Chapter 16

4.5K 147 7
                                    

Ponsel Erina yang berada di atas nakas terdengar berdering nyaring sejak tadi memenuhi kamar yang tengah di tempati Erina yang masih sibuk tertidur.

Mau tidak mau Erina pun terpaksa meraih ponsel itu dalam keadaan mata yang masih tertutup karena kantuk yang masih membelenggunya.

"Hmm." Erina bergumam tidak jelas dengan ponsel yang sudah menempel di telinga kanannya.

"Halo, Erina." Terdengar helaan napas seseorang yang terdengar berat di sebrang telepon, "Ini Mama, Sayang. Kamu kabarnya gimana?"

"Ma-ma?!" Erina sontak membuka mata dan melihat layar ponselnya yang menampilkan nomor baru, ia pun kembali mendekatkan ponsel ke telinganya setelah mendudukkan tubuhnya.

"Maafin Mama ya Sayang baru hubungi kamu lagi, kamu baik-baik aja kan di sana?" Eva terisak pelan dengan rasa menyesal yang teramat sangat karena telah mengabaikan anak semata wayangnya.

"Mama kemana aja Ma?" Erina ikut menangis terisak dengan tubuh yang sudah gemetar, "Mama di mana sekarang? Aku kangen Mama."

"Mama juga kangen kamu, Sayang. Maafin Mama karena udah banyak salah ke kamu, maaf Erina, maaf udah jadi ibu yang buruk buat kamu."

Erina menggeleng walau Eva tidak dapat melihatnya, ia sama sekali tidak pernah menyalahkan mamanya atas apa yang menimpa keluarga mereka, karena pihak yang paling bersalah di sini adalah papanya yang tidak bertanggung jawab.

"Kabar kamu baik-baik aja kan, Sayang? Gimana kuliahnya? Lancar?"

"Kabar aku baik, Ma. Kuliah juga masih lancar. Mama sendiri gimana kabarnya? Sekarang Mama ada di mana?"

"Kabar Mama juga baik, Sayang." Eva kembali menghela napas berat seakan apa yang akan diucapkannya sangat sulit, "Sebenarnya Mama juga mau kasih kabar ke kamu, kalau Mama...."

"Kabar apa, Ma?" Erina terdengar tidak sabaran karena Eva yang sedikit lama menggantung ucapannya.

"Mama mau kasih tau kamu, kalau Mama sudah menikah lagi dari satu bulan yang lalu."

"Me-menikah?!" Erina sangat terkejut mendengar fakta berita yang tidak pernah disangkanya, ia sangat tidak menyangka jika mamanya sudah menikah lagi dalam kurun waktu yang begitu cepat.

"Iya Mama udah menikah sama pria yang belum lama Mama kenal, namanya Fajar, dia orang Jawa tapi menetap di Bali dan dia seumuran Mama."

Erina hanya diam sambil mengusap air matanya yang bertambah deras, ia membiarkan agar Eva menceritakan semuan yang dialami mamanya itu padanya.

"Fajar itu duda yang ditinggal istrinya meninggal satu tahun lalu, dia juga punya anak laki-laki bernama Fadel yang umurnya baru sepuluh tahun. Jadi sekarang kamu udah punya adik, Erina. Kamu dari dulu kan selalu pengen adik."

Erina menggigit bibir kuat karena tak mampu menahan lagi isak tangisnya. Ia memang menginginkan seorang adik, tapi bukan dengan cara seperti ini yang ia inginkan. Ia ingin jika adik yang ia dapatkan dari mama papanya dimana kondisi keluarga mereka yang utuh.

Erina tahu jika keinginannya hanya keegoisannya semata, karena Eva pun berhak bahagia dan punya kehidupannya sendiri setelah pernikahan pertamanya gagal karena ulah Papa Erina. Hanya saja terlalu berat rasanya menerima fakta jika Eva telah berkeluarga lagi, mamanya telah memiliki keluarga kecil tanpa adanya Erina di dalamnya.

"Erina?" Eva memanggil saat tidak ada suara apapun dari Erina, "Kamu masih denger suara Mama, kan?"

"I-iya, Ma," jawab Erina dengan susah payah sambil mengusap kasar air matanya yang terus mengalir secara berulang kali.

SUGAR DADDY (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang