Pilihan yang Sulit

934 57 31
                                    

BRAK!

Tiba-tiba seseorang melempar Scara ke sudut ruangan hingga badannya terbentur. Mukanya dipenuhi dengan luka, darah menetes dari dahi ke bajunya.

"APA MAUMU? KENAPA KAU TIBA-TIBA MENYERANGKU?!"

Seseorang berjalan melangkah ke arah Scaramouche dengan kedua tangannya di belakang. Orang itu mengenakan topeng dengan perawakan yang tinggi. Surai birunya bersinar di bawah cahaya rembulan. Ia menyeringai dan menatap ke arah Scara.

"Kau memang tidak bisa dipercaya... "

Ia berbicara dengan suara rendahnya dan seringai di wajahnya. Nadanya sedikit kecewa namun juga sedikit marah.

"Kutebak, sekarang kau mengencani pria itu kan? Sangat menyedihkan!"

"MAKSUDMU? JADI KAMU MEMFITNAH AKU MENGENCANI PRIA ITU?! APA KAU SUDAH GILA?"

Scara mengusap darah yang terus mengalir dari mulutnya. Tatapannya tajam ke arah pria bersurai biru itu. Ia perlahan bangkit dan berusaha berdiri tegap.

"Aku tidak tau apa yang kamu katakan, Dottore... Aku bekerja untukmu, kau tidak bisa---"

Sebelum selesai berbicara, Dottore sekali lagi memukul pipi kiri Scara hingga terjatuh lagi. Scara mengeluarkan darah dari mulutnya. Matanya penuh amarah, Scara menoleh ke arah Dottore sebelum akhirnya berteriak.

"BAIKLAH! APA MAUMU? KAU BISA MEMBUNUHKU TAPI JANGAN PERNAH MELETAKAN TANGANMU PADANYA!"

Bentak Scara sambil mengeluarkan darah dari mulutnya. Matanya memerah, ia benar-benar sangat khawatir dan marah secara bersamaan. Dottore hanya tertawa mendengar kalimat itu keluar dari mulut Scara.

"Hm hm hm, tidak akan.. Jika kau tidak membunuhnya aku akan membunuhnya sendiri, dengan cara yang lebih sadis tentu saja. Kau tidak mau kekasihmu itu mati mengenaskan bukan? Lakukan sendiri atau aku yang akan melakukannya. Kau boleh keluar. "

Scara membanting pintu dan keluar dari ruangan itu. Pikirannya campur aduk. Ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ia tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan atasannya. Scara kembali ke kantornya dan duduk di kursinya.

"SIAL SIAL SIAL SIAL SIAL, DOTTORE SIALAN!!"

Scara mengobrak-abrik rambutnya. Mukanya masih dipenuhi dengan darah dan memar namun ia tidak peduli, ia hanya mempedulikan bagaimana caranya untuk menghindari atasannya itu. Scara tidak mau atasannya itu merusak hubungannya dengan Kazuha.

Tiba-tiba, HP Scara berdering. Scara melihat sekilas nama orang yang menelfonnya, "Kazuntol". Ternyata kekasihnya, Scara sangat gugup untuk mengangkat telfonnya. Seketika Scara dipenuhi dengan perasaan khawatir, sedih, marah, gelisah. Ia mematikan telfonnya dan kembali bekerja.

Di sisi lain, Kazuha yang sadar Scara mematikan telfon miliknya sedikit khawatir akan keadaan Scara. Kazuha berpikir Scara sedang dalam mood yang buruk, mungkin ia memiliki hari yang buruk. Ia mencoba untuk berpikir positif dan berbaring di atas kasur sambil membaca novel favoritnya.

Di tengah malam, Kazuha mendatangi rumah Scara. Ia khawatir karena sampai jam segitu, Scara belum memberinya kabar. Padahal, biasanya Scara selalu memberi kabar kepada Kazuha setiap ia pulang ke rumah atau mempunyai waktu luang untuk mengobrol dengannya.

Kazuha mengetuk pintu depan rumah Scara. Dari dalam rumah tidak terdengar suara apapun, seperti rumah kosong. Lampu dalam juga terlihat tidak menyala dan sepertinya tidak ada orang di rumah. Hal ini membuat Kazuha semakin khawatir sebelum kemudian ia merasakan tepukan di pundaknya.

"Kenapa kau ada disini?" Scara menatap Kazuha dengan muka heran.

Kazuha melihat memar, baju kusut dan rambut Scara yang berantakan membuat dirinya heran sehingga ia memberanikan dirinya untuk bertanya.

The Criminal🔞 [KazuScara](ू•ᴗ•ू❁)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu