Perawat pun datang untuk mengecek keadaan Duchess, Thalia mengikuti langkah mereka dan memperhatian cara mereka merawat luka bekas operasi. Thalia sesekali memberikan instruksi dengan memberikan bahasa isyarat. Ia tak mungkin menegur perawat di depan pasien, karena hal itu akan membuat si perawat tidak percaya diri dan menurunkan martabat serta rasa kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.

Raja Helium beranjak duduk di samping Ace yang sedari tadi diam mengamati. Ia berdehem sebentar "Jadi besok akan kembali ke Orthello?"

Ace mengangguk singkat "Tak ada waktu lagi Yang Mulia. Lagipula Thalia juga harus kembali ke RS,"

Raja Helium terkejut "Jadi, Thalia perawat RS,"

Ace mengangguk "Mungkin setara Tabib Ahli,"

Raja Jelium ber-oh ria dengan ekspresi takjub, tak heran jika Nathalia mampu menyelamatkan nyawa Duchess Willy padahal Tabib terbaik pun tak bisa melakukannya. Ia jadi berminat mengundang Thalia ke Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan di Renegades agar kualitas kesehatan RS di Renegades tak kalah dengan Orthello. Raja Helium sangat ambisius dalam memajukan Wilayah Kekuasaannya.

"Terimakasih sudah menyambut bahkan membantu kami Yang Mulia. Saya tidak bisa membalas anda," Ucap Ace.

Raja Helium terkekeh "Cukup kau menerima tawaranku tempo hari, jika mereka sudah bergerak, segera beritahu aku! Renegades akan selalu mendukungmu Nak! Sama seperti Ibumu Lionix dan Bibimu Leonor!" Ucap Raja Helium dengan tatapan sendunya--ia teringat kedua adik mungilnya itu.

"Baik Yang Mulia! Saya akan laksanakan,"

"Dan satu lagi, jika kalian menikah jangan lupa untuk mengundangku! Meskipun aku merasa hubungan akan bertemu rintangan kedepannya! Aku akan datang ke pesta pernikahan kalian berdua,"

Ace terdiam, ia hanya menatap Thalia yang asyik berbincang dengan Duchess Willy. Dalam hati ia hanya ingin secepatnya menjadikan Nathalia istrinya. Karena ia tahu kakak tirinya tak akan tinggal diam melihat Nathalia jatuh ke pelukannya.

Seperti rencana, keesokan harinya Ace dan Thalia kembali ke Orthello. Perjalanan mereka begitu menyenangkan, sekaligus mengharukan. Duchess Willy berat hati berpisah dengan Nathalia, wanita yang menyelamatkannya. Ia merasa nyaman berteman dengan Thalia karena ia merasa Nathalia berbeda dengan wanita-wanita bangsawan pada umumnya. Ia juga suka karena Nathalia memiliki wawasan yang luas.

***___***

Aula pertemuan istana Orthello sudah ramai dengan kehadiran para bangsawan dan menteri penting kerajaan. Sudah terdengar rumor tentang Raja Liam yang jatuh sakit, posisi Raja juga kosong di gantikan sementara oleh Sang Ratu. Beberapa bangsawan dan menteri mendesak untuk mengangkat Putra Mahkota menjadi Raja. Karena mereka tidak ingin tersiar bahwa posisi Raja yang kosong akibat pemimpin mereka sedang terbaring lemah di tempat tidur. Sudah 4 hari sang Raja masih terbaring sakit.

Ricard yang duduk di singhasana untuk Putra Mahkota menatap seluruh bangsawan dan para mentri berdebat. Sebagian mereka terpecah menjadi 3 bagian. Netral, Pendukung Kerajaan seperti Mentri sebagian bangsawan yang tak lain pengikut Ratu Julie, dan bangsawan serta rakyat menjadi Pendukung Pangeran Kedua--karena Rakyat Orthello lebih menyukai Ace dengan rumor buruknya daripada Ricard sang Putra Mahkota.

"Apakah pengangkatan Putra Mahkota menjadi Raja ini tidak di nilai terlalu cepat Yang Mulia Ratu? Mengingat Pangeran Ace tidak hadir dalam pertemuan hari ini?" Ujar Duke Aaron--Duke Aaron tahu Putrinya bersama Pangeran Ace sedang berada di Kerajaan Renegades selain karena surat yang datang dari William yang mengabarkan bahwa Ace meminta izin membawa Nathalia ke Kerajaan Renegades, 2 hari yang lalu ada beberapa hadiah yang di kirim langsung dari Duke Lorenza wilayah Renegades sebagai ucapan terimakasih karena Putrinya Nathalia berhasil menyelamatkan Istri dan Calon Penerusnya. Duke sempat menahan emosinya karena Ace tidak berbicara secara langsung kepadanya--dalam hati Duke Aaron akan memberi Ace sedikit pelajaran.

