"ayo ke sana." ajak Sunghoon dan langsung melesat pergi tanpa menunggu Yeji.

pokoknya apapun yang menyangkut soal Jake, Sunghoon harus gercep.

****

"Tante kira, Wonie sama Sunoo kembar. ternyata enggak ya."

"Maaf maaf aja Tante, tapi Jungwon gak mau punya kembaran kaya dia. soalnya berisik. gak bisa diem udah gitu ngambekan lagi. ribet deh kalau jadi saudaranya." kata Jungwon di sela-sela kegiatan makannya. membuat Sunoo yang sibuk meminum yogurt langsung mendelik tak terima di jelek-jelekan di depan Yoona.

"eh, Jungwon embek! lo kira gue mau jadi saudara lo? enggak ya!"

"Tante tau? Jungwon ini luarnya aja lucu imut, tapi dalamnya kek setan. jahil banget. suka ngatain orang padahal dia sendiri lebih buruk dari yang dia katain." balas Sunoo membuka aib Jungwon di depan orangnya langsung.

"gue gak gitu ya! itu lo kali!" bantah Jungwon tak suka.

"tuh Tante, bener kan. dia emang begitu anaknya."

"gelut lah sini anying!"

"udah-udah, jangan berantem dong. kalian udah gede loh. masa kalah sama Niki yang lebih muda dari kalian? dia aja daritadi anteng makan ice cream." lerai Yoona sambil menunjuk kearah Niki yang tak peduli pada sekitarnya karena sibuk dengan ice cream di tangannya.

"habisnya dia duluan Tante. jelek-jelekin Sunoo."

"dih? lo juga ngatain gue ya, Kim Sunoo!" balas Jungwon membuat Yoona buru-buru angkat bicara sebelum kedua anak itu benar-benar berkelahi.

"udah berantemnya, ganteng. kalian gak malu di liatin orang, em?" tegur Yoona lembut yang ajaibnya langsung membuat Sunoo dan Jungwon diam seketika.

"iya, Tante." jawab keduanya kompak membuat Yoona tersenyum dan berakhir mengusap pucuk kepala Sunoo dan Jungwon bergantian.

"anak pintar."

"Bunda,"

"loh, Sunghoon? kamu kok ada di sini bukannya istirahat aja di UKS."

"aku gak papa, bunda. gak usah khawatir. maaf ya udah bikin bunda repot dengan datang kemari." ucap Sunghoon penuh rasa bersalah sambil memegang tangan Yoona yang menempel di pipinya.

Yoona menggeleng. wanita itu menggunakan tangan kanan nya untuk menyusuri wajah tampan putranya hingga berakhir di dagu Sunghoon. "jangan ngomong gitu, bang. Abang gak pernah ngerepotin bunda dan bunda juga gak pernah merasa di repotin sama Abang." Yoona berujar dengan nada yang begitu lembut di telinga.

Sunghoon tersenyum. "makasih, bunda. oh iya, mumpung bunda ada sini, aku mau ngenalin calon menantu bunda."

"huh? calon menantu?"

mengangguk, "ini. namanya Jake. dia bakalan jadi calon menantu bunda di masa depan. gimana? cantik kan?" tanya Sunghoon sambil merangkul Jake yang melotot kaget.

"apa-apaan?!"

"Abang suka sama Jake?" tanya Yoona yang di balas anggukan mantap oleh Sunghoon.

"ya sudah kalau emang Abang suka, bunda restuin. dengan syarat, Abang harus serius sama Jake. gak boleh bikin dia terluka. paham? kalau sampai Abang nyakitin Jake, bunda gantung Abang di pohon." ancam Yoona tak main-main membuat Sunghoon meringis.

"siap, bunda. aku bakal jagain Jake dengan nyawa aku sendiri. bunda tenang aja." kata Sunghoon bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"oke. bunda pegang kata-kata kamu."

****

"Sunghoon sialan! apa maksud lo ngomong kaya tadi di depan Tante Yoona, hah?! gue malu anjir! malu banget sampai rasanya mau makan lo hidup-hidup, Park Sunghoon!"

"Jake, jangan di jambak. nanti gue botak."

"bodoamat! justru gue mau bikin lo botak!"

Sunghoon hanya bisa pasrah saat Jake menarik rambutnya dengan kuat untuk meluapkan emosinya pada si Park yang sudah membuat Jake malu di hadapan Yoona.

puk!

Sunghoon menjatuhkan kepalanya di paha Jake yang seketika membuat si Shim langsung menghentikan aksi jambak nya.

"pusing." adu Sunghoon jujur.

ia lalu membalikkan tubuhnya agar bisa menatap wajah Jake dari bawah. senyum Sunghoon terbit.

"kamu kalau lagi marah gitu makin keliatan lucunya." katanya sambil tersenyum manis membuat semburat merah muncul di kedua pipi Jake.

"apaan sih? gue keren ya bukan lucu." bantah Jake sembari memalingkan wajahnya kearah lain dan tersenyum.

Sunghoon yang tau jika si manis salah tingkah pun terkekeh dan berakhir melingkarkan satu tangan di pinggang Jake dan menyembunyikan wajahnya di perut si pemuda Shim.

"maaf karena ngebiarin lo dalam bahaya tadi. soal gue tau dari mana, gue ngerasa aja kalau sesuatu yang buruk terjadi sama lo. maka dari itu gue langsung pergi ke sekolah."

"gue takut lo kenapa-kenapa, Jake. gue juga gak mau lo terluka sedikitpun. maaf belum bisa nepatin janji buat jagain lo." lirih Sunghoon pelan yang masih bisa di dengar oleh Jake.

"it's okay. lo kan lagi sakit dan gue juga baik-baik aja karena Kei nyelamatin gue. huh, kalau dia gak ada, entah gimana nasib gue sekarang."

mendengar nama Kei, membuat Sunghoon langsung melepaskan pelukannya dan menatap kearah Jake dengan bibir yang melengkung ke bawah. "jangan bahas dia. gue gak suka."

"tapi kalau bukan karena dia, gue gak ada di sini sama lo, Park Sunghoon. gak boleh gitu. kenapa sih lo kaya benci banget sama Kei? emang dia salah apa sama lo?" tanya Jake membuat Sunghoon semakin melengkungkan bibirnya.

"di bilang jangan bahas dia. aku gak suka Jake... bahas yang lain aja..."

Jake di buat kehilangan kata-kata pada Sunghoon yang baru saja merengek padanya.

uh, kenapa gemas sekali?

"lo gemes banget dah. gue semein mau gak?" tanya Jake yang di balas gelengan kepala oleh Sunghoon.

"gak mau..."

"kenapa gak mau? lo gemes begini juga."

"gue gemes?"

Jake mengerjap. Sunghoon kenapa berubahnya cepat sekali seperti Ultraman?

"bilang gitu lagi gue cium sampai pingsan." Sunghoon memasang senyum nakalnya.

"kaya bisa aja."

"nantangin?"

"coba aja kalau bi-- eumphh!" dan Sunghoon benar-benar membungkam mulut Jake dengan bibirnya.










Tbc.

Enigma [Sungjake]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें