FOUR⁴

127 24 0
                                    

Lily dengan helaan nafas lelah menaiki kereta Thesteral sambil membawa salinan Quibbler miliknya, dia duduk di samping Cho Chang serta Marietta Edgecombe. Entah dimana mereka duduk saat di kereta karena Lily tidak dapat menemukan mereka. Berpisah dengan Quartet yang mungkin tidak sengaja dia ciptakan membuatnya akhir nya membuat nya bertemu dengan dua Ravenclaw teman baiknya.

Ketiganya berteman baik sejak tahun pertama meskipun sifat mereka berbeda-beda tapi anehnya mereka tetap berteman bahkan jika topik yang mereka bicarakan terkadang diluar prediksi. Tiba-tiba salah satu siswi berambut coklat menduduki sisi Lily dengan sedikit ngos-ngosan. "Oh hai Katie." Lily membiarkan dia duduk, Gryffindor bukan asrama yang begitu buruk.

"Kereta lain penuh. Satu yang tersisa adalah milik Montague." Ucapnya meminta maaf. "Tidak masalah. Kami renggang." Ucap Cho sambil tersenyum ramah. Wajah Marietta mendengar Montague nampak hidup Cho menyenggol nya.

Lily memperbaiki rambut miliknya dengan hati-hati angin merusak gaya rambut yang Luna tata dikepalanya. Kepang yang biasa di lakukan ibunya.

"Harry Potter katanya ada di kereta hari ini." Ucap Katie bersemangat. "Benarkah?! Apakah dia seperti yang dibuku-buku?" Marietta membalasnya dengan penuh semangat juga telah melupakan Montague.

Lily menggelengkan kepalanya dengan lesuh. "Tidak dia tidak, sungguh percaya padaku."

"Kau bertemu dengan nya?" Tanya Katie dan Marietta bersamaan.

"Yah, dia bahkan tidak tahu bahwa dia penyihir sampai dia bertemu Hagrid." Ucap Lily dengan lesuh. Suara lembutnya di balas oleh pekikan terkejut oleh dua gadis seusianya itu. "Tidak dapat dipercaya!"

Cho melepaskan tangan yang menutup kedua telinganya. "Bagaimana itu mungkin?" Cho bertanya.

Lily menghela nafas seolah yang dikatakan akan menjadi hal terberat. "Dia di rawat oleh paman dan bibi mugglenya yang seperti nya tidak terlalu suka penyihir."

.
.
.
.

"Itu menjelaskan banyak hal." Cho berbicara setelah keheningan di antara mereka.

Waktu berlalu, akhirnya mereka sudah duduk di aula besar. Lily bertepuk tangan dengan gembira menyambut Lisa Turpin yang berjalan ke asrama mereka. Dia adalah Ravenclaw terakhir Lily yakin karena yang tersisa hanya Weasley dan Zabini. Lily kembali bertepuk tangan menatap Ron berjalan dengan gugup ke Gryffindor duduk bersama Neville, Harry dan Hermione. Lily bangga berhasil membuat anak-anak itu berteman.

"Selamat datang di Ravenclaw." Penelope menyambut anak-anak tahun pertama.

Lily mencoba mengenali mereka dengan baik. Antony Goldstein, Padma Patil, Michael Corner, Terry Boot, Su Li. Lily menikmati makan nya dengan nyaman tidak mempedulikan desas-desus tentang Harry Potter yang tersebar. Sedangkan Marietta yang masih merenungi ucapannya tidak bisa makan dengan tenang.

Persepsi Marietta Edgecombe salah selama ini. Dia seperti nya butuh menilai kembali buku-buku Harry Potter miliknya.

.....

Tiga hari kemudian Lily Lovegood yang dalam perjalan menuju dapur melihat Kuartet buatannya berjalan sambil mengobrol dari kelas ramuan. "Halo Griffin," Lily menyapa mereka. "Ramuan yang buruk bukan?" Lanjut Lily yang dihadiahi cubitan dari Marietta. "Profesor Snape bisa mendengarmu." Bisik nya.

"Dia harus menerima kenyataan nya. Dia guru yang terlalu pahit." Balas Lily tanpa ragu, wajah cemberut kecilnya tidak terlepas. "Ayahku sudah berbicara dengan Dumbledore dan yang berwewenang tentang keadaan mu. Apakah kau sudah mendapatkan surat?" Lily bertanya dengan lembut mengubah ekspresi nya ketika menatap keempat Gryffindor itu. Lily menunduk menatap Harry yang terpendek di antara mereka membuat Lily setidaknya harus menunduk.

SOFT SPOT - NEVILLE LONGBOTTOMWhere stories live. Discover now