dihadapan lautan

2 0 0
                                    

Angin terus berhembus dari barat mencoba memasuki sela-sela benang jahitan kemeja biru gelap yang ku kenakan dan juga menembus sela-sela rambut hitam ku, merasakan air asin itu mulai menyapu kaki hingga tempat dimana aku terduduk diam melamun menikmati luasnya lautan kota kecil ini. "Maaf...", kata yang aku ucapkan dalam lamunan.

Mendengarkan desiran ombak yang terus menghantam ke pasir pantai hingga bebatuan disekitarnya seakan mengajak ku berbicara dan bertanya apa yang aku lakukan disini?, apa yang membuat diri ini melamun?, apa yang terjadi pada diri ini?, kenapa tidak nikmati saja keindahan ini?.

"kamu kenapa kayak gini?,"

"Aku cuma ingin kamu."

Suara itu terus berputar putar di dalam benakku membuatku bingung, suara itu mulai mengeras mempersempit memo-memo yang ku simpan hingga terasa menkoyak kepala ku. aku memegangi kepala ku, menahan nya agar tidak tidak terkoyak dan hancur lembur. aku mengambil nafas ku dalam dalam dam menghembuskannya secara perlahan, tenang. Hanya itu yang bisa aku lakukan pada diri ku.

...

Tidak menceritakan tentang diri ku adalah hal yang terus menerus terjadi pada diri ku, bahkan hal tersebut terjadi begitu saja tanpa aku sadari. Berlari hingga menjauhi hal hal yang tak aku inginkan adalah keahlian ku, sering kali aku hindari pertanyaan pertanyaan di dalam benak ku, melakukan segala hal untuk menyingkirkannya, hingga aku melupakan cara untuk mempedulikan diri ku dan dirinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kalut.Where stories live. Discover now