Medusa dan Ratu Drama

Mulai dari awal
                                    

"Hallo."

"... ."

"Siapa?, maaf sepertinya salah sambung." baru ingin mematikan panggilannya, seseorang di seberang sana menyahut dengan cepat sambil menangis.

"... ."

"Huft baiklah, lo dimana?."

"... ."

Tutt Tutt

Panggilan di putus sepihak oleh Erick setelah mendapat jawaban dari si penelpon di seberang sana, Erick dengan malas mengemudikan mobilnya untuk menuju keberadaan si penelpon yg tak lain adalah Selena. Sesuai rencana yg di bisikkan Miranda kepada Selena yg menyuruhnya untuk minta tolong Erick menjemputnya di depan supermarket.
Lima belas menit perjalanan, mobil Erick telah sampai di depan supermarket tempat Selena menunggu, kebetulan saat itu posisi Erick berada tidak jauh dari tempat Selena.

"Lo kenapa bisa sampai kayak gini?." tanya Erick kaget saat melihat wajah Selena terluka dengan mata sembab dan penampilan acak - acakan.

"A-aku ha-bis di ram-pok hiks.. ta-di aku sem-pat mela-wan me-reka ta-pi hiks.. me-reka ma-lah ingin me-no-daiku hiks.. hiks.. ." Lirih Selena dengan tangis pilu sambil mendekap tubuhnya.
Arunika yg melihat itu sampai ternganga, ternyata dugaannya benar, Erick yg mereka bicarakan adalah Erick sahabatnya, ini tidak bisa di biarkan, Arunika tidak mau jika sampai sahabatnya terjerat dengan jebakan Ratu drama. Arunika yakin Selena melakukan itu untuk menarik simpati Erick agar berpaling dari kekasihnya, tapi Arunika masih ingin melihat sejauh mana mereka bertindak baru dia akan membereskannya lagian di depan supermarket ada CCTV yg menyorot tepat kearah kursi itu, HAhaha.. betapa bodohnya mereka tidak melihat ada CCTV disana yg bisa kapan saja membongkar acting mereka.

"Kenapa gak teriak minta tolong?, bukannya disini rame?." tanya Erick yg duduk di sebelah Selena.

"Me-reka me-la-kukan i-tu di sa-na, A-ku ta-kut Rick me-reka da-tang la-gi hiks.. hiks.. ." ucap Selena terbata dan sesenggukan, jarinya menunjuk kearah lorong gelap samping supermarket yg tidak ada penerangan lampunya, tubuhnya gemetar dengan pandangan kosong ke bawah.
Erick yg melihat Selena terpuruk menjadi tidak tega, dengan ragu dia memeluk tubuh Selena membawa kepalanya menyandar di dadanya, tidak lupa dia mengelus surai pirang Selena dengan lembut, Selena yg mendapat perlakuan seperti itu mengulas senyum simpulnya.
Arunika tidak percaya dengan apa yg di lihatnya, jika dia tidak mendengar dan melihat sendiri bagaimana mereka menyusun rencana ini pasti dia juga seperti Erick yg tertipu oleh acting si ratu drama.

"Sstt.. jangan takut ada gue disini." kata Erick yg masih mencoba menenangkan Selena.
Erick tidak curiga sedikitpun dengan Selena karena acting dia benar - benar real.
Erick yg merasa jika Selena sudah lebih tenang mengurai pelukannya, dia menatap wajah Selena yg berderai air mata sambil memegang pundaknya.

"Gimana udah mendingan belum?." tanya Erick hati - hati sambil menatap manik mata Selena, baru kali ini dia menatap perempuan selain Kiara sedekat ini.
Selena yg mendapat tatapan seintens itu menjadi salah tingkah, sedetik kemudian Selena berusaha menguasai dirinya dan melanjutkan actingnya agar Erick tidak curiga. Selena memilih mengangguk ragu untuk menjawab pertanyaan Erick, Selena masih ingin berlama - lama berdua dengan Erick kalo bisa malam ini Selena ingin Erick menemaninya dan berada di sisinya.

"Lo tenang aja gue akan anterin lo sampai rumah, tapi sebelum itu kita mampir dulu ke apotek beli obat buat luka lo atau mau ke rumah sakit sekalian di periksa." kata Erick yg membantu Selena berdiri sambil merapikan rambut Selena yg acak - acakan menggunakan jari - jarinya.
Erick memang tipe pria cuek kepada lawan jenis tapi dia juga punya sisi lembut yaitu tidak bisa melihat wanita di sakiti apalagi menjadi korban pelecehan, makanya dia bisa bersikap lembut pada Selena, padahal di awal pertemuannya dia tidak mau melirik sedikitpun kearah Selena.
Selena gelisah mendengar perkataan Erick yg mengajaknya ke rumah sakit, dia takut rahasianya terbongkar, dengan memasang wajah sendu Selena melanjutkan actingnya.

"Maaf bukannya aku menolak tapi aku takut membuat khawatir papah jika kita ke runah sakit, nanti biar bibi saja yg mengobatinya, maaf Rick udah buat kamu repot." kata Selena menundukkan kepalanya, di akhir kalimatnya dia meneteskan air mata memasang wajah sendunya.

"Baiklah kalo gitu, ayo gue antar." ucap Erick sambil menuntun Selena menuju mobilnya yg terparkir tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Miranda yg sedari tadi mengamati acting sahabatnya menjadi terkesima, sungguh hebat sahabatnya yg satu itu bisa mengelabuhi siapapun yg melihat dirinya saat itu menjadi iba dan kasihan, sungguh Selena wajib Miaranda beri gelar Ratu Drama no. 1 di dunia.
Lain dengan Miranda yg masih memandang Selena dengan pandangan kagum, Arunika yg sudah bisa menduga akhirnya akan seperti ini memilih untuk melancarkan aksinya, mencari bukti kebusukan Selena dan Miranda yg sudah menipu sahabatnya. Di datanginya ruangan yg menjadi control CCTV, setelah melakukan perdebatan yg cukup menjengkelkan dengan sang petugas penjaga, Arunika akhirnya mendapat rekaman itu.

"Gue ikutin permainan kalian." gumam Arunika sambil menggenggam flashdisk dengan erat.

My CEO is My Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang