Chapter 1 (Naked Truth)

1.7K 209 78
                                    

.

.

.

.

*****

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

*****

"Apa pertimbangan para jaksa menjatuhkan vonis mati pada kasus Chōseki? Bukankah Anda tahu dia pemuka agama yang terkenal?"

"Anda kemungkinan besar akan mendapat ribuan gelombang protes dari simpatisannya. Apakah Anda sudah siap dengan itu?"

"Tuan Jaksa, bisakah Anda memberi sedikit keterangan pada kami?"

Keluar dari mimbar meja hijau, puluhan lampu blitz kamera menyambutnya seperti ia bintang besar yang tengah menghadiri Met Gala. Para wartawan yang menunggu di depan-mata mereka seketika berbinar melihat Tuan Muda Sokrates muncul dari balik pintu ruang sidang. Lelaki itu sempurna dalam balutan jas hitam dan dasi biru tua yang tersemat rapi pada kerah kemejanya.

Uzumaki Naruto, entah bagaimana ceritanya dia mendapat julukan sebagai Sokrates. Mungkin karena persamaan prinsip dengan sang Filosuf Yunani Klasik yang mendobrak sikap-sikap nihilisme, serta mengembalikannya pada asas-asas menjadi manusia yang beradab dan bertanggung jawab.

Dalam kehidupan sosial, norma-norma melekat di masyarakat sebagaimana manusia yang membutuhkan oksigen untuk bernapas. Nilai-nilai kebajikan itu harus tumbuh lebih subur dari rangkaian bunga di musim semi agar terjalin kehidupan yang damai dan minim kriminalitas.

Karenanya, menegakkan hukum setajam-tajamnya pada seorang pastor yang juga berperan sebagai predator, adalah tanggung jawab terhadap manusia-sekaligus kepada Tuhan. Bagaimana mungkin dia membiarkan pendeta cabul itu menghirup napas dengan tenang, sementara anak-anak yang menjadi korban tumbuh dalam bayang-bayang trauma seumur hidupnya.

"Tuan Jaksa, tidakkah Anda ingin berkomentar tentang ini?"

Bahu Naruto mengendur lebih santai, dia tersenyum ke arah kamera wartawan dan membungkukkan sedikit bahunya.

"Terima kasih kalian sudah mengikuti rangkaian persidangan hari ini. Meski berlangsung tertutup, putusan yang kami jatuhkan tetap maksimal."

"Lalu apakah hakim akan meninjaunya kembali? Butuh berapa lama?"

"Itu kami serahkan pada majelis, yang jelas putusan akhir akan dibacakan secepatnya. Sudah ya, aku masih ada pekerjaan lain."

"Jaksa Naruto, kudengar Anda juga akan menangani kasus keponakan Perdana Menteri."

"Benar, kepolisian menyampaikan berkasnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Kapan sidang pertama akan digelar?"

Perfect Trap [M]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu