Empat belas - Takdir yang sudah digariskan

368 45 17
                                    

Pukul satu pagi, Hongjoong membawa Seonghwa dan San kembali ke rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul satu pagi, Hongjoong membawa Seonghwa dan San kembali ke rumah. Seonghwa tengah menemani San tidur di kamar tamu, Hongjoong sendiri ada di dapur, membuatkan teh herbal.

Selesai dengan urusan di dapur, Hongjoong pergi ke kamar tamu untuk melihat keadaan San. Meminta izin untuk masuk, dan berjalan memasuki kamar setelah mendapat izin dari Seonghwa. "Bagaimana keadaan San?"

"Sudah lebih tenang, San bahkan sudah tidur dengan nyenyak," balas Seonghwa, menarik selimut sampai menutupi bahu San, dan merapikan poni San yang menutupi mata. "Ini malam yang berat, biarkan San beristirahat," sambungnya, dan berdiri.

Hongjoong mengangguk, berjalan lebih dulu menuju pintu, keluar dan menahan pintunya sampai Seonghwa berdiri di sampingnya, pintu kamar kembali ia tutup dengan pelan. "Seonghwa," panggilnya.

"Iya?"

Tak menjawab, Hongjoong justru kembali memeluk Seonghwa dengan erat. "Aku sangat merindukanmu," ujarnya.

"Apalagi diriku, Hongjoong. Seratus tahun memang hanya sebentar bagi seseorang yang berumur panjang. Namun, tetap menyiksa jika ada yang dinanti," balas Seonghwa, melingkarkan kedua tangan pada bahu Hongjoong dan menyandarkan kepala pada bahu yang lebih dominan. "Tetapi, penantianku tak sia-sia, takdir tak mengingkari janjinya, ingatanmu kembali, kamu kembali berada di sisiku, kamu kembali bisa aku rengkuh."

"Maafkan aku, untuk semua yang sudah aku lakukan—"

"Tidak, Hongjoong. Berhentilah meminta maaf, itu semua, karena kamu belum ingat, aku sudah tak memikirkannya." Mengangkat kepala, Seonghwa beralih untuk menangkup wajah Hongjoong. "Yang terpenting kamu sudah kembali ingat padaku, tetapi ... masih ada yang membuatku khawatir."

Hongjoong mengangguk mengerti, akan lebih mudah jika ia memiliki ingatan sejak dilahirkan. Dengan begitu, ia dapat menjaga hati dan hanya akan menunggu Seonghwa.

Namun, walau tubuhnya seolah masih mengingat apa saja yang pernah dialami di kehidupan yang lalu, otaknya tetap sama sekali tak ingat. Sehingga ia membuat kesalahan fatal dengan memiliki hubungan bersama orang lain.

Lima tahun lebih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih bukanlah waktu yang singkat, tanggal pertunangan bahkan sudah ditentukan. Walau San mengatakan akan membatalkannya, tapi kenyataannya tidak akan semudah itu.

Ditambah, Hongjoong masih belum tahu bagaimana cara menjelaskan kehadiran Seonghwa kepada kedua orang tuanya. Jika ia mengatakan ini secara terang-terangan, kemungkinan tidak akan ada yang percaya, dan yang lebih buruk, ia akan dianggap berselingkuh dari San dan mempermalukan keluarga, Seonghwa pun bisa saja mendapatkan hinaan yang tidak seharusnya ia dapatkan.

"Seonghwa—"

"Jangan meminta maaf."

"Tapi semua ini tak akan terjadi jika aku bisa menahan diri, sejak awal aku tahu ada yang aneh dalam diriku, aku selalu merasa seperti sudah pernah melakukannya, aku selalu merasa ada sesuatu yang kurang, aku selalu merasa hatiku begitu kosong.

Our Destiny . JoongHwaWhere stories live. Discover now