"SIAPA KALIAN??" Teriak mereka ketakutan,tak ada jawaban dari ketiga sosok itu satu-satu dari mereka membawa senjata,ada belati,palu dan juga batang besi...

"PERGI KALIAN,,, JANGAN GANGGU KAMI" teriak mereka lagi.

Namun tak di hirau kan oleh ketiga sosok itu,mereka sama-sama mengangkat senjata lalu menyerang ketiga gadis itu.

Tak dapat di pungkiri 2 dari 3 gadis itu langsung ambruk saat batang besi itu memukul wajahnya berulang kali,
Begitu juga yang 1 nya langsung tewas setelah palu menghantam kepala gadis itu,sedang kan satu gadis lain nya mendapat kan luka sayat di beberapa tempat,termasuk perut dan lengan, gadis itu berhasil kabur meski pincang dan luka,ia berlari tak tentu arah terlihat ketiga nya berjalan mengikuti langkah gadis itu...

Gadis itu terus berjalan tak menghiraukan luka nya,semakin jauh malah semakin sepi tak ada warga atau pun mobil lewat,hingga gadis itu tak bisa menahan sakit lagi