Enigma 05

607 72 2
                                    

"Hoon, lo manusia atau bukan?"

"Bukan." Jawab Sunghoon setelah diam beberapa detik.

"B-Bukan?" Jake langsung gelagapan mendengar jawaban Sunghoon tersebut.

"Hm, gue pangeran."

Dan pukulan keras Sunghoon dapatkan setelahnya.

"Nyebelin!" Jake memukul-mukul boneka beruang miliknya untuk meluapkan amarahnya yang terpendam untuk seorang Park Sunghoon.

Ternyata semakin kesini, semakin terlihat sikap menyebalkan dari laki-laki beralis tebal itu. Jake menyesal sudah bertanya. Ia tak mengira jika Sunghoon bisa senarsis itu. Cih, padahal Jake kira Sunghoon orang yang kalem dan pendiam seperti tampangnya.

Ternyata benar kata orang, jangan menilai seseorang dari penampilan karena bisa saja aslinya jauh berbeda.

"Laper. Pengen ngemil." Gumam Jake sambil mengusap-usap perutnya. Kalau sedang kesal, nafsu makan Jake akan meningkat sebesar 30%.

Pemuda itu pun akhirnya bergerak turun dari kasurnya, memakai sendal dan berjalan keluar dari kamar menuju ke dapur untuk mengambil cemilan di lemari penyimpanan.

Namun sayangnya, persediaan cemilan Jake habis. Hanya ada sebungkus permen karet di dalam lemari. Sementara toples lainnya kosong membuat kedua bahu Jake turun seketika.

Jake dengan bibir yang mengerucut menutup kembali lemari dan memeriksa jam di ponsel miliknya yang kebetulan Jake bawa. Pukul 9 lewat 10 malam. Belum terlalu larut dan minimarket di depan pasti juga masih buka. Apa Jake membeli cemilan saja ya keluar?

"Beli aja deh." Jake pun kembali ke kamar untuk memakai jaket dan mengambil dompet. Karena jarak minimarket dengan rumah cukup dekat, jadi Jake memutuskan untuk pergi dengan berjalan kaki. Sekalian menikmati angin malam. Sudah lama Jake tidak berjalan-jalan di malam hari.

"Selamat datang di happy mart." Sambut penjaga kasir dengan ramah kepada Jake yang baru saja memasuki minimarket.

Jake mengangguk lalu mengambil keranjang belanja dan mulai menyusuri rak khusus cemilan. Jake memilih dengan cepat karena takut akan kemalaman. Setelah selesai memilih, Jake pun pergi ke kasir untuk membayar.

"Ini, terimakasih sudah berbelanja di happy mart. Datanglah lagi."

"Terimakasih banyak." Jake meraih kantong belanja nya dan segera pergi dari sana.

Jika tadi Jake berjalan lambat menikmati alam sekitar, maka kini kebalikannya. Jake melangkah cepat bahkan mungkin berlari kecil agar bisa segera sampai di rumah. Karena jujur, Jake sedikit takut.

Set!

Jake berhenti berlari saat merasa ada sesuatu yang melintas di belakangnya. Namun begitu menoleh, Jake tak menemukan apapun.

"Angin. Pasti angin." Jake berucap untuk meyakinkan dirinya sendiri lalu kembali berjalan dengan langkah lebar.

Set!

Sesuatu itu kembali dan Jake bisa merasakannya. Dan kali ini, Jake sudah tidak peduli. Ia berlari secepat kilat untuk menyelamatkan diri.

Dan, tiba-tiba saja, seseorang berdiri di depan Jake dan menghalangi jalan pemuda Shim itu. Membuat Jake mau tak mau mengerem dan nyaris saja terjatuh jika ia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Siapa lo? Minggir, gue mau lewat." Kata Jake lantang. Dia tidak takut, hanya sedikit takut saja.

Sosok itu mendongak dan,

Deg!

Jake mematung. Tidak mungkin. Tidak. Pasti Jake salah lihat. Iya benar.

Tidak mungkin sosok di hadapannya itu memiliki taring, kan?

Enigma [Sungjake]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن