34. hadiah

1.1K 58 3
                                    

__________________
_____________________
____________________
Lima bulan mengarungi bahtera rumah tangga bersama itu bukanlah hal yang mudah bagi Gus Farzan dan Nazira. Rumah tangga tak selamanya berjalan harmonis, mereka juga sudah banyak menghadapi lika-liku rumah tangga namun mereka masih tetap bersama dan bahagia.

Malam ini di balkon kamarnya, Gus Farzan tengah sibuk menggoreskan penanya ke sebuah kertas. Ia tampak sedang menulis sesuatu.

"Semoga Humaira suka," gumam Gus Farzan setelah selesai. Lelaki itu segera membereskan alat-alat tulis yang ia gunakan dan meletakkannya di rak. Sementara sesuatu yang ia buat tadi ia simpan di dalam laci.

"Sayang,ayo tidur," ajak Gus Farzan karena istrinya masih bersandar di kepala ranjang dan sibuk memainkan ponselnya. Nazira yang dipanggil mendongak dan segera meletakkan ponselnya di atas nakas. Gadis itu membaringkan tubuhnya di samping Gus Farzan yang sudah berbaring terlebih dahulu.

"Mas Farzan tau nggak ya tentang hari besok?" Batin Nazira.

"Kenapa Humaira? Kok melamun?" Tanya Gus Farzan.

"Enggak. Yuk tidur." Nazira melingkarkan tangannya di pinggang Gus Farzan dan segera memejamkan matanya, menikmati usapan lembut di kepalanya.

****

"MAS FARZAN JANGAN USIR AKU!" Pekik Nazira ketika masuk ke dalam kamar. Bagaimana ia tidak berteriak? Gus Farzan tiba-tiba memasukkan semua pakaian istrinya itu ke dalam koper.

"Allahuakbar, siapa yang mau ngusir kamu?" Gus Farzan berjalan menghampiri istrinya.

"Itu kamu beresin baju-baju aku. Mas, aku tau aku nakal tapi jangan diusir dong. Aku mau tinggal di mana kalo kamu ngusir aku? Kasihanilah istrimu yang cantik dan imut ini," ucap Nazira memasang wajah melas. Gus Farzan tertawa dan langsung mencubit pipi Nazira. "Ya Allah ya Karim, nggak ada yang mau ngusir kamu Humaira. Aku beresin baju-baju kamu karena kita mau pergi."

"Pergi?" Beo Nazira yang diangguki oleh Gus Farzan. "Oh kita diusir sama Abi dan Umi ya? Pasti gara-gara aku nyolong mangga di belakang Ndalem. Terus kita mau tinggal di mana Mas?"

Ya Allah mengapa istrinya ini jadi melantur seperti ini? Itulah yang ada dipikiran Gus Farzan.

"Bukan sayang. Aku mau ngasih kejutan tapi nanti ya. Sekarang aku mau pindahin baju-baju kita dulu oke?"

"Katanya mau pergi, sekarang mau ngasih kejutan. Konsepnya gimana?"

"Iya kita mau pergi tapi nanti siang. Sekarang masih pagi banget."

"Udah ya aku sibuk. Sana bantuin Umi di dapur," titah Gus Farzan kemudian kembali fokus membereskan barang. Nazira menurut dan pergi dari sana.

Di dapur, Nazira, Queen, Asha dan Zayra tengah memasak bersama-sama sembari mengobrol ringan.

"Mi, Abi bangun rumah lagi ya di samping Ndalem? Ada dua lagi," tanya Nazira.

"Itu bukan rumah Abi tapi..."

"Itu rumah kosong berhantu." Belum sempat Queen menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Gus Farhan datang dan memotong ucapannya begitu saja.

Nazira menoleh. "Hah? Rumah kosong? Tapi kayaknya rumah itu belum lama dibangun deh."

"Iya, itu emang sengaja dibangun buat setan-setan yang suka ngerasukin santri-santri di sini. Kata Abi rumah itu dibangun supaya setan-setan itu bisa istirahat dan nggak gangguin santri-santri di sini," ucap Gus Farhan.

"Masa sih Mas?" Tanya Zayra tak percaya.

"Iya, apalagi rumah yang di samping kiri Ndalem. Di situ banyak jin yang suka ngerasukin orang terutama perempuan. Kalo kerasukan di rumah itu,konon katanya orang itu bakal ngerasa kepanasan kalo deket-deket sama orang Sholeh dan dia bakal gak nafsu makan. Dia juga bakal susah tidur dan selalu ngerasa takut," ucap Gus Farhan semakin menakut-nakuti mereka. Semua orang yang berada di sana bergidik ngeri kecuali Queen.

Aku Dan Gus kembar [END]Where stories live. Discover now