Rencana si Bos

9K 410 5
                                    

"Siskaaaa. Gue senang bangetttttt" histerisku sambil memeluk Siska.

"Raniaaa, lepesin gueee" tangannya menjauhkan tubuh kami. "Jijik tau ngga dipeluk~peluk sama lo"

"Gue seneng banget, sis"

"Gue ngga peduli lo mau senang atau ngga. Yang jelas jangan pernah peluk dan cium~cium gue"

"Ya Tuhann, galak banget sih lo. Sorry~sorry bro"

"Apaaaa??? Bro????"

"Hehehe, maaf~maaffff. Lo mau dengerin gue ngga"

"Hmmm apa???" Siska memang cerewet dia tipe cewek yang ngga suka dipeluk dan dicium sama cewek, mungkin dia anggap itu terlihat kaya lesbi padahal kan aku juga normal.

"Gue ketemu sama idola gue kemarin di Restaurant Jingsung"

"Siapa? Brondong atau om~om?"

"Ya elah, gue tahu gue ini banyak yang suka tapi bukan brondong  apalagi om~om keles"

"Terusss??"

"Lo tau chef Tommy kan?"

"Yang mana?"

"Itu yang sering muncul di TV. Selebriti chef"

"Ohhh gue tau, yang wajahnya oriental gitu kan?"

"Iyaaa, gue seneng banget. Ternyata dia salah satu chef di restaurant itu"

"Oh"

"Ko cuma oh??? Lo ngga senang gue ketemu idola gue"

"Lo ketemu idola lo juga ngga ngaruh di hidup gue"

"Ihhh, biarin yang penting gue masih bisa ketemu. Dari pada lo ngidolain aktor india yang sapa tuh, ga mungkin juga lo ketemu apalagi jadian sama dia"

"Haiiii, gue ngefans sama dia tapi gue sadar. Ngga akan miliki dia. Dari pada lo pasti ngarap banyak sama chef Tommy apalagi setelah ketemu. Pasti deh lo ngayal~ngayal ngga jelas" kata~kata siska memang pedes dan jleb banget dihati, karena ada benernya juga. Aku dari dulu suka ngayal~ngayal bisa jadian sama chef Tommy.

"Ribut aja lo berdua" kata Reno yang baru datang. "Kalian dipanggil Bos Siswo tuh"
Kami pun berjalan beriringan menemui bos kami

Tok tOk

"Masuk"

"Bapak manggil kami?" Tanyaku

"Iya. Duduklah"

"Siska gimana penjualanmu bulan ini? Ada kendala?"

"Ngga ada, Pak"

"Semua berjalan lancar kan?"

"Iya pak"

"Rania, kamu gimana?"

"Lancar aja, Pak"

"Sekitar 6bulan kedepan, kamu akan ke Australia" kata Pak Siswo menatapku yang masih tak mengerti

"Saya?? Kenapa pak?"

"Selama ini saya terima kamu kerja disini karena kesukaan kamu pada makanan. Bagaimana kamu merasakan dan mencicipinya, dan selera kamu high class. Selain itu kamu cantik, kamu pintar berkomunikasi dengan orang. Tapi..."

"Tapi....???" Tanyaku heran

"Tapi kamu ngga bisa masak. Kamu disuruh jelaskan bagaimana membuat produk yang kita jual  agar terlihat lebih enak aja ngga bisa. Kamu komentarin semua makanan tapi disuruh masak yang lebih dari itu ngga bisa. Kamu tau ngga? Kamu itu omdo, kebanyakan omong doang. Dan itu membuat saya agak kecewa. Karena itu saya akan kirim kamu ke Ausi untuk belajar masak disana" kata~kata Pak Siswo bener~bener membuat hatiku kaya daging steak, dipotong pake pisau, diambil pake garpu terus dimakan, pedih banget

"Tapi, jauh banget pak. Ngga bisa disini aja?"

"Sebelum kamu ke Ausi, kamu juga akan belajar disini dengan seorang chef. Biar ketika kamu disana belajar ngga keliatan benget begonya"

"Berapa lama pak? 1minggu?"

"2bulan"

"Hah???? Pak, ngga bisa disini aja ya. Itu kelamaan pak. Saya agak ngga cocok sama cuaca disana, saya juga musti...."

"Banyak alasan kamu, Rania" bentak Pak Siswo memotong kata~kataku. "Rencana saya ini bukan hanya untuk kebaikan kamu, tapi untuk kebaikan perusahaan juga. Kamu ngerti?"

"Yaa. Pak"

"Kamu akan belajar dengan  pemilik Restaurant Jingsung. Dan saya harap kamu ngga buat ulah dan pelajari semuanya dengan baik. Saya ngga mau terima laporan tentang kamu yang buruk. Paham?"

"Paham, Pak.

"Okey, mulai besok kamu dari jam 8 sampai jam 12 di sana. Jam 2 sampai jam 4, kamu ke kantor"

"Baik Pak"

Aku dan Siska keluar ruangan dengan gontai menuju ruangan kami

"Hahahaha" ketawa Siska membahana. "Rasain lo, kapok lo" katanya lagi sambil tertawa membuat tubuhnya yang tambun itu bergetar semua. Dia pun duduk dikursi, mungkin supaya dia kaga jatuh kelantai karena ngetawain gue terus

"Ihhh jahat banget sih lo, Sis"

"Lo sih, kebanyakan ngayalin idola. Bukannya belajar masak juga. Seharusnya ni ya kalau lo idolain seorang chef, lo harus bisa masak n belajar lebih baik.

"Yeee itu kan orang lain, kalau gue mah apa adanya"

"Alah, alasan aja lo. Males dipelihara, belagu lo. Dan ni yaaa Ran, gue denger~dengar pemilik restaurant Jingsung itu galak banget. Kalau makanan lo ngga enak, tu piring bisa dibanting, dibuang ke tong sampah. Pokoknya lo ngga kan ada harga dirinya disana" jelas Siska nakutin.

"Serius lo?? Lo paling nakutin gue aja"

"Serius, Rania. Selamat yaaaa. Sini gue peluk, mau"

"Jangannn deketin gue kalau gue lagi kesel. Gue lempar stapler lo" kataku kesal dan Siska hanya tertawa

YES, CHEF!!!!!!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora