Dah ganti tahun yagesya
Wkwkwk nih dah dilanjut
Happy reading❤️💚
.
.
.
.
Edwin masuk ke dalam ruang rapat, asistennya berkata bahwa akan ada rapat dadakan malam ini.
"Kita bertemu lagi, Edwin." Sambut suara yang amat sangat dikenal olehnya.
Lelaki dengan kemeja putih tanpa balutan jas atau blazer itu duduk santai di atas kursi terujung di meja rapat. Pakaian seperti pegawai biasa itu pasti mengecoh semua orang di kantornya, ia tidak memperhitungkan bahwa lelaki itu akan ikut campur dalam urusan anak-anak mereka.
"Jadi apa urusanmu disini, Alby?"
"Memastikan bawahanmu berhenti ikut campur dalam urusan anak-anak kita." Ujar Alby tanpa mengalihkan tatapan dari Edwin. "Silahkan duduk, presdir. Banyak yang harus diperbincangkan hari ini demi kelangsungan perusahaan anda."
"Oh, negosiasi?"
"Ya. Negosiasi."
.
.
.
.
"Arzan yang turun tangan dalam rencana kalian karena saya harus pergi menemui ayah Jefan untuk memastikan dia tidak menerima permintaan bantuan dari Jefan tentang anak buah mafianya." Ujar Alby memulai perencanaan diantara mereka. "Ini harus dibatasi sebagai pertarungan antar remaja, saya usahakan hal yang harus kalian selesaikan dalam rencana ini tidak akan bercabang lagi."
"Maksudnya gak akan bercabang?" Angga bertanya penasaran.
"Kalau kalian pikir organisasi mafia dan bisnis gelap milik Edwin berdiri sendiri, maka pemikiran kalian salah besar. Mencari masalah dengan Edwin sama dengan menciptakan masalah dengan organisasi yang terkait dengannya, satu-satunya cara memutus permasalahan adalah dengan membujuk ayah Jefan untuk menganggap semua yang akan terjadi sebagai masalah pribadi anaknya." Jelas Alby.
Kumpulan remaja itu mulai paham dengan awal rencana mereka. "Lagipula ini tindakan pencegahan paling aman yang bisa dilakukan dengan waktu sempit. Kalau Jefan mendapat izin bantuan dari bawahan ayahnya, mungkin akan ada banyak orang bersenjata ilegal yang tak segan membunuh remaja seperti kalian." Arzan melanjutkan.
Alby mengangguk setuju. "Keluarga kami memang punya kekuatan besar, tapi bukan berarti keluarga Sebastian bisa diremehkan. Ini sama saja harus memulai perang tanpa akhir dengan mereka, maka percayakan urusan besar ini pada kami dan fokus saja pada penyelamatan Geraldi."
Deretan remaja itu terlihat setuju dan antusias dengan awal rencana yang bagus. Mereka beruntung memiliki Keluarga Ulin dalam hal ini, bisa saja mereka ditangkap sekelompok mafia itu jika tanpa perlindungan mereka sekarang.
"Tunggu dulu. Ayah?" Tanya Defan heran. "Dia bahkan gak pernah pulang ke rumah karena sibuk di kantor. Gak ada jaminan kalau hari ini ayah ada di kota."
"Saya punya cara tersendiri untuk bicara dengan kawan lama."
.
.
.
.
YOU ARE READING
Amicizia Complicata
Teen Fiction[Book 2] Sequel Bukan Ulin Biasa (BUB) BxB Pandu yang selalu mendapat pendidikan keras sejak kecil bertemu dengan anak manja kesayangan bernama Geraldi. Siapa sangka si emosian yang kasar bisa akrab dengan si manis penyabar. Mereka berteman hingga m...
