07.21 PM
Seoul, South Korea.
Taeyong's POV
Lima bulan berlalu setelah hubunganku dan Mark go public saat Seniority Program. Kini kami berdua masih jadian. Untungnya tidak ada hambatan apapun di hubungan kita, meskipun pacarku sangat populer di kalangan adik kelas. Banyak kenangan yang telah kami buat bersama-sama.
Seperti contoh, seminggu yang lalu kami pernah gelinding di tengah lapangan bersama karena kami berdua lelah dengan tugas sekolah. Alhasil kami berdua dipanggil ke ruang BK. Bukannya takut dimarahi, kami berdua malah berpegangan tangan bersama. Rasanya seperti kencan.
Aku ingat sekali ekspresi Mark ketika dimarahi guru BK. Dia seperti menahan BAB. Resah, bingung, takut, ingin kabur, intinya ekspresinya kocak banget! Aku tidak paham lelaki dengan tampang se-macho ini ternyata takut kalau dimarahi guru BK.
Mark sempat bertanya kepadaku, mengapa aku tidak takut dimarahi guru BK. Jawabanku adalah ini.
"Bapak kepala sekolah kamu lebih nyeremin. Guru BK mah gaada apa-apanya."
Setelah mendengar jawabanku, Mark bersumpah tidak akan mau ikut gelinding bersamaku lagi, apalagi di tengah lapangan. "Masih sayang nilai sekolah kak..." katanya.
Masih banyak lagi kenangan yang telah kita buat bersama. Aku yakin Mark adalah pacar pertamaku, dan juga terakhir dalam hidupku. Sampai akhirnya...
"Nak, kamu kuliah di Jepang ya. Ayah nemu beasiswa bagus dari kantor ayah. kamu mau ga?"
Apakah kalian penasaran dengan jawabanku?
Tentu aku jawab...
"MAU BANGET LAH PA DAFTARIN AKU SEKARANG GAMAU TAU."
Sampai hari ini, pukul 7 malam, aku menangis sendirian di kamar.
Seketika aku menyesal mendaftar beasiswa di Jepang. Karena kejadian kemarin...
Flashback
Aku membuat janji dengan Mark di restoran McD dekat sekolah. Aku berencana untuk merayakan ultah jadian lima bulan bersama dan juga mengabarinya bahwa aku akan kuliah di Jepang, jika aku lolos seleksi beasiswanya.
Bila ditanya aku gugup atau tidak, tentu saja gugup setengah mati. Aku takut apakah dia akan bangga atau malah marah?
Ah sudahlah, lakukan saja dulu. Overthinking kemudian.
Lima menit berlalu, akhirnya Mark datang juga.
"Selamat siang sayangku," ucap Mark sembari mengecup bibirku.
"Siang juga bayi," balasku sembari tersenyum.
"Ada apa nich manggil-manggil aku?" tanya Mark, lalu dia duduk di sampingku.
"Nach Nich Nach Nich, geli. Jametnya nular dari siapa hah?" tanyaku.
"Eitss, baru dateng udah ngamuk. Siapa lagi kalau bukan dari Haechan?" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seniority Program 2 (Long Distance) • MarkYong
Fiksi Penggemar"Aku bakal kuliah di Jepang." Hati Mark pecah berkeping-keping. Baru pertama kali ini Mark merasa seluruh dunianya hancur. Bukannya Mark melarang Taeyong untuk pergi, tetapi rasa khawatirnya melanda hati Mark terus menerus. Mau tidak mau, mereka har...
