Menceritakan kehidupan seorang remaja yang tidak merasakan kasih sayang sedari kecil dari kedua orang tuanya.
Ia lahir dari keluarga yang broken home dan harus menjadi bantaian dari setiap hal yang yang bahkan tidak ia ketahui.
Kehidupannya lebih ba...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Siang ini Nana pulang awal karna guru rapat.
Nana meminta di antarkan ke kantor Daddy-nya dengan Pak Lim.
Karna Nana takut sendirian di rumah.
Nana sebelumnya sudah pernah ke kantor tersebut sebelumnya bersama sang Daddy, sewaktu Mommy-nya Masih ada.
Nana aman asal ada Jeno.
Saat Nana ingin masuk, ia di berhentikan oleh satpam.
"Mau bertemu siapa ya?" Tanya sang satpam.
"Nana mau ketemu Daddy" jawabnya takut-takut sembari menunduk.
"Siapa Daddy mu?" Tanya satpam tersebut.
"Daddy Jeno" jawab Nana pelan.
"Anak pak Jeno?" Tanya satpam tersebut memastikan.
"Ya Tuan Nana adalah anak dari pak Jeno" sahut sang resepsionis yang mendengar dan melihat apa yang terjadi di depan pintu masuk.
Resepsionis tersebut menghampiri dan membungkuk hormat selama beberapa detik pada Nana.
"Maaf Tuan, dia adalah satpam baru, jadi tidak mengetahui kalau tuan Nana adalah anak dari Pak Jeno" ujar sang resepsionis.
Nana mengangguk dan tersenyum.
"Tidak apa kak. Boleh Nana sekarang menemui Daddy?" Tanya Nana.
"Boleh, silahkan masuk Tuan" jawab sang resepsionis.
Nana mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk menuju ruangan Daddy-nya.
Saat sampai di depan ruangan, Nana langsung membuka pintu dan masuk.
Dan saat ia masuk, ia menemukan Daddy-nya yang sedang tertawa bersama dengan seorang wanita dewasa seperti Daddy-nya itu di sofa tamu.
Jeno yang menyadari ada yang masuk ke ruangannya itu menghentikan tawanya.
"Oh Nana, kenapa kok ada di sini?" Tanya Jeno seperti tak percaya kalau Nana ada di kantornya.
Nana menatap wanita yang juga sedang menatapnya itu.
Lalu ia menatap Jeno.
"Kenapa kalau Nana di sini? Daddy gak suka? Daddy keganggu ya? Oke Nana pergi!" Sahut Nana sembari keluar dari ruangan tersebut.
Jeno segera mengejar keluar ruangan dan ia berhasil meraih tas punggung Nana untuk ia tarik.
Nafas Jeno memburu menatap Nana.
"Ada apa denganmu? Kenapa menjawab pertanyaan Daddy seperti tadi? Apa salah Daddy bertanya seperti itu? Sopan kamu menjawab pertanyaan Daddy seperti itu?" Tanya Jeno sembari menatap Nana lekat.
