Chapter 3 : I Trust You

58 3 3
                                        

Taeyong's POV

Ding dong!

Bel rumah berbunyi. Saat ini jam 7 malam, siapa yang mengunjungi malam-malam begini? Apakah itu temannya ibu?

Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku seusai menangis. Tiba-tiba aku mendengar suara ibu memanggilku.

"Taeyong! Nak! Ada yang pengen ketemu!" Teriak ibu dari lantai bawah.

Aku pergi ke lantai bawah, ke pintu utama menghampiri ibu. Ternyata itu Mark.

Jantungku terasa berhenti berdetak. Apa yang ingin dia lakukan?

Aku tidak ingin berharap apapun dengannya. Aku yakin dia masih marah kepadaku.

Ibu mempersilahkan Mark masuk ke dalam ruang tamu. Mark duduk di sofa dan aku duduk di sebelahnya, namun agak menjauh darinya. Tatapan ibu kepada aku dan Mark seperti curiga.

"Kalian lagi ada masalah?" Tanya Ibu.

Waduh. Jangan sampai ibu tahu kalau kita sedang tidak baik-baik saja.

Aku tersenyum malu, "Gapapa, bu. Gaada apa-apa kok."

"Terus kenapa tadi kamu pulang nangis?" Tanya ibu.

Gawat!

Ibu, please. Jangan membuat ini semakin rumit!

"Gak kayak gitu, bu. Taeyong lagi capek aja," Aku meringis.

"Kamu tadi nangis, sayang?" Tanya Mark.

Hatiku berasa campur aduk mendengarnya. Antara ingin sedih tapi marah karena malu. Mark ini sebenarnya cukup menyebalkan. Tidak tahu tempat! Kalau ingin memanggilku 'sayang', jangan di depan ibu!

"Uh..." Aku bingung menjawabnya.

Ibu mendengus kesal, "Iya! Tadi dia nangis-nangis pas pulang. Mark, jawab tante. Kamu apain anak saya?"

Aku menutup mataku karena malu. Ini seperti sidang hamil di luar nikah padahal aku dan Mark tidak melakukan hal-hal aneh.

Toh, aku juga tidak bisa hamil kan.

Aku memikirkan apa, sih? Seharusnya aku memikirkan jawaban untuk ibu!

"Berantem dikit aja, tante... Mark salah. Mark mau minta maaf ke Kak Taeyong," Mark menjawab.

Aku membuka mataku dengan bingung.

Ah, selalu saja Mark dengan ucapan manisnya. Padahal, baru tadi siang dia marah padaku.

"Oh... Gitu. Aduh, duh anak muda. Jangan suka ribut gitu ya? Kalo ribut langsung minta maaf. Bagus kamu lho gak gengsi buat minta maaf gini, apalagi langsung nyamperin tante sama anak tante. Kalau anak tante yang salah, mohon dimaafin ya."

Aku mendengar Mark tertawa menanggapi ucapan ibu, "Hahaha. Iya bu, Mark sayang sama Kak Taeyong. Mark gak akan bikin Kak Taeyong sedih lagi."

Hoek. Selalu dia dengan janji busuknya.

Aku benar-benar bingung. Perasaanku campur aduk. Ingin marah dan sedih namun lega di saat yang bersamaan. Aku lega Mark ingin meminta maaf kepadaku. Mark adalah orang yang jujur.

Aku mencintainya.

Hanya dia satu-satunya orang yang berhasil meluluhkan hatiku yang keras ini. Aku tidak akan bisa menemukan orang lain yang sepertinya, bahkan di Jepang nanti, dia yang akan selalu berada di hatiku.

Apa yang aku lakukan di kehidupanku yang lalu, ya? Sampai aku bisa mendapatkan laki-laki seperti Mark ini?

Mark Lee, aku akan selalu percaya kepadamu.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jan 21, 2024 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Seniority Program 2 (Long Distance) • MarkYongDove le storie prendono vita. Scoprilo ora