Duke Aaron beberapa kali terkejut karena hadiah itu terkesan cukup banyak. Selain Gaun-gaun mewah, terdapat Perhiasan serta beberapa cinderamata khas Kerajaan Renegades. Ia tak menyangka Putrinya yang dulu sangat manja, dan hanya tergila-gila pada Putra Mahkota bisa berubah menjadi Putri yang mandiri, tangguh, serta berjiwa sosial tinggi. Duke Aaron merasa bangga dengan pencapaian Nathalia.

"Tentu tidak terlalu cepat Tuan Duke. Malah lebih cepat lebih baik, karena akan sangat beresiko jika posisi Raja kosong," Ujar Mentri yang menjawab pertanyaan Duke Aaron, senyuman remeh tersungging di bibir Ricard.

"Tidakkah lebih baik menunggu Pangeran Kedua terlebih dahulu?" Ujar Bangsawan yang mendukung Pangeran Kedua.

"Kita tidak akan tahu kapan Pangeran Kedua akan hadir ke istana ini. Apakah anda semua lupa tentang siapa Putra Mahkota di kerajaan ini? Sementara pemimpin kita sedang terbaring sakit, lantas siapa lagi yang akan mengerjakan semua tugas Raja?" Sergah Mentri itu lagi "Apakah sang Ratu harus membawa semua beban berat itu? Padahal di sampingnya sudah terlihat dengan jelas sang Putra Mahkota,"

Ratu Julie menyunggingkan senyuman tipisnya, ia memang tidak bisa grasak grusuk "Putra Mahkota akan menggantikan Raja Liam untuk sementara waktu, hingga sang Raja sembuh dari sakitnya," Sahut Ratu Julie.

Ratu Julie dengan wajah datarnya berdiri "Saya sudah memikirkannya secara matang. Karena tidak memungkinkan kita akan mengusik waktu istirahat Raja Liam yang masih dalam proses penyembuhan dengan berbagai macam tugas kenegaraan. Belum lagi, jika posisi sang Raja kosong maka akan berdampak pada stabilitas Kerajaan Orthello. Jadi, menurut saya setelah mendengar segala masukan, saran, serta perdebatan yang cukup menguras pemikiran. Saya akan mengambil jalan tengah. Saya Ratu Julie akan tetap menobatkan Putra Mahkota sebagai Raja menggantikan Raja Liam hingga beliau sembuh. Setelah hari itu tiba, maka keputusan selanjutnya ada pada sang Raja," Ujar Ratu Julie membuat sebagian dari mereka hanya mengomel dalam hati.

Setelah Ratu Julie mengeluarkan suaranya, dalam beberapa menit keheningan menyerang aula istana. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing. Seandainya Pangeran Kedua ada di hari pertemuan tersebut, maka mereka akan mengajukan pemungutan suara. Karena mereka yakin Pangeran Kedua memiliki pendukung yang kuat.

Penobatan Raja baru pun di mulai dengan khidmat. Putra Mahkota pun naik tahta menjadi Raja menggantikan kedudukan Raja Liam. Pendukung Pangeran Kedua memilih diam dan mengalah, tapi mereka tetap memantau. Mereka tidak akan segan untuk memberontak kerajaannya sendiri, jika kepemimpinan Raja baru mereka tidak seperti Raja Liam.

🌹🌹🌹

Izin gak update beberapa hari ya!!

Entah kenapa mood aku nulis jadi sedikit berkurang, selain tabungan chapter aku sudah habis..

Aku tanya, apa ceritaku ini dari awal sampai kesini mirip dengan cerita seseorang??

Jujur aku mendapat komen seperti itu dan sukses membuatku down menulis..
Setidaknya kalau ingin berkomentar ceritaku mirip, bilang lah mirip sama cerita siapa? Jadi, aku bisa ikutan baca wkwkwkwk.....

Mending aku dapet kritikan pedas soal typo, kesalahan penulisan, sama kelemahan karakter daripada ada yang komentar mirip sama cerita seseorang(#aku baperan yah wkwkwk).. Berasa "Ahh malas lanjutin aku mah!"

Semangat selalu

Salam Manis Dariku

NING SRI 😘

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now