Em7 \\ she was the one who gave all of her to him

Start from the beginning
                                    

"Tidak bisakah kita mengambilnya bersama?"

pada akhirnya, Jaehyun meninggalkan tempat ini, tetapi tidak dengan satu penghuninya.

Rose dibawa serta Jaehyun dalam rangka mengambil sepeda di Bandara. Menaiki taksi ketika pergi, duduk dengan berpegangan tangan lagi. Berboncengan riang di atas sebuah sepeda yang Jaehyun kayuh ketika pulang, dengan tangan Rose memeluk sebuah pinggang.

Sebelum pulang, singgah di sebuah rumah makan langganan untuk menyantap makan malam, membeli beberapa keperluan di minimarket, juga menyambangi kedai-kedai jajanan pinggiran jalan yang nampak menggiurkan.

Setelah pulang ke hotel yang Jaehyun sewakan, duduk berdua, melantai-bersila di dalam ruangan tak benderang sebab petang telah datang, bercengkrama hingga bercanda, ditemani jajanan dan minuman kaleng, berlatarkan riuh suara hujan.

Itu mereka, malam ini.

Seharusnya cukup sampai di sini. 

Seharusnya Jaehyun benar-benar pulang ke asramanya setelah berpamitan pulang. Seharusnya Jaehyun masuk ke dalam lift yang telah terbuka pintunya, bukan malah memutar kembali badan dan melangkah menuju ruangan yang barusan ia tinggalkan.

Seharusnya Jaehyun pulang.

Namun, kakinya bertahan di depan sebuah pintu yang tertutup, tak seberapa lama, hanya sampai penghuninya membukakan pintu itu tanpa diminta, tanpa Jaehyun membunyikan belnya; 

menatap, lalu mengucap,

"Mau menginap?"

Lisan Jaehyun memang tak memberi jawab.

Tapi, sepasang kaki laki-laki itu tak mengulur-ulur waktu untuk menjamah lagi lantai di dalam sana; kemudian sepasang tangannya meraih sebuah tubuh, merengkuh—menyentuh, membuang setiap senti jarak—mendekap;

sedang bibir kecilnya berkelana, ke mata-hidung-leher-bahu, dan ke mana-mana ia suka;

bahkan mungkin dalam hitungan menit, akan segera berkelana ke setiap inchi dari perempuannya.

Sebab, setelah nihil penolakan, setelah setiap pelakuan justru menuai sambutan, dan setelah jaket beserta kaosnya dibantu-lepaskan; tangan Jaehyun mulai mengantongi keberanian untuk menanggalkan setiap lapis kain yang membalut tubuh indah sang kekasih,

membuat itu nampak semakin nyata keindahannya, di depan mata.

Maka, setelah nyala lampu temaram dipadamkan kemudian ruangan dijemput kegelapan, tidak ada satu pun yang bisa menahan sepasang penghuninya.

Tidak ada yang bisa menahan Jaehyun menjemput kehangatan yang selama ini tak ia dapatkan dari mana pun. 

Dinding-dinding kamar asramanya selalu terasa dingin di setiap musim.

"Ini pertama kalinya bagiku, Jaehyun. Kamu bagaimana? Pernah melakukannya sebelum ini?"

Begitu pula tubuh perempuan lain. Hangat, tetapi tidak lebih hangat dari yang malam ini Jaehyun dekap.

Bukan.

Bagi Jaehyun, ini bukan kali pertama, pernah ia lakukan dengan salah seorang teman dekat yang ia kenal dalam komunitas mahasiswa internasional kampusnya, sekalipun mereka tidak punya hubungan istimewa.

Menyadari kesalahan besar itu, tumpukkan rasa berdosa menahan Jaehyun untuk mengelak, tetapi lisannya barangkali sudah sangat terlatih untuk bersilat,

"Belum. Ini juga pertama bagiku."

Dalam pembaringan di atas sebuah ranjang, Jaehyun erat memejam dan mendekap sebuah pinggang dari belakang, sementara wajahnya yang terasa kebas disembunyikan di sebalik punggung halus sang kekasih,

dan, di sana ....

"Aku lega."

... ketika kekasihnya bicara lirih dengan nada gembira, Jaehyun justru tak kuasa membendung rerintik gerimis yang jatuh dari pelupuk matanya.

Pada suatu masa di mana Jaehyun terjaga dengan hanya memandangi damai manusia yang terlelap nyenyak di sebelahnya dan jemarinya sesekali mengusap-usap wajah juga helai-helai rambut yang membingkai wajah itu,

dalam kebisuan, kepada perempuan yang malam ini menyerahkan seluruh dirinya, Jaehyun bersumpah: akan ia serahkan pula seluruh yang ada pada dirinya untuk perempuan itu.

Bahkan jika harus meminjam tangan dan kaki orang lain, Jaehyun katakan, ia bersedia membayar, berapapun nominalnya;

atau barangkali membayar dengan nyawanya.

[]

                []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Em7
\\  she was the one who gave all of her to him  \\



[SERENADE IN E MINOR]
by linasworld

***

notes:
jaehyun bucin era, dimulai dari sini
:))))

btw, apa yang kalian suka dari work ini?
:')


thankyou for having fun with this work

SERENADE IN E MINOR [END]Where stories live. Discover now