Menceritakan kehidupan seorang remaja yang tidak merasakan kasih sayang sedari kecil dari kedua orang tuanya.
Ia lahir dari keluarga yang broken home dan harus menjadi bantaian dari setiap hal yang yang bahkan tidak ia ketahui.
Kehidupannya lebih ba...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Brakk
"Daddy! Daddy!" Seru sang anak.
"Kenapa Nana.. Kebiasaan masuk kamar Daddy selalu grasak-grusuk" ujar sang Daddy yang bernama Lee Jeno.
"Waaah belalai Daddy gelantungan kayak Dora" ujar sang anak yang bernama Nana ketika melihat penis Daddy nya.
Ya, karna memang Daddy nya itu baru selesai mandi dan hendak memakai dalamannya, namun kedatangan sang anak selalu tak bisa di prediksi.
"Boots Nana... Sejak kapan Dora gelantungan? Ngawur, percuma nonton Dora setiap hari" ujar Jeno sembari memakai dalamannya.
Nana cengengesan dan menaiki tempat tidur dengan berutal.
Sang Daddy menghela nafas.
"Daddy, kata Daddy kuburan Mommy masih basah? Tapi tadi pas Nana pegang tanahnya udah kering kok" ujar Nana yang membuat Jeno mengetok kepalanya dengan ponselnya.
Jeno kini membaringkan tubuhnya di kasur, di samping Nana yang duduk menghadap Jeno.
"Itu pribahasa yang tandanya kuburan nya masih baru, alias Mommy mu masih belum lama mati" jelas Jeno.
Nana mengangguk paham.
"Oh begitu.." ujar Nana.
"Mau tinggal sama Daddy atau tinggal sama Ayahmu?" Tanya Jeno.
"Sama Daddy ajalah, soalnya Nana gak tau bahasa inggris kalau tinggal sama Ayah di China" ujar Nana.
Jeno terkekeh dan mencubit pipi anak tirinya itu karena gemes.
Ya, Nana itu anak tirinya.
Jeno menikah dengan seorang single parents yang memiliki satu anak.
Belum sampai satu tahun menikah, istrinya itu mati karna kecelakaan dan meninggalkan Nana bersama Jeno.
Tepatnya 2 Minggu yang lalu kematian istrinya itu.
Ayah kandung Nana ada, tapi dia berada di China.
"Ayah kamu kan tinggal di China Na, ya bahasa China dong, bukan bahasa inggris" ujar Jeno.
"Sama saja Daddy, Nana gak paham kayak bahasa inggris" balas Nana yang membuat Jeno terkekeh.
"Sedih gak Mommy pergi?" Tanya Jeno.
"Tidak, Nana tidak sedih, Nana memang sayang Mommy, tapi kalau Mommy ada, rambut Nana rontok terus karna di jambak, pipi Nana kebas karna sering di tampar, badan Nana juga sakit karna sering di pukuli" jawab Nana yang membuat Jeno menarik Nana untuk ia peluk.
Nana pun berbaring sembari di peluk Daddy-nya itu.
"Tapi kalau ada Daddy, Mommy baik sama Nana" lanjut Nana.
Jeno mengangguk paham.
"Iyalah, Daddy gak bakalan biarin dia pukulin Nana" ujar Jeno.
"Daddy gak sayang kah sama Mommy? Karna waktu itu pas Nana di pukulin, Daddy belain Nana sampai Daddy juga mukulin Mommy" tanya Nana.
