Darren melirik Athalia sekilas-mungkin hanya satu detik, sebelum kembali melemparkan tatapannya ke sembarang arah. Tidak tahukah bahwa Darren pun sebenarnya gugup? Ia tidak bisa jika Athalia sudah memuji dirinya seperti ini.

Athalia mengalungkan tangannya ke sekeliling leher Darren dan wajahnya mengikuti kemana arah mata Darren agar laki-laki itu mau menatapnya.

"Kenapa sih? Liat aku sini," titah Athalia. "Kamu liatin apa sih?" tanya Athalia penasaran. Namun, rasa penasarannya itu seketika sirna menyadari telinga kekasihnya yang begitu merah.

Athalia tersenyum jahil sebelum menusuk-nusuk pipi kekasihnya dengan telunjuknya. "Ohh, malu?"

Darren berdecak dan mendorong gadis itu menjauh. Mendadak suasana terasa sangat panas. "Malu apaan? Ayo, beresin lagi. Nanti Mama sama Papa keburu dateng terus kamu belum selesai. Kan, mau makan bareng."

"Bentar dulu. Sini."

Darren mengangkat satu alisnya sebelum kembali mendekat. Padahal, mereka berdiri cukup dekat, tapi gadis ini malah memintanya semakin dekat. "Apa?"

Athalia tersenyum manis kemudian tangannya bertumpu di bahu lebar laki-laki itu dan tangan satunya menarik dagu Darren guna mencapai bibir merahnya.

Darren terdiam sejenak karena terkejut akibat tindakan Athalia yang tiba-tiba. Namun, detik selanjutnya bibirnya perlahan membalas kecupan Athalia. Tangannya melingkari pinggang ramping Athalia dan mengangkat tubuh itu sebelum ia letakkan di atas meja rias. Darren berada di antara kedua kaki gadisnya yang terbuka.

Tangan besar itu mengelus paha mulus Athalia yang terekspos karena celana pendek jeans yang ia pakai. Kepalanya sedikit ia miringkan untuk memperdalam ciuman mereka.

TOK

TOK

TOK

"Darren? Athalia?"

Athalia seketika mendorong tubuh Darren mendengar suara wanita yang memanggil nama mereka. Darren menggeram tertahan merasa terganggu dengan panggilan yang harus menyudahi kegiatannya.

"Ya, Ma?" jawan Darren dari dalam dengan wajah kusutnya. Ternyata orang tuanya cukup cepat kembali dari urusan mereka.

"Ayo, makan. Sama Athalia juga."

Athalia menggigit bibirnya melihat noda merah di sekitaran bibir Darren. Ia menarik wajah laki-laki itu dan mencoba membersihkan nodanya. "Iya, Ma. Bentar lagi kita ke bawah. Athalia masih di toilet."

"Ya udah, Mama sama Papa di meja makan."

"Iya, Ma."

Athalia terkekeh melihat nodanya yang tak kunjung hilang. "Sini, diberisihin dulu."

Darren menjauhkan tangan gadisnya dari wajahnya. Ia mencondongkan tubuhnya dengan kedua tangan mengunci tubuh gadisnya. Athalia hanya tersenyum sambil tangannya memainkan rambut belakang Darren.

"Udah dipanggil Mama kamu. Kita harus ke bawah, jadi lipstik aku harus dibersihin dari wajah kamu."

Darren mengecup bibir itu sekali. "Nanti malem lagi."

"Apanya?"

"Cium."

"Maksudnya? Kamu, kan pulang?"

Darren tersenyum kecil sebelum menggigit kecil bahu Athalia dan akhirnya menjauh. "Nginep aku hari ini."

HELLO, MR.EX! (END)Where stories live. Discover now