"Bagaimana dengan nadi dan cairan yang masuk dalam tubuh pasien?" Tanya Thalia lagi.

"Nadi normal, cairan sudah masuk ke dalam tubuh!" Seru pengontrol cairan.

"Baik, tetap kontrol nadi pasien, laporkan jika ada masalah sekecil apapun!" Sahut Thalia lagi.

"Baik, Nona!" Jawabnya dengan nada sigap.

Thalia memulai operasinya, ia mulai menyayat perut pasien yang terdiri dari 7 lapis. Beruntung pasien yang ia tolong tidak berbadan besar-jadi bisa di pastikan jaringan lemaknya normal tidak tebal. Perasat yang ia desain memang sesuai dengan perasatnya dari dunia asalnya. Beruntung ia memiliki Ayah pengertian seperti Duke Aaron yang mau mendukung setiap keinginannya.

Sayatan demi sayatan sudah Thalia lakukan dengan pisaunya yang amat tajam, tabib cekatan menyeka darah yang keluar dengan hati-hati agar tidak mengenai organ sekitar dan dapat mengakibatkan cidera, perawat yang sudah ahli dalam merawat luka membantu Thalia dalam mengambilkan perasat di atas meja instrumen. Thalia sudah menjelaskan semua perasatnya kepada perawat tersebut.

Thalia dengan cekatan mengeluarkan bayi dari dalam rahim. Ia segera menjepit tali pusatnya dan terdengarlah tangisan kencang dari sang bayi. Bayi laki-laki telah lahir--perawat satunya lagi bertanggung jawab untuk merawat bayi tersebut. Setelah mengeluarkan plasenta ia mengecek kembali untuk memastikan tak ada lagi jaringan yang tertinggal di dalam rahim--jika ada yang tersisa akan menyebabkan perdarahan atau HPP. Thalia segera melakukan proses reparasi atau penutupan rahim meliputi penutupan insisi uterus (rahim) dan miometrium. Dengan cekatan Thalia menjahit dan menyatukan kembali sayatan yang telah ia lakukan.

Sebelum menutup rongga perut, Thalia memberikan instruksi kepada operator si perawat dan asisten operasi tuan tabib untuk memastikan bahwa seluruh instrumen operasi sudah lengkap dan tidak ada yang tertinggal di dalam rongga perut. Mereka juga melakukan pengecekan organ dan memastikan tidak terjadi cedera pada organ. Penutupan rongga perut dimulai dengan membersihkan darah dan cairan amnion dengan menggunakan kain steril.

Thalia menutup setiap lapisan perut secara berurutan. Ia memposisikan setiap otot sesuai dengan letak anatomisnya. Dan bagian kulit Thalia tutup dengan jahitan yang nantinya akan di angkat jika luka sudah kering dan menutup. Thalia menutup luka tersebut dengan kain kassa, ia telah selesai melakukan operasinya untuk pertama kali.

Selanjutnya ia memberikan edukasi kepada perawat untuk mengobservasi keadaan pasien. Ia merasa akan tinggal lebih lama di Kerajaan Renegades karena ada ia ingin memantau kemajuan proses penyembuhan setelah operasi yang ia lakukan, tapi ia teringat akan Ace yang bisa berteleportasi. Thalia akan membahasnya nanti setelah ia mengetahui kondisi Ace terlebih dahulu.

***___***

Ricard kembali ke istana karena Ratu Julie memanggilnya untuk kembali pulang. Ricard awalnya keberatan, tapi mendengar Ayahnya jatuh sakit sudah 4 hari, maka ia segera kembali ke istana.

"Bagaimana keadaan Ayah, Ibu?" Tanya Ricard kepada Ratu Julie yang duduk di tepi ranjang tepat di sebelah Raja Liam.

Ratu Julie menghela nafas panjang "Ayahmu sekarang sedang tidur sayang. Dia membutuhkan banyak istirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Tapi Ayahmu tampak masih pucat dan lemas,"

Ricard menengok Ayahnya yang terbaring dengan mata terpejam, wajahnya sedikit tirus dengan kantong mata yang cukup terlihat. Belum lagi wajah Raja Liam yang sekarang tampak pucat tidak seperti sebelum sang Raja terbaring sakit.

Ratu Julie mengajak Ricard untuk keluar dari kamar Raja. Mereka berdua menuju Ruang Makan karena sudah memasuki jam makan malam.

"Besok pagi akan ada rapat antar bangsawan dan para menteri kita. Bersiaplah Ricard! Aku merasa kau akan segera mengambil posisi Ayahmu!" Ujar Raju Julie.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now