- ❝ t w o ❞ ·˚ ༘

Start from the beginning
                                    

Banyak omelan dan rutukan serta pertanyaan menjadi satu di dalam kepalanya.

"Festival pembukaanya sudah di mulai setengah jam yang lalu.... Nona terlihat sangat menikmati waktu anda untuk tertidur. Sepertinya tidur lebih menyenangkan daripada festivalnya" Kata Matthias yang langsung menohok ke hati Irene.

"Maafkan saya." Senyum Irene dengan terpaksa lalu bangun merapikan gaunnya agar tidak kusut

Dari jendela, Irene sudah melihat banyak sekali orang sudah berlalu-lalang di sekitar museum. Sepertinya pembukaan karya seni ini sudah ditunggu oleh banyak orang.

Banyak para warga dengan bangsawan memenuhi kawasan itu. Irene pun ingin membuka gagang pintu kereta itu, namun lagi-lagi sebuah tangan mendahuluinya untuk membuka pintu itu.

Matthias berjalan turun keluar dari kereta duluan, lalu menatap Irene dengan tatapan khasnya yang dalam namun penuh misteri dan senyumannya yang tak memiliki emosi.

"Lady...." Ucap Matthias mengulurkan tangannya kepada Irene

Ah...

Irene pun menerima uluran tangan Matthias dan turun dari kereta. Tangan hangat itu bersentuhan dengan tangan dingin dari sang calon Duke tersebut. Menimbulkan sebuah percikan aneh di antara mereka.

Irene pun berniat melepaskan pangutan tangan mereka, namun Matthias mencengkram tangannya dan menatapnya sebentar sebelum melepaskannya.

'Lelaki yang aneh' heran Irene.

Iris lavender itu menatap ke arah museum, di mana ia sudah melihat banyak karya seni terpajang dengan megah dan mempesona.

Irene berjalan mengikuti Matthias, ia tidak ingin kehilangan. Gadis itu sangat terpesona akan karya seni di pajang. Seumur hidupnya, ia tidak pernah melihat ada pembukaan karya seni sebesar ini.

Ada lukisan dari bermacam pelukis terkenal, lalu ada juga patung dengan pahatan yang indah. Buku-buku sastra yang langka dan edisi terbatas pun banyak dipamerkan.

Oh iya, omong-omong di mana Claudine dan Riette? Irene menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari dua insan yang belum ia temui sejak awal perjalanan tadi.

"Tuan..." Panggil Irene menatap ke atas sedikit, karena tingginya hanya sampai bawah rahang dari lelaki itu.

Iris biru dan ungu itu kembali bertemu lagi.

"Apakah anda tahu di mana Lady Claudine dan Tuan Lindman?" Tanya Irene

"Mereka berkata ingin pergi ke festival yang ada di sekitar sini, jadi mereka akan menyusul" Jawab Matthias

'ARRGGHH CLAUDINE! KAU TEGA SEKALI'

"Ah... Rupanya begitu" Irene memutuskan kontak mata mereka lalu menatap sekitar kembali.

Kakinya hanya mengikuti langkah kaki dari pemeran utama pria itu, ia tidak tahu harus ke mana jika dia memisahkan diri dari pria itu. Lagipula, ia tidak tahu selak beluk dari tempat yang ada di sini.

Selama pembukaan, mereka berdua hanya berjalan mengelilingi museum itu tanpa arah, mengikuti naluri mereka sendiri.

Hingga mereka sampai ke bagian pameran yang menjualkan kerajinan terbaik mereka. Irene sangat tertarik untuk membeli dari salah satu stand yang ada.

Irene melirik Matthias yang sedang mengamati area tersebut. Dirinya bimbang, apakah ia harus memberitahu kepada lelaki itu bahwa ia akan pergi.

"Apa yang anda lihat Lady?" Tanya Matthias menatap Irene

"Eurm.... Saya akan pergi untuk melihat-lihat....." Ujar Irene mengalihkan pandangannya

"Lalu?" Matthias menaikkan satu alisnya

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Where stories live. Discover now