Chapter 7⭐(fandom baru)

359 32 1
                                    

Satya keluar dari kelasnya dengan wajah kesal, dan kebetulan bel istirahat baru saja berbunyi, ia memutuskan untuk pergi ke taman sekolahnya dan akan duduk disana.

Disaat Satya berjalan, sudah ia duga, orang-orang disekitarnya akan membicarakannya, bagaimana ia bisa tau? Karena mereka sesekali menatap Satya dengan tatapan yang menurut Satya menyeramkan

"Hidup tenangku habis sudah, udahlah aku sering dikira pacaran sama Bian, sekarang nambah lagi, arghh" Satya membatin dan sudah sangat frustasi dengan keadaannya sekarang, apa dia pindah sekolah saja? Tapi nanggung dia sudah setengah perjalanan di SMA ini

~~

Satya akhirnya sampai di taman sekolahnya dan duduk di bangku taman dibawah pohon, pohonnya rimbun yang membuat tempat itu menjadi agak gelap, hal itu agak seram bagi orang lain, tapi itu malah tempat kesukaan Satya, jadi ia memutuskan untuk duduk disana dan mulai merenungi kata-kata Bian

"Suka dia tapi gak sadar? Karena aku gak pernah suka orang?.." Satya semakin tenggelam dalam pikirannya dan tidak sadar kalo ada yang menghampirinya

"Woi Sat" orang itu secara mendadak memegang bahu Satya, membuat Satya kaget dan langsung menjauh dari orang itu

"Eh! Lo ngapain disini?" Satya masih kaget dan berusaha menetralkan nafasnya, maklum dia orangnya kagetan

"Gw nyusul lo lah, ngapain lagi, takutnya kan lo saking badmoodnya malah bundir" orang itu mencoba melawak agar suasana tidak tegang-tegang amat

Satya tertawa kecil
"Terserah lo lah Jib, ykali gw bakal bundir cuma perkara ginian" yah orang yang menghampiri Satya adalah Jibran

"Yaa kali aja," Jibran duduk di sebelah Satya tapi juga menjaga jarak dengannya, ia melihatnya "Lo mikirin apa tadi? Serius banget, sampe kaget pas gw pegang tadi" Jibran sempat melihat saat Satya berpikir keras tentang sesuatu, ia penasaran

"rahasia, lo gak perlu tau." Satya mengalihkan pandangannya melihat pohon di sebelahnya

"Ih, apa emang?? gw penasaran" Jibran mencoba mendekati Satya untuk mengetahui apa yang ia pikirkan

"Ya lo gak perlu tau, paham bahasa gak sih?" Satya bersikeras untuk tidak mengatakannya dan masih tidak melihat Jibran

"Yaudah deh, tapi minimal liat gw lah! Lo lagi ngomong sama gw, bukan pohon itu!" Jibran melipat tangannya karena kesal Satya tidak melihatnya saat berbicara

Satya memutar bola matanya dan akhirnya menatap Jibran, Saat ia menatap Jibran entah kenapa dia merasa malu, kenapa tiba-tiba Jibran menjadi begitu tampan sekarang?

"Eh, apaan sih, emang harus banget gitu?" Satya masih berusaha sok cool walaupun dia sudah sedikit deg-degan

"Enggak sih, cuma kan untuk kesopanan gituu" Jibran yang juga sudah salting saat ini, hanya bisa menjawab seadanya

"Terserah lo dah, gw mo ke kantin, ikut kaga?" Satya berdiri dan menawarkan pada Jibran untuk pergi bersamanya

"Emang boleh?" Jibran ragu dengan keputusan Satya sekarang, dia berani mendekati Satya karena tempat Satya duduk itu tersembunyi dari pandangan orang lain

"Yaa boleh lah, lupain aja rumor itu, kita kan cuma temenan" Satya agak menekan kata "temenan" yang ia ucapkan, membuat Jibran tersadar dan akhirnya menyetujuinya

"Okelah, ayok, udah lapar ni gwe" Jibran ikut berdiri dan menarik tangan Satya untuk pergi ke kantin

"Harus banget narik tangan gw?" Satya bukannya tidak nyaman, tapi dia butuh alasan kenapa Jibran selalu menarik tangannya, sejujurnya dia senang kok

maybe this is love?[JIMMYSEA]Where stories live. Discover now