35. Zira & syaitan

1.3K 71 0
                                    

______________________
__________________
______________________
Sore ini tepatnya menjelang Maghrib, Nazira tengah memasak seorang diri di dapur.

Mereka memang sudah pindah ke rumah baru mereka sejak tadi siang.

Saat tengah fokus memasak, gadis itu teringat akan ucapan kakak iparnya tadi pagi yang langsung membuatnya merinding.

"Humaira." Suara Gus Farzan berhasil membuat Nazira memekik kaget.

"Kamu kenapa?" Tanya Gus Farzan.

"Emm... e-enggak," jawab Nazira kembali fokus memasak.

Gus Farzan yang melihat istrinya tengah memasak pun melingkarkan tangannya di pinggang sang istri,ia memeluk Nazira dari belakang dan menjatuhkan dagunya di kepala Nazira.

"Ya Allah kok panas? Jangan-jangan apa yang dibilang kakak ipar itu bener," batin Nazira.

"Humaira itu mau gosong!" Teriak Gus Farzan. Spontan Nazira langsung mematikan kompor itu.

"Untung aja nggak gosong," gumam Nazira. Gus Farzan melepaskan pelukannya, menatap sang istri yang kini tengah memindahkan makanan yang baru matang ke atas mangkuk.

"Kamu kenapa? Kok ngelamun terus? Ada masalah?" Tanya Gus Farzan. Nazira yang sudah selesai pun menoleh. "Nggak ada apa-apa kok Mas. Ya udah yuk siap-siap,udah mau Maghrib."

Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap melaksanakan shalat magrib.

Nazira memang sengaja memasak di sore hari karena terkadang Nazira sudah tidak mood lagi untuk memasak makan malam. Jadi daripada moodnya berubah lebih baik ia memasak sekarang saat dirinya masih memiliki mood yang baik.

"Mas, kita shalat di masjid aja yuk. Kangen nih sama temen-temen," ucap Nazira.

"Ya udah ayo."

Allahuakbar Allahuakbar....

Adzan Maghrib berkumandang, keduanya segera berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Setelah shalat Maghrib, Nazira dan teman sekamarnya dulu memutuskan untuk membaca kitab di teras masjid.

"Eh ada apaan tuh?" Tanya Nazira saat melihat beberapa santri berlarian.

"Entahlah," jawab Titi.

"Hey!" Panggil Nazira saat melihat seorang santriwati yang hendak berlari.

"Dalem Ning?" Santriwati itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nazira.

"Itu ada apa? Kok pada lari-lari?" Tanya Nazira.

"Itu Ning, ada santriwati yang kesurupan di depan asrama Aisyah ," jawab santriwati itu. Nazira mengangguk paham.

"Ya sudah saya duluan ya Ning, semuanya. Assalamualaikum." Setelah itu santriwati itu melanjutkan langkahnya.

"Waalaikumsalam," jawab mereka berempat.

"Kita liat yuk Ra," ajak Lilis.

Ya, mereka masih memanggil Nazira dengan namanya tanpa embel-embel Ning karena Nazira yang memintanya.

"Ayo," balas Nazira. Akhirnya mereka semua pergi ke depan asrama Aisyah untuk melihat santriwati yang sedang kesurupan itu.

"Permisi permisi." Nazira mulai berjalan di antara semua santriwati untuk menuju ke paling depan. Ia bisa menerobos dengan mudah karena tubuhnya itu mungil.

"Sayang." Di luar dugaan, santriwati yang kesurupan itu menghampiri Nazira dan menggenggam tangannya.

"Lepasin!!" Pekik Nazira. Ia menyesal menonton di paling  depan.

Aku Dan Gus kembar [END]Where stories live. Discover now