11|Be not oke

288 12 0
                                    

Hai semua...
Kalian apa kabar?
Jangan lupa vote dan komen!
~HAPPY READING~


"....Karna bersamamu terasa semua terasa indah.... "

"Lagu lain dong Ay! Jangan yang mellow tapi yang sik asikk! " Protes Chaca pada Ayana. Pagi ini mereka sedang mendengarkan musik bersama di ruangan kelasnya.

"Lo maunya yang kaya gimana? "

"Yang judulnya sepatu kaca. "

"Bukan itu ogeb tapi judulnya cinderella! " Ayana menggeram kesal diselingi dengan gelengan kepalanya.

"Nah iya itu! "

"Oke bentar gue cari dulu lagunya, demi Allah Cha dengerin musik bareng lo ribet banget! "

"Yang fyp dong lagunya! Itu mah lagu jaman dulu. " cibir Sarah yang baru saja masuk kelas.

"Heh! Ini juga fyp kali makanya sering scroll tiktok dong, dasar cabe rawit! "

"Dari pada lo kaleng rombeng! "

"Au ahh dark!

"Woi diem lo semua! Dosen killer lagi menuju kesini. " Bagaskara mengintrupsi pada semua teman kelasnya.

Yusuf masuk ke dalam ruang kelas dengan meneteng laptop ditangan kirinya. Aura dosen itu lebih berkharisma dari biasanya, namun tetap memasang wajah dingin dan datarnya.

Yusuf meletakkan laptopnya di mejanya. Dia menatap ke seluruh penjuru ruangan. Jangan lupa wajah tanpa ekspresi dari laki-laki itu.

"Siapkan diri kalian! Kita akan melakukan kuis dari tugas yang telah kalian kumpulkan, untuk jawaban nanti saya bagikan satu lembar kertas folio. "

Ayana meringis "Innalillahi kenapa harus dadakan sih kaya tahu bulat! "

"Aaaa kasian kita aaaa..." sahut Sarah

"Si Khalisa kemana ya? Dia telat apa gimana? " tanya Ayana berbisik.

"Iya mungkin telat kan biasanya juga gitu. " ujar Chaca.

"Iya sih, tapi kenapa telatnya harus dimatkulnya pak doski? Perasaan di matkul lain dia gak pernah telat. "

"Kalau gitu berarti dia telat, "

Ayana mendegus kesal menatap Chaca "Pengin baca ayat kursi tapi takut lo ngamuk! "

"Dikira kesurupan? "

"Emang fakta! "

Yusuf mulai menuliskan pertanyaan di papan tulis. Tetapi sebelum soal itu selesai, pintu kelas diketuk dan masuklah Khalisa dengan penampilan sedikit berantakan dan nafas yang tak beraturan.

"Maaf pak, saya terlambat. "

Jantung Khalisa berdetak lebih cepat ditatap setajam itu oleh Yusuf. Hingga dia menelan salivanya susah payah. Jika seumpama Yusuf adalah seekor hewan singa, mungkin Khalisa sudah menjadi santapan lezatnya.

HI, GANTENG!Where stories live. Discover now