0.0 : Menuju Istana Varryn

128 56 463
                                    


    SLEP!

    Sebuah anak panah melesat dan langsung mengenai sasaran. Sementara Si pemanah yang melihat itu langsung tersenyum penuh kepuasan, lalu kembali ke tempat duduknya sambil mengusap peluh wajahnya.

    "Latihan yang melelahkan, bukankah begitu, Luke?" tanya Si pemanah tersebut yang rupanya adalah Jaemin.

   "Ya, sangat melelahkan bagi manusia sepertimu," ujar Luke, kucing peliharaan Jaemin.

    Jaemin hanya tersenyum, lalu dia mengelus lembut bulu-bulu panjang Luke. Sementara Luke hanya mendengkur pulas di pangkuan tuannya. Ya, kucing itu tampaknya sangat kelelahan karena mengikuti tuannya latihan memanah.

    "Oy, Nana!" Terdengar suara panggilan yang sangat Jaemin benci. Jaemin memang sering dipanggil Nana karena nama lengkapnya, Na Jaemin.

    "Bisakah kau berhenti memanggilku Nana?" desis Jaemin sebal sambil menatap Si pemanggil yang tak lain dan tak bukan adalah Yangyang. Ya, Jaemin memang tidak suka dipanggil dengan sebutan Nana karena nama itu seperti perempuan.

    "Tetapi nama itu manis! Oh, halo, Luke! Kau ingin bermain dengan Coco?" sapa Yangyang kepada Luke seraya menggendong Coco, kucingnya.

    "Tidak perlu mengajak kucingku bermain, sekarang apa maumu di sini? Mengapa tidak di Istana Draga?" Jaemin langsung menyerang Yangyang dengan sejumlah pertanyaan.

    "Aku hanya ingin berjalan-jalan. Omong-omong, kau ingin ke Istana Varryn?" tanya Yangyang tiba-tiba.

    "Untuk apa? Kak Jinki belum sama sekali memanggil kita," jawab Jaemin tidak acuh.

    Yangyang mengangkat bahunya. "Sekadar mengunjungi saja memangnya tidak boleh?" ucapnya.

    Jaemin terdiam, apa yang dikatakan Yangyang sebenarnya ada benarnya. Namun, sepertinya dia malas untuk pergi ke manapun saat ini. Di sisi lain, pasti kakak-kakaknya juga tengah merindukan mereka.

    "Bagaimana jika kita ke istana sebentar?" tanya Jaemin setelah berpikir sebentar.

    Mendengar itu, wajah Yangyang seketika menjadi cerah. Lalu dengan penuh antusias dia berdiri, bersiap untuk mengambil kudanya. Begitu juga dengan Jaemin yang juga turut mengambil kudanya. Kini, yang tertinggal di sana adalah Si kucing Coco dan Luke.

    "Tuanku memang orang yang mudah luluh," ucap Luke sambil memerhatikan Jaemin.

    "Sementara tuanku adalah tukang rayu yang baik," timpal Coco dengan wajah mengantuk.

    Sementara itu, Yangyang dan Jaemin memacu kuda mereka menuju Istana Varryn. Untungnya, perjalanan mereka berjalan lancar tanpa halangan apapun, terutama saat mereka memasuki hutan. Ya, saat ini kondisi hutan di Valkyryn sedang sedikit tidak aman karena beberapa makhluk hutan sering melapor bahwa mereka diganggu oleh sesuatu yang tidak kasat mata.

    Sesampainya di Istana Varryn, dua pangeran muda itu langsung membawa kuda mereka ke istal, lalu berjalan memasuki istana. Akan tetapi, entah mengapa mereka menemukan kejanggalan di sana. Yaitu keadaan istana yang sudah sangat kacau dengan kepanikan di mana-mana.

    "Ada apa ini? Mengapa kami disambut dengan hal seperti ini?" tanya Yangyang kebingungan.

    "Maaf, Paduka. Tetapi kami harus memberitahu kalian bahwa Yang Mulia Raja menghilang!" jawab seorang pelayan dengan panik.

    "Apa?!" Jaemin dan Yangyang saling menatap satu sama lain, terkejut dengan perkataan pelayan tersebut.

    


INTO THE WOODSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang