29 | Workshop

878 129 55
                                    

"Udah sampai?" tanya Airlangga begitu Kaiya meletakkan ponselnya setelah membalas pesan Aiden

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah sampai?" tanya Airlangga begitu Kaiya meletakkan ponselnya setelah membalas pesan Aiden.

"Hampir. Lima menit lagi katanya," jawab Kaiya sembari merapikan barang-barangnya.

Airlangga mengangguk paham dan ikut membereskan barang miliknya juga.

Sudah dua bulan sejak tawaran untuk mengisi workshop yang diberikan Airlangga kepada Kaiya, akhirnya acara tersebut sudah ada di depan mata. Besok lebih tepatnya.

Selama dua bulan terakhir, Kaiya rutin belajar dengan Airlangga tentang apa saja yang diperlukan selama workshop. Dia juga meramu resep baru bersama Airlangga. Resep tersebut rencananya akan ditampilkan saat workshop besok.

Di sisi lain, kehidupan rumah tangga Aiden dan Kaiya pun berjalan seperti biasa. Minim pertengkaran, tapi juga tidak ada yang begitu istimewa. Pasalnya, sepasang suami istri itu sedang sama-sama sibuk. Aiden sudah mulai tur dan Kaiya sibuk dengan persiapan workshop. Mereka nyaris tidak pernah bertemu.

Dan hari ini, jadwal Aiden hanya ke studio sehingga dia bisa menjemput Kaiya di After Hours. Selama seminggu terakhir, jadwal Aiden agak senggang. Namun, di akhir pekan nanti dia harus berangkat ke Makassar untuk konser GAKT selanjutnya.

Usai beres-beres, Airlangga dan Kaiya melangkah keluar ruangan VIP untuk menuju ke lobi dan menunggu Aiden di sana. Beberapa staf After Hours menyapa dengan membungkukkan sedikit badannya. Kaiya pun membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih.

"Mas, aku deg-degan banget. Besok kira-kira aku berhasil nggak, ya? Kalau aku ngomongnya belepotan gimana?" Kaiya meracau sepanjang langkahnya menuju lobi.

Airlangga tertawa ringan. "Nggak usah gugup. Dulu, waktu kamu kuliah pasti sering presentasi di depan dosen sama temen-temen kamu, kan? Atau waktu kamu hire chef buat Sendok Kayu, kamu juga pasti presentasi masakan kamu di depan mereka, kan? Sama aja kayak gitu, Ya."

Kaiya menoleh ke Airlangga sebentar. "Beda dong, Mas. Waktu itu kan aku kenal semua peserta presentasinya. Kalau besok kan aku nggak kenal."

Obrolan mereka sempat terpotong sebentar saat mereka sudah sampai lobi dan ternyata sedang hujan lebat. Mereka berdua berdiri di depan pintu, di bawah kanopi supaya tidak kehujanan.

"Ya, anggep aja peserta workshop-nya tu temen kamu semua. Atau kamu anggep yang di depan kamu tu aku semua." Airlangga menanggapi kalimat Kaiya yang tadi.

"Ck, Mas Angga enteng banget ngomong gitu!" Kaiya merajuk. "Aku tu gugup beneran, lho. Ini pertama kalinya, aku jadi pengisi workshop. Aku takut salah."

"Salah nggak apa-apa, namanya juga baru pertama kali. But, I'm pretty sure that you can do well. Kalau aku aja percaya kamu bisa, masa kamu nggak percaya diri kamu sendiri, sih? Come on, Ya, kamu owner Sendok Kayu. Udah punya dua cabang. Udah luwes juga ngadepin wartawan sejak pacaran sama Aiden. Masa kayak gini doang kamu gugup?"

Us, Then? ✓ [Completed]Where stories live. Discover now