06

233 26 3
                                    

[Sekilas namun membekas!]

Luoyi. Pemuda dengan wajah marah mengendarai sepeda motor yang ia pinjam dari saudaranya. Memacunya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan sunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun ia belum sekalipun kembali ke kediaman Zhang.

30 menit berlalu, sepeda motor hitam itu sudah terparkir di tepi sungai  di pinggir kota. Luoyi mendudukkan dirinya di pembatas sungai.

"Tuhaaan! Bukankah ini terlalu tidak adil? Kenapa aku harus terjebak di situasi ini? Aku lelah tuhan!" Luoyi menatap langit malam yang sedikit berbintang.

Hembusan angin menerpa wajahnya, netra gelapnya menatap sisi jembatan yang tampak indah dengan lampu lampu jalan. Lantas ia beranjak dan memarkirkan sepeda motornya di dekat jembatan, melangkah menuju tengah jembatan yang menurutnya lebih nyaman untuk sekedar duduk mengamati pantulan langit di permukaan sungai.

"heuuhhh... Dunia sangat nyaman ketika tidak seorangpun mengganggu ketenangan mu kan?" Tanya Luoyi pada dirinya sendiri.

"Yibo? Hhhh, miris dirimu memiliki Luoyi untuk pulang. Tapi dirimu tidak bisa menjadi dirimu yang sebenarnya Yibo!" Lagi lagi ia bermonolog pada diri sendiri.

"Jika udara memiliki raga, sudah ku pastikan memeluknya sepanjang malam." Lirihnya menatap telapak tangannya yang dingin.

"Sayangnya semua hanya hayalan kan? Udara hanya menyapa sebagai angin, meniup helai rambutku hingga aku merasa lebih tenang!" Setelah mengatakan itu dia berdiri di paling atas pembatas yang muat untuk sekedar pijakan.

Ia menatap sekeliling, memastikan tidak ada seorangpun melintas. Setalah itu ia merentangkan tangannya, menatap kembali langit malam dan memejamkan matanya.

'Angin, peluk aku dalam terpamu! Bawalah rasa sakit ini bersamamu!' batinnya.

Menarik masuk dalam dalam udara malam, mengurungnya dalam paru paru. Dengan sekuat tenaga ia berteriak.
"TUHAAAAN, AKU LELAH DENGAN SCENARIO YANG KAU BUAT. PELUKLAH SENDUKU MALAM INI! BIARKAN DINGIN MENGAMBIL ALIH LELAHKU! BIARKAN ANGIN MEMBAWA SAKITKU. ARRRRGHHHHKKHH AKU LELAAAAH! HIK... AKU AKAN_" belum selesai kalimat itu terucap tiba tiba tubuhnya melayang.

??

BRUGKHHHH!

Sakit, itu yang pertama kali ia rasakan. Ia mengaduh dan menyentuh samping kepalanya yang menyentuh trotoar. Meski tidak secara langsung namun memberi efek ngilu pada tulang tengkoraknya. Ia membuka matanya dan mendapati lengan seseorang mendekap perutnya dengan suara desisan pelan.

"Apa yang ingin kau lakukan bodoh!" Suara tinggi namun tidak membentak itu terdengar. Ia mengenalinya. Xiao Zhan.

"Lepas!" Luoyi hendak bangkit dan mencoba melepaskan diri dari rengkuhan pria itu.

"Tidak!"

"Lepaskan aku. Dasar gila!" Kesal Luoyi yang semakin erat di dekapan Xiao Zhan.

"Kau yang gila, kau bodoh atau bagaimana? Jika ingin mati jangan begini!" Aaaaa akhirnya Luoyi mengerti mengapa Xiao Zhan melakukan hal ini tadi.

"Kau yang bodoh, seharusnya kau bertanya sebelum melakukan itu!" Luoyi marah dengan wajah tanpa ekspresi.

"Ck, berkacalah bocah!" Xiao Zhan berdecak sebal mantap punggung Luoyi yang masih setia berasa di dekapannya.

Abolished Hate _Zhanyi (On Going)Where stories live. Discover now