Thalia sudah lama tidak melakukan hal yang menurutnya kekanak-kanakan begini-kapan lagi ia dapat menikmati walau hanya sebentar, Thalia sibuk dengan segala rutinitas di dunianya. Netra emas Thalia melirik Ace yang beranjak mengikutinya bermain air. Thalia menyunggingkan senyuman jahil, Ace sudah berdiri tak jauh darinya, terkejut dengan guyuran air bertubi-tubi menyerang dirinya. Thalia tertawa girang sambil kedua tangannya terus bekerja menyiramkan air pada Ace hingga pria di depannya berusaha menghindar akan tetapi tubuhnya tetaplah basah karena ulah Thalia.

"Hentikan Tha!" Seru Ace menghindar. Ia menahan diri untuk tidak membalas Thalia karena takut wanita di depannya sakit. Thalia tak menggubrisnya sama sekali, Thalia cekikikan. Ace pun membalasnya dengan gerakan lebih cepat sehingga air yang terciprat membuat Thalia sedikit kelimpungan dan mundur kebelakang.

Kaki Thalia tak sengaja menginjak batu berlumut, ia terpeleset hampir terjengkang ke belakang. Sigap Ace meraih tangan Thalia serta menariknya agar tidak jatuh ke belakang. Karena tarikan Ace begitu bertenaga ia terhuyung ke depan, wajahnya menghantam dada bidang Ace, pria yang awalnya ingin menolong malah berakhir sama akibat ia gagal menjaga keseimbangan tubuhnya sendiri.

Byur

Rasa pengar menyerang hidung Thalia, ia terbatuk akibat menelan air secara tak sengaja. Thalia mendongakkan kepala tanpa sadar wajahnya sudah sejajar dengan wajah Ace, hanya jarak sepersekian centi lagi bibir mereka bisa bertemu. Ace menatap wajah Thalia, hidung gadis itu terlihat memerah. Keduanya kompak basah kuyup, kemeja putih milik Ace yang basah membuat tubuh bagian atasnya yang kekar terekspos sempurna, Thalia yang menyadari akibat pantulan cahaya matahari membuat wajahnya berubah merah.

'Tuhan, terimakasih atas rezeki untuk anak sholeh sepertiku! Beruntung aku bisa melihat makhluk sempurna ciptaan penulis tepat di depan mataku!' Teriaknya kegirangan dalam hati.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ace yang khawatir melihat Thalia yang mendadak menundukkan kepala.

"Aku tak apa-apa," Jawabnya kikuk ia mencoba menghindari tatapan mata Ace. Thalia memperbaiki posisinya yang sudah bersandar di dada bidang Ace akibat tarikan mendadak yang di berikan pria itu. Kala ia beranjak berdiri, kedua mata Ace terpaku menatap penampilan Thalia yang sudah jauh dengan kata rapi. Sontak ia mengalihkan tatapan matanya ke arah lain, Thalia menyadari Ace yang membuang muka setelah melihatnya.

"Wuaahh!" Teriaknya sambil kedua tangannya terlipat menutupi lekuk tubuh yang terekspos sempurna karena baju tidur Thalia basah, Thalia meringkuk kembali ke dalam air karena menyembunyikan tubuhnya akibat baju tidurnya menjadi transparan karena basah. Ace beranjak mengambil jubah abu-abu milik Thalia. Ia memakaikannya pada Thalia yang kini sudah berdiri kikuk membelakangi dirinya.

Ace menghela nafas panjang "Kita akan kembali ke kediamanmu, aku tidak mau kau sakit. Karena perjalanan kita besok lumayan memakan tenaga," Ujarnya lalu menggenggam tangan Thalia mendekati kuda mereka.

Ace berniat pulang menggunakan teleportasi agar lebih cepat mengingat kondisi mereka berdua basah kuyup. Ia tak berani mengajak Thalia kembali berkuda karena takut menyebabkan gadis itu jatuh sakit.

"Cepat ganti baju tidurmu. Aku tidak mau kau sakit karenanya!" Ujar Ace dengan nada sedikit tegas. Thalia mengangguk patuh. Ia pun beranjak menuju kamar ganti mengganti baju basahnya dengan baju baru yang bersih.

Setelah Thalia selesai mengganti baju, ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Ace yang sudah menghilang. Thalia mendengus kesal "Ck, terburu-buru sekali. Gagal sudah niatku membalas pernyataannya tempo hari," Gumamnya sambil beranjak ke tempat tidur-sebenarnya ia juga merutuki kebodohannya sendiri, karena bertindak tidak tegas jika ia teringat kejadian waktu di danau tadi. Tak menunggu lama Thalia pun terlelap dalam mimpi.

***___***

Thalia menatap sempurna penampilan dirinya di depan cermin. Make up tipis dan natural, rambut terkepang rapi dari ujung kepala sampai batas tengkuk dan ia membiarkan sebagian rambutnya tergerai. Tubuh Thalia sangat seksi dan terkesan gahar dengan outfit yang ia pakai, kaki Thalia terlihat jenjang karena celana hitam yang ia pakai sangat pas menempel di tubuhnya-meskipun celana tersebut bisa melar jika Thalia dalam posisi duduk ataupun berjongkok bahkan berkelahi.

Dipadukan kemeja putih yang tertutupi rompi kulit berwarna hitam yang berbentuk seperti korset membuat dadanya sedikit membusung mengintip keluar karena kancing 2 dan 3 tidak ia kancingkan, di sela-sela desain korset terdapat tempat tersembunyi untuk menyimpan pisau kecilnya. Ia juga memakai ikat pinggang yang terdapat tempat untuk sebilah pedang, serta boots berbahan kulit yang memiliki hak 5 cm. Thalia memutar-mutar tubuhnya, ia merasa puas dengan pakaian buatan Madame Jasmine.

'Gambar ini sejak kapan muncul ya? Meskipun saat mandi aku gosok-gosok juga tidak hilang. Sepertinya ini permanen?" Thalia berguman sendiri, jari telunjuknya menyentuh gambar sepasang sayap di dada kirinya. Ia baru menyadari tanda tersebut saat ia mandi tadi pagi, Yasmin lah yang memberitahukannya. Segala cara ia coba untuk menghapus gambar tersebut namun gagal. Akhirnya ia membiarkannya, toh gambar sepasang sayapnya juga bagus menurutnya.

Thalia segera menuju ke ruang tamu karena Ace sudah menunggunya di sana. Gadis itu turun tangga ia berhenti dan terpaku melihat Ace sudah berdiri dengan senyuman termanisnya. Pria itu mengenakan outfit yang sama dengan Thalia, Ace sengaja memesan baju yang sama seperti Thalia agar terlihat serasi dan mendukung segala pergerakan mereka.

Ace berdiri dengan gagahnya, ia memakai celana hitam dan kemeja putih sama seperti Thalia. Untuk aksesoris Ace hanya memakai sabuk di pinggang saja guna menyimpan senjatanya. Dada bidang Ace terekspos karena ia tidak mengkancingkan setengah kemejanya-entah apa yang menjadi tujuan Ace melakukan hal tersebut, Thalia gugup dan wajahnya bersemu merah setelah ia melirik dada bidang miliknya, Ace pun tersenyum simpul. Tatanan rambutnya yang tersisir rapi kebelakang dan menyisakan anak rambut di wajahnya membuat wajahnya semakin rupawan. Ace juga mengenakan sepatu boots laki-laki, pesona ketampanan Ace semakin bertambah di mata Thalia.

"Yas, aku titip rumah ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan meminta bantuan Louise!" Ujar Thalia kemudian memberi pesan pada pelayan setianya.

Yasmin mengangguk "Baik Nona. Anda juga hati-hati di jalan,"

Saat itu pula Thalia dan Ace beranjak menuju kedua kuda yang telah siap menunggu di depan rumah Thalia-Louise yang mempersiapkan kuda dan menata perbekalan milik Ace dan Thalia.

"Louise, aku minta tolong jaga Yasmin. Kau bisa melaporkan apapun kepada para ksatria yang berjaga di sini!" Thalia memberika pesannya dengan senyuman manis.

"Baik Nona, anda jangan khawatir tentang itu. Serahkan saja kepada saya!" Jawab Louise yang diangguki Thalia.

Thalia segera memakai jubah hitam untuk melindungi tubuhnya, ia juga memakai tundung untuk mencegah angin kencang membuyarkan tatanan rambutnya yang sudah rapi-ingat Thalia perfect akan tatanan rapi rambutnya. Di ikuti Ace yang sudah siap di atas kuda, ia hanya memakai jubah hitamnya saja tanpa memakai tundung kepala. Setelah berpamitan keduanya pun memacu kudanya masing-masing untuk berjalan.

I WANT YOU (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora