufan yang mereka ngomong² terus? Hmmm....benar juga kata Bang Duri. Aku bila senyum keliatan mirip abang Taufan.

???: jadi kamu Fanfan?

Fanfan tersentak lalu memandang belakang. Keliatan seseorang yang berdiri tepat kearahnya. Fanfan sangat mengenali wajahnya.

Fanfan: k-kau.....

Flashback:

Fanfan: aduh, haus banget dah. Mana gelap lagi...

Fanfan berjalan menuju tangga, namun terhenti dengan cahaya terang di bilik Halilintar lalu mengintai perbualan mereka, atau lebih tepat lagi, dua orang.

Taufan: abang, janji ya sama Taufan? Kau harus berbaik dan menerima dirinya... Dia adalah adikmu sekarang...

Halilintar: tak! Hanya kau adik kesayanganku! Ga ada sesiapa!

Taufan: Li, aku memang adik kesayangan mu, tapi aku udah gaada dari dunia, bang...bisa juga kalau adik kesayangan mu jadi dua!

Halilintar: ......aku usahain... tapi kau harus janji untuk datang sini lagi...

Fanfan melihat Taufan tersenyum, sama persis kayak dirinya. Dia sempat melihat wajahnya sebelum ia menghilang.

Fanfan: (pov) apa aku halusinasi? Kenapa ada roh di bilik abang Hali? Atau aku salah liat kali ya? Ya sudah lah. Barangkali aku hanya halusinasi saja.

Flashback ended

Taufan: ya, Fanfan. Itu aku yang berada di bilik abang Hali. Kau juga bisa melihatku?

Fanfan: lah, kukira lo munculin diri doang.

Taufan: ya, mana bisa. Gua aja gak ngerti gimana harus munculin diri.

Fanfan: kau.....sama persis kayak diriku. Hanya beda spesis.

Taufan: jadi lo neko?

Fanfan: iya. Kok abang bisa tau?

Taufan: aku udah lama memerhati kalian semua, Fan. Bahkan aku tahu keluarga lo dimana.

Fanfan: apa?! Dimana keluarga aku, bang?!

Taufan: mereka bersamaku, Fan. Hanya kamu yang masih hidup.

Fanfan hanya bisa menahan rasa sakit dan sedih yang menyelubungi hatinya. Ternyata dia memang hidup sebatang kara.

Taufan: kemarilah, Fanfan. Lo gak bakal kenapa² kok bila lo dipeluk.

Fanfan mulai memeluk Taufan dan melepaskan rasa sakitnya bila mendengar status keluarga lamanya. Taufan hanya bisa menenangkan Fanfan yang terasa kehilangan.

sepertinya Taufan salah deh, karna keluarga Fanfan sebenarnya masih hidup dan akan diceritakan di chapter yang akan datang :^
---------------
599 words

Reinkarnasi Taufan(Taufan fics)Where stories live. Discover now