Televisi ini biasanya berisi jadwal perkuliahan dan kegiatan kampus. Sesekali digunakan jika ada pengumuman penting. Aku mengingat-ingat event yang akan berlangsung, lalu secara otomatis menggenggam lengan Niscala yang kaget sampai kopinya sedikit tumpah.

Tepat saat itu, pengumuman dari rektor kampus kami terdengar. Setidaknya aku bisa menghindar dari amukan Niscala. Laki-laki itu meskipun tergolong tulang lunak alias gemulai, tetapi tetap saja memiliki tenaga besar.

Metro University, tempatku berkuliah memiliki beberapa fakultas. Sebagai anak yang hobi membuat pola dan menjahit, tentu saja aku masuk ke fakultas Fashion Design. Jika Niscala memilih jurusan Jewellery Design, maka aku memilih Fashion Design. Untungnya, mata kuliah kami sampai saat ini masih sering bersinggungan. Entah bagaimana kehidupan kuliahku tanpa Niscala.

Setiap tahunnya, fakultas kami akan mengadakan kompetisi Perancang Aksesori dan Perancang Mode Menswear. Menariknya, para pemenang kompetisi akan mewakili kampus untuk berkompetisi di ajang Jakarta Fashion Week.

"Gue mau ikut!" seru Niscala seraya menoleh dengan mata berbinar. Aku bisa melihat semangatnya yang menyala-nyala.

"Nice! Gue juga mau ikutan," sahutku santai. Tahun lalu, aku gagal di pertengahan jalan. Dalam setiap persiapan kompetisi, biasanya akan ada tim kecil beserta model yang akan membawakan rancangan pakaian. Modelku tahun lalu adalah Niscala dan dia sakit demam berdarah tepat sehari sebelum kompetisi.

"Gue ikut kompetisi, loh, Far. Lo nggak bisa pakai gue jadi model." Niscala berkata sambil menyeruput kopinya yang tinggal separuh.

"Iya. Gue nggak mau juga pakai model penyakitan," sahutku tertawa.

"Heh, sialan. Dasar teman nggak tahu diuntung."

Aku tertawa melihat sahabatku yang mengomel-omel. Meskipun omelannya lebih pedas daripada gado-gado dua karet yang kupesan, itu masih lebih baik daripada melihatnya lemas seperti tahun lalu.

Kami berjalan keluar gedung kampus menuju taman kecil. Beberapa mahasiswa terlihat bergerombol, mungkin membicarakan pengumuman yang baru saja disebar lewat televisi, platform dan sosial media kampus.

Benakku terus berputar. Dalam pembuatan rancangan, apalagi mengikuti kompetisi, model adalah satu hal yang sangat penting. Jika perancang mewujudkan apa yang ada di imajinasinya ke dalam sketsa kemudian membentuknya menjadi pakaian, maka tugas model adalah menonjolkan apa yang ingin disampaikan perancang pada dunia melalui karyanya.

"Gimana kalau kita satu tim?" tanya Niscala.

Aku tahu, dia pasti akan merancang perhiasan yang indah. Menurutku, di antara teman seangkatan kami, mata Niscala adalah yang terjernih dalam melihat serta membuat perhiasan berkualitas dan memiliki estetika tinggi.

"Ide bagus kalau lo berminat pakai model cowok. Kan, gue bikinnya menswear." Aku kembali tertawa melihat dahi terlipat Niscala. Rancangan perhiasan memang paling menonjol jika dibawakan oleh model perempuan.

Terdengar seruan dari pojok taman. Aku bisa melihat Felicia sedang bersama teman-temannya dan seorang laki-laki berambut ash grey yang luar biasa tampan. Mereka berbicara dengan suara keras sampai rasanya seluruh dunia bisa mendengar.

"Felicia dapat Pierre jadi modelnya?" Suara Niscala mendadak menjadi ciut.

Pierre, mahasiswa dari jurusan Fashion Business adalah laki-laki berambut ash grey yang disebutkan Niscala memang memiliki visual yang luar biasa. Memiliki separuh darah Perancis dan tinggi lebih dari 185 sentimeter pastinya membuat Pierre menonjol. Belum lagi bentuk tubuh ideal yang dimilikinya.

"Yah, setidaknya kita bisa berusaha lebih keras." Antusiasme dalam suaraku terdengar berkurang jauh setelah menyaksikan Pierre dan Felicia berdiri berdampingan.

Imajinasi dalam kepalaku langsung bekerja melihat dua orang itu berdiri dan tersenyum bagaikan raja dan ratu sedang menatap para hamba. Mereka berdua terlihat serasi dengan bentuk tubuh bagus. Bisa kubayangkan nama Felicia disebutkan sebagai perancang, kemudian berjalan berdua dengan modelnya.

"Gue harus diet," ujarku lirih.

"Iya. Eh? Hah? Kenapa tiba-tiba jadi diet?" Niscala menatapku aneh.

"Kalau nanti ikut kompetisi, akan ada sesi perancang jalan bersama model di runway. Bayangin gue yang sekarang harus jalan sama model."

"Emang lo udah tahu siapa model yang mau lo pakai? Lagian, lo kan udah pernah usaha ini itu buat diet. Emang sekarang udah yakin akan ada hasilnya?" Kali ini Niscala menghela napas dan menggeleng seolah aku sudah gila.

Dulu, aku memang pernah berusaha untuk menurunkan berat badan. Segala macam cara kucoba. Awalnya, berat badan akan turun lalu tiba-tiba melonjak tinggi. Ini membuatku sangat frustasi. Akhirnya teman-temanku meyakinkan kalau mungkin inilah yang terbaik. Berdamai dengan bentuk tubuh sendiri memang sulit, tetapi setidaknya setahun terakhir ini hidupku lebih tenang.

"Lo nggak dengar tadi omongan Felicia? Dia nantangin gue."

Dahi Niscala berkerut seolah mencoba mengingat bagian mana Felicia menantangku. Selama 15 menit berikutnya sahabatku itu berusaha membujuk agar aku membatalkan niat untuk diet. Mulai dari takut sakit, kurang gizi sampai katanya kalau aku kurus bakal jadi jelek.

Kuabaikan ucapan Niscala sambil sibuk memikirkan model mana yang harus kuhubungi. Sialnya, tidak ada satupun model dalam ingatanku yang memiliki visual luar biasa seperti Pierre. Apalagi kemudian Pierre dan Felicia berjalan melewati kami sambil tersenyum. Bagiku, senyum Felicia seperti mengejek.

"Gue harus diet!" desisku menahan emosi.

"Oh, God! Temen gue mulai gila!" Niscala mengangkat bahu menyerah. Dia berjalan lagi ke arah kampus untuk bersiap masuk mata kuliah berikutnya. Aku berlari kecil mengejar laki-laki yang berderap seperti spartan siap berperang.

"Jadi ... sebagai sahabat yang baik hati, lo harus bantuin gue diet," kataku dengan senyum manis yang disambut dengan jeritan sebal Niscala.

***

Diet: Diet pada dasarnya adalah pola makan, yang cara dan jenis makanannya diatur. Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.


***

Semangat pagi, semua.

Jadiiiii....untuk tahun 2024 ini, aku mau coba nulis lagi. Cerita ringan tentang diet. 

I know, diet itu banyakkkk banget dibahas di mana-mana. Tapi tetep aja, dong, aku mau nulis. Hahaaha.

Cerita diet kali ini tentang Farla, mahasiswi jurusan Fashion Design yang berusaha untuk diet.

Happy reading all.

Love,

Ayas

Body, Mind & SoulМесто, где живут истории. Откройте их для себя