33. baikan

1.6K 81 2
                                    

________________________
___________________
____________
Setelah tadi mengobrol dengan Asha, Nazira memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Walaupun hatinya masih sakit tapi benar apa yang dikatakan Asha,ia harus memperbaiki hubungannya dengan Gus Farzan.

"Humaira," panggil Gus Farzan. Cepat-cepat gadis itu menghampiri istrinya yang berdiri di ambang pintu.

"Humaira, aku ingin menjelaskan semuanya," ucap Gus Farzan. Nazira tidak menjawab. Gadis itu berjalan menuju sofa dan mendudukkan dirinya di sana. Gus Farzan menutup pintu kamar tersebut dan ikut duduk di samping istrinya.

"Humaira." Gus Farzan hendak meraih tangan Nazira untuk ia genggam, namun gadis itu segera menghindar.

"Kalo mau jelasin ya jelasin aja. Aku nggak sudi tanganku disentuh oleh tangan yang sudah menyentuh perempuan lain," ucap Nazira dingin.

Gus Farzan menghela napas kemudian mengembuskannya. "Sebelumnya maafin aku. Kejadian itu tidak seperti yang kamu pikirkan Humaira. Jadi begini, saat di apotik tiba-tiba aku ketemu Aqila. Awalnya dia ngejek aku karena aku beliin obat buat kamu dan dia juga ngata-ngatain kamu. Di situ aku udah nggak mood lagi dan mutusin buat cepet pulang. Tapi sebelum aku naik ke motor, tiba-tiba dia nyamperin aku dan dengan lancang dia genggam tangan aku. Aku juga udah berusaha buat ngelepasin tangan aku tapi dia genggam aku erat banget."

"Kenapa dia bisa genggam tangan kamu? Emang dia ngomong apa sama kamu?" Tanya Nazira.

"Dia mengungkapkan perasaannya." Nazira terkejut bukan main saat mendengar hal itu. Hatinya terasa begitu sakit ketika mengetahui bahwa perempuan lain telah mengungkapkan perasaannya kepada suaminya. Air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.

"Jangan menangis Humaira." Gus Farzan hendak menghapus air mata Nazira dengan tangannya namun lagi dan lagi gadis itu menepisnya. "Aku bilang aku tidak mau disentuh oleh tangan yang sudah menyentuh wanita lain."

"Humaira, walaupun dia mengungkapkan perasaannya tapi aku nggak membalasnya. Cintaku hanya kamu Humaira. Tolong percaya sama aku."

"Kenapa aku harus percaya sama kamu? Apa yang bisa kamu buktikan agar aku percaya sama kamu?"

"Penjaga apotik itu. Dia tau semuanya Humaira. Aku mohon percaya sama aku, aku nggak mungkin mengkhianati kamu Humaira." Terdengar suara isakan dari mulut Gus Farzan. Lelaki itu memejamkan matanya. Air matanya sudah menetas.

Saat ia terisak, Gus Farzan merasakan sebuah tangan mungil yang melingkar di pinggangnya. Ia bahkan bisa merasakan deru napas seseorang. Perlahan-lahan, lelaki tampan itu membuka kedua matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah gadis cantik yang sedang menangis sembari memeluknya.

"Aku percaya sayang. Aku yakin kamu nggak melakukan itu. Tadi aku cuma ingin mendengar penjelasan kamu aja. Asha udah ngasih tau aku tentang Aqila, aku udah tau kalo niatnya itu mau bikin rumah tangga kita hancur. Aku udah tau kalo Aqila itu sangat terobsesi sama kamu sejak dulu dan aku juga tau kalo dia bakal menghalaukan seribu cara buat misahin kita berdua."

"Humaira." Gus Farzan hendak memeluk Nazira namun gadis itu menghindar. Ia melepaskan pelukannya. "Aku udah bilang kan sayang, aku nggak mau disentuh oleh tangan yang sudah menyentuh wanita lain. Kamu nggak boleh nyentuh aku sebelum aku menghapus jejak itu."

Cup!

Nazira mengecup tangan Gus Farzan. Ia melakukannya cukup lama.

"Tangan ini sudah menjadi milikku lagi." Setelah mengecup tangan Gus Farzan, Nazira tersenyum, mengambil tangan Gus Farzan untuk ia genggam dengan erat, sangat erat.

"Jangan cinta sama dia ya sayang. Jangan pernah berpikir untuk menikahi wanita lain sebelum kamu menceraikan aku," ucap Nazira mengusap lembut punggung tangan suaminya.

Aku Dan Gus kembar [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin