Dia, lagi?!!!

10.5K 318 28
                                    

Rania buru-buru ke Restaurant saat mendengar kabar ada masalah di Resto nya.

Aku tidak terbiasa mengatur semua ini.
God, help me.
Mengatur Resto membuatku lelah.
Apalagi aku belum menemukan manager yang baru.
Aku harus membuat rencana untuk masa depan Resto.
Karyawan, costumer, klien.
Tuhan, begitu cepat KAU mengambil keluargaku.
Aku merasa lelah dan kesepian.

"Bu, kita udah sampai" kata supir membuyarkan lamunan Rania.
Hari ini Rania malas membawa mobil sendiri, dan meminta supir resto menjemputnya di rumah.

Rania turun dari mobil dan memasuki Resto, seorang karyawati menghampirinya dengan tergesa-gesa.

"Ada apa, Yul?" tanya Rania pada seorang wanita yang menelponnya tadi pagi.

"Ada yang mau ketemu ibu" jawabnya gugup, rasa takut nampak jelas diraut wajahnya yang berkulit gelap itu.

"Siapa?" tanya Rania

"Dia ada di ruangan ibu. Ibu liat sendiri saja yaa" jawabnya.

"Baiklah" kata Rania lalu menghampiri ruangannya yang sudah terbuka.
Bagaimana ruanganku bisa terbuka? Kuncinya yang pegang cuma aku dan mantan managerku.

Rania memasuki ruangannya nampak seorang pria duduk membelakangi Rania sedang membaca novel yang selalu ada di atas meja.

"Maaf siapa ya?" tanyanya sopan, pria itu tidak menjawab. Dia mengembalikan novel itu di tempatnya lalu berdiri tanpa menoleh pada Rania. Ini pria pasti hidupnya penuh drama, pikir Rania.

"Haiii" sapanya begitu berbalik dan membuat Rania terkejut dengan sosok pria di hadapannya ini.

"Ya Tuhan, mengapa ENGKAU kirim lagi masalah di hadapan ku" kata Rania berbisik saat mengetahui siapa sosok pria tadi. Chef Adam, yaaa Chef Adam yang mengesalkan itu.

"Bicara apa?" tanyanya

"Tidak, Chef sedang apa disini?"

"Ingin bertemu denganmu"jawabnya.

"Tahu darimana Resto ini"

"Dari sahabatmu"

"Siska?"

"Iya. Hmmm, mau berdiri aja? Tidak mau duduk?" tanyanya membuat Rania tertegun.
Rania duduk seakan-akan, Rania lah tamu disini.

Awas kamu, Sis. Aku akan membalasmu. Batin Rania

"Apa kabar?"

"Baik, Chef"

"Syukurlah"

"Chef Adam, sedang apa di sini?"

"Ingin bertemu denganmu"

Rania mengerenyitkan dahinya "Ada yang penting?" tanya Rania memastikan.

"Apa yang terjadi, Lissania?"

"Apa?" tanya Rania heran, chef Adam berdiri lalu berjalan ke pintu. Ditutupnya pintu itu perlahan, Rania melihatnya terkejut tapi tidak mampu menahan chef Adam.

"Kamu pergi tanpa memberitahuku. Aku pikir kamu juga datang ke pernikahan Tommy. Kamu menghindari semuanya, Lissania" katanya lalu berjalan kembali ketempat duduk semula. "Kamu menghindari segala hal tentang Tommy dan Bella, termasuk menghindariku" lanjut chef Adam membuat Rania terkejut, mulutnya terkatup dan dia memainkan jarinya, seribu pikiran sedang menghantui otaknya.
"Aku benar kan?" tanyanya lagi membuyarkan lamunan Rania.
Rania terdiam, tidak aja jawaban disana.
"Kamu pergi ke Ausi berharap bisa melupakan kesedihan dan kekhawatiranmu tapi, aku bertemu denganmu di sana. Aku membuatmu nyaman, memperlakukanmu agar kamu betah di Ausi. Aku pikir kamu suka tapi, kamu pulang ke Indonesia tanpa memberitahuku. Aku kira kamu pulang karena ingin menghadiri pernikahan Tommy ternyata, kamu pun tidak hadir di sana. Apa yang mau kamu buktikan, Lissania? Sampai kapan kamu akan berlari? menghindari mereka dan aku" chef Adam mengungkap seluruh rasa kesal di hatinya.

"Chef....."

"Berhenti memanggilku Chef, Lissania" katanya tegas memutus kata-kataku, dia bangkit dari kursinya. "Kamu memanggil aku chef hanya saat kamu belajar padaku di Ausi, sekarang semua sudah berlalu. Panggil aku Adam" lanjutnya.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan kamu yang kenapa? Kenapa? Kenapa itu. Aku punya alasan sendiri, Adam. Dan aku minta berhenti mengejutkanku pagi-pagi" kata Rania lalu keluar dari ruangannya dengan perasaan kesal,

Adam terbengong dengan respon wanita yang dihadapannya."Lissania, tunggu" Adam berusaha mengejar Rania tapi, dia keburu masuk mobil dan meninggalkan Adam.

"Chef, bunganya mau saya taruh mana?" tanya salah satu karyawan resto yang membawa seikat bunga. Chef Adam mengingat kembali saat dia datang pagi-pagi dan menyuruh karyawan resto membeli bunga untuk Rania.

"Buatmu saja" balas Chef Adam lalu pergi.

Aku benci lelaki itu.
Mengapa dia selalu mengagetkanku dipagi hari.
Saat di Ausi, saat disini.
Selalu saja sikapnya begitu.

"Kita mau kemana, bu?" tanya Supir.

"Ke kantor Siska" jawabku kesal.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rania mengambil handphonenya lalu menelpon Siska.

"Dimana?" tanyaku masih kesal.

"Dikantor, Ran? Kenapa?"

"Temuin gue sekarang. Gue ada di cafe depan kantor lo" kata Rania lalu mengakhiri panggilan.

Rania melihat Siska yang tergesa-gesa menemuinya.

"Kenapa, Ran? Gue lagi banyak kerjaan nih"

"Apa-apaan lo. Kasih tau Adam alamat resto gue, ngga sekalian lo kasih alamat rumah gue" kata Rania kesal, emosi masih menyelimuti dirinya.

"Sorry, Ran. Chef Adam maksa gue, dia pengen banget ketemu sama lo"

"Yaaa seharusnya lo, bilang ke gue"

"Tapi, chef Adam bilang mau kasih surprise. Yaa namanya surprise, ngga gue kasih tau ke lo" bela Siska yang tidak ingin disalahkan atas kekesalan Rania saat ini.

"Iya, gue surprise banget dengan kehadiran dia di resto. Sampai-sampai gue ngga tau mau ngomong apa ke dia. Dia nyerocos aja seperti bebek. Sok tahu dan nuduh-nuduh gue. Kesel gue". Kata Rania lalu melipat tangannya.

"Maksudnya gimana, Ran?" tanya Siska, lalu Rania menceritakan semua kejadian di Restonya.
"Chef Adam benar lagi, Ran. Lo kenapa menghindar dari dia? Dia salah apa ke lo?"

"Yaa karena dia teman Tommy, Sis"

"Yaa lo ga perlu gitu, Ran. Lo harus bisa melupakan hal tentang Tommy. Move on itu bukan berarti ngga ketemu mereka lagi tapi, lo harus bisa lupain mereka dari hati dan pikiran lo" nasehat Siska, dan melirik jam tangannya. "Gue banyak kerjaan, ntar malam gue ke rumah lo ya. Bye" pamit Siska meninggalkan Rania yang masih cemberut.

YES, CHEF!!!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang