TUJUH

3K 266 97
                                    

08.00

Tok

Tok

Tok

Iqbal mematikan kompor, menaruh roti panggang yang sudah ia buat untuk menjadi santapan sarapannya. Lalu melangkah menuju pintu kamar.

Cklek

"Bal, gua laper. Numpang sarapan dong."

Pintu di buka sudah terpampang wajah Zael, lelaki itu sudah mengenakan almamater dan sepatu.

Iqbal menggeleng,"gue sarapan di kampus."

"Masa? Kok ada wangi-wangi yang enak di dalem, Bal kasihanilah gua."

"Masak Indomie aja sana."

"Bal gua baru pertama kali tinggal sendiri, gua belum nyiapin apa-apa."

Iqbal rolling eyes,"alesan aja terus, masuk."

"Yey makas—"

Iqbal menghindar ketika Zael berjalan mendekat.

Zael mengerutkan keningnya, tapi dia menghiraukan perlakuan Iqbal, dia masuk ke dalam apartemen Iqbal.

Di dalam sana Zael sudah dapat mencium aroma makanan sedap, sungguh dia seperti orang utan yang mencari-cari keberadaan makanan.

Iqbal menggelengkan kepalanya kecil lalu menutup pintunya kembali, setelahnya mendekati Zael.

"Duduk, biar gue bikinin."

Zael menurut duduk di kursi makan, memperhatikan Iqbal sedang memasak sarapan untuk dirinya, sebuah roti panggang dan segelas susu hangat.

Drrrrt

Drrrrt

Mamah
Calling you 📞

"El gimana hidup tanpa mamah? Hm? Sarapan pake apa kamu?"

"Pake roti panggang sama susu."

"Bagus-bagus, kirain kamu bakal makan mie. Bisa buat roti panggang?"

"Gak buat sendiri, di buatin sama tetangga."

"Tetangga?! Siapa?!"

"Iqbal."

Iqbal mendengar namanya di sebut-sebut melirik Zael dari ujung matanya, Zael malah memergokinya dan tersenyum.

Iqbal mendengus, kembali fokus memasak.

"Oh Iqbal, dia tetangga kamu? Bagus-bagus. Kirain siapa."

"Hm, kenapa mamah nelpon?"

"Hari ini habis selesai ngampus langsung pulang ke rumah dulu, mamah mau kenalin sama calon jodoh kamu."

"Loh mah, kan papa lagi gak ada di rumah. Masa—"

"Udah gak usah ngeles, papah udah mamah kasih tau dan dia setuju sama saran mamah. Makanya nanti kesini, dia cantik tau El, pasti kamu suka."

Pip*

Tanpa menjawab lagi Zael mematikan sambungan telepon.

"Nih, habisin."

Zael mengangguk, memakan roti itu, Iqbal juga ikut makan tapi sambil berdiri dan menatap Zael.

"Em... Enak banget, kalo begini caranya gua bisa kan sarapan setiap pagi sama—"

"Gak bisa."

"Kenapa?"

"Ya karena gue gak mau."

Zael mengangguk,"oke, tapi kapan-kapan lu harus ngajarin gua cara masak, biar gua bisa masak buat diri gua sendiri."

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora