IV

2.3K 420 40
                                    

Rama masuk ke dalam rumah yang gelap, melihat ke kamar Roya, kamar satu-satunya di rumah kontrakan kecil ini,
Dengan sangat pelan didorongnya pintu kamar hingga terbuka, berjalan mendekati Roya yang sudah tertidur diatas kasur tipis.
Dia duduk di pinggir ranjang, meraih ujung rambut panjang Roya, menekan ke bibirnya memejamkan mata yang basah.

Semuanya salah Rama.
Tapi bagaimana dia tidak bisa mengatakannya, untuk jujur pada Roya.
Rama takut jika Roya tau yang sebenarnya maka wanita itu akan marah dan membencinya.
Dia tak bisa melepas Roya, berpisah darinya.
Dia mencintai Roya, cinta yang takkan pernah terucap dibibirnya karena bagi Roya dia hanyalah saudara, satu-satunya keluarga Roya.
Tidak masalah selama Roya tetap di sisinya, menyambutnya dengan senyum dan pelukan dan tak ada cinta untuk laki-laki lain.
Dia sudah mencintai Roya jauh sebelum Roya bertemu dan jatuh cinta pada Silas bajingan itu.
Tidak akan ada yang mencintai Roya seperti mana dia mencintai Roya dengan tulus.
Dan lihatlah bagaimana Silas membalas cinta Roya.

Rama ingat bagaimana Roya datang padanya, berlari-lari dengan senyum lebar mendekatinya yang sedang membersihkan kotoran sapi di peternakan.
Roya bilang dia bertemu laki-laki paling tampan yang dilihatnya di dunia ini.
Lebih ganteng dari aktor di TV manapun.
Saat itu Rama hanya tertawa karena untuk pertama kalinya dia mendengarkan Roya bicara tentang laki-laki lain.
selama ini hanya ada Rama di mata Roya.
Lagipula orang ganteng mana yang mau datang ke kampung udik yang tak punya apapun untuk dituju selain kebun karet dan gudang yang baunya bisa membuat orang yang tak terbiasa jadi muntah-muntah.

Lalu Rama melihatnya orang ganteng yang Roya bicarakan.
Bukan hanya ganteng, laki-laki muda lebih seperti titisan dewa, terlalu sempurna dan memikat.
Namanya Silas Armin.
Meski duduk diaras kursi roda dengan kaki yang digips, tidak akan orang yang tidak menoleh dua kali untuk memastikan apa Silas benar-benar wujud atau hanya khayalan.

Silas Armin, cucu dari pemilik perkebunan Karet dengan luas ratusan hektar di mana orangtua Roya dan Rama bekerja mencari sesuap nasi.
Bagi Roya yang baru tamat SMA dan tidak pernah keluar dari kampung tentu saja Silas seperti dewa yang turun ke bumi dengn jubah emas yang menjadi pakaian kebesarannya.

Roya yang biasanya tidak tahan panas, rela berpanas-panasan di kebun karet hanya untuk melihat sosok Silas sekilas.
Roya selalu mencari tau keberadaan Silas, menatap ke puncak bukit untuk melihat sosok Silas yang murung duduk di pinggir tebing diatas kursi rodanya seperti manusia putus asa yang tak berguna.

Rama benci menyadari kalau Roya kini tidak fokus lagi padanya.
Rama marah memikirkan Roya yang selalu berbinar-binar menatap Silas Armin meski hanya terlihat sebesar semut saja dari perkebunan.

Apakah dia cemburu.?
Awalnya Rama sendiri bingung kenapa dia benci pada Silas Armin yang bahkan tidak menyadari keberadaannya, dan kenapa dia selalu menghindari Roya yang tentu saja alasannya karena dia tidak mau mendengar cerita kakak sambungnya itu tentang Silas.
Roya tau semua tentang Silas, seakan membacanya langsung dari Wikipedia.

Binar yang tercipta di mata Roya semenjak bertemu Silas kemudian redup dan mati akibat ulah bajingan itu sendiri.
Bukan hanya sinar di mata Roya tapi Rama bahkan sudah lama tidak melihat senyum Roya yang berkilau.
Sekarang Silas Armin muncul lagi dan entah bagaimana Rama tau kehadiran Bajingan itu hanya akan membuat Roya sengsara, membuka luka lama dan akan membuatnya kembali berdarah.

Rama mengusap kepala Roya.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.
Sekarang saatnya pecundang ini yang akan menjagamu.
Aku akan mencari uang yang banyak, membawamu pindah secepatnya."
Rama menarik napas panjang.
"Aku akan menunggu selama apapun itu, hingga kau melihatku sebagai lelakimu. Mencintaiku seperti cinta yang dulu kau berikan pada bajingan itu.?
Menatapku dengan binar di matamu seperti caramu menatap Bajingan itu.?"

Ya Rama cemburu.!
sangat cemburu hingga hampir gila.
Rama berdosa.
Dia berjanji akan membayarnya.
Tapi bagaimana caranya dia mengakui semuanya pada Roya.?
Apa Roya bisa memaafkannya.?
Apa Roya akan membencinya, takut bertemu dengannya jika tau Rama ikut terlibat dengan apa yang terjadi dulu, bekerjasama dengan perempuan siluman itu.?

Rama menggeleng.
"Tidak. Tidak perlu. Biarkan saja semuanya hilang dibawa arus waktu.
Yang lalu biarkan berlalu."
Ya yang terpenting saat ini.
Semua kesalahan pasti bisa diperbaiki.
Lagipula Rama tidak perlu menambah luka di hati Roya.
Roya tidak akan terluka jika tidak tau.

Ya Rama Tau dia pengecut tidak berguna.
Dia takut menghadapi konsekuensinya.
Dia tidak tidak mau kehilangan Roya.
Meski harus jadi pecundang tapi asalkan terus berada di sisi Roya tidak masalah.
Dia bisa jadi orang tidak berguna yang membuat muak orang lain tapi dia tidak mau diusir dan dijauhi oleh Roya.

Baik Silas, si Security bodoh itu ataupun siapapun tidak bisa memisahkan Roya darinya.
Roya bisa jadi adiknya, wanitanya ataupun majikan pemberi makannya, yang mana saja tidak masalah asal dia bisa selalu melihat dan bicara dengannya.

***************************
(29032024) PYK

Lawyer Boss Where stories live. Discover now