SIX

81 19 1
                                    

Lily duduk bersama Neville, Ron dan Hermione di tribun Gryffindor. Cho nampaknya lebih tertarik untuk duduk bersama Hufflepuff, mungkin saja gadis itu naksir salah seorang Hufflepuff. Lily di sisi lain mengajak Marietta Edgecombe tapi di tolak mentah-mentah. Quidditch bukan favorit nya. Terutama karena Ravenclaw dan Slytherin tidak bermain.

Marietta jelas penggemar berat Montague yang tidak pernah di sukai Cho ataupun Lily.

"Woo! Harry!" Ron berteriak kencang. Lily terkikik bersama dengan Neville berdiri di pinggir tribun menyemangati seeker termuda dalam sejarah.

Di tengah-tengah permainan sapu Harry, seperti tidak terkendali Lily menyadari itu. "Itu tidak wajar bukan Neville?" Sebelum tahu apa yang menyebabkan nya trio yang tadi duduk bersamanya telah hilang. "Neville?" Lily menghela nafas dan memutar matanya. Gryffindor pemberani.

Ketika dia mendengar suara panik, Lily menemukan dirinya tertawa melihat jubah profesor Snape terbakar. Jubah terkenal nya kehilangan harga dirinya. Ketika dia menyadari jubah itu terbakar tidak ada perubahan dari sapu Harry akan tetapi ketika dia menyenggol Profesor Quirell Lily tahu siapa penjahat nya.

Beberapa saat setelah Quidditch ada masalah lain menghampiri Quartet. Naga, Lily memperingatkan mereka tentang betapa berbahaya nya gigitan naga dan bahwa dia tidak tertarik dalam aksi ilegal mereka. Maafkan dia karena menjadi teman yang tidak solid tapi dia ingin menjaga reputasi ayahnya yang sudah buruk.

Setelah kasus dengan naga selesai. Anak-anak tahun pertama Gryffindor itu tidak mempedulikan peringatan nya tentang Quirell dan tetap kokoh bahwa itu Snape.

Lily memutar matanya, dia menyerah meladeni anak-anak yang tidak mau mendengarkan. Sebagai gantinya dia bersemangat untuk bersenang-senang dengan Cho dan Marietta serta Katie di lapangan Quidditch. Di hari bersalju.

"Tangkap Quaffle nya Katie!" Lily berteriak. Mereka kejar-kejaran dengan Marietta dan Cho di tim yang lain. Rasanya adil, bahkan jika Katie tahun ke tiga dia baik dan tidak terlalu memamerkan skillnya sehingga ini adalah Tim yang adil.

"Bersenang-senang tanpa kami nona-nona?" Suara kembar menyahut dari bawa lapangan. Katie tertawa, Marietta memandang ngeri pada mereka.

"Aku akan berhenti Jika Bludger di keluarkan!!!" Dia berteriak kencang mendekat pada Katie dan memeluk lengannya.

"Tidak ada Bludger Fred, George!"

Kedua kembar itu tertawa.

"Baiklah-baiklah nona. Kami menyerah."

Lily melemparkan Quaffle pada kedua kembar itu ketika bercanda menarik besi yang menahan Bludger itu.

"Jangan main-main Forge Greg." Lily berteriak.

Mereka mengangkat tangan. "Baiklah kami menyerah." Kali ini mungkin bersungguh-sungguh.

"Tapi nampaknya tangan kami masih gatal."

Mereka menarik penahanan nya dan bludger berterbangan memecah tumpukan salju yang membuat kedua kembar itu nampak tenggelam dalam salju. Marietta lompat ke sapu Katie lalu melemparkan sapunya pada si kembar.

"Selamatkan diri kalian sendiri! Sampai jumpa!"

.....

Lily terkekeh ketika menatap surat dari saudarinya tersayang Luna. Dia dan Ginny bersama-sama menanam di taman Lovegood. Molly ikut membantu, mengajari keduanya merawat pohon stroberi buah favorit keduanya. Lily sedikit tersentuh oleh kebaikan Mrs. Weasley wanita itu bahkan setelah mengurusi 7 anak masih sanggup menanggung satu tambahan lagi.

Gadis berambut pirang itu mengambil perkamen dan mulai menulis balasan untuk adiknya. Pertama mungkin tentang troll. Berita tentang troll namasuki Hogwarts sangat booming, Quibbler menjadi lebih populer setelah nya. Lily dapat menyatakan dia bangga, Dumbledore pantas mendapatkan sedikit kritikan atas apa yang terjadi.

SOFT SPOT - NEVILLE LONGBOTTOMWhere stories live. Discover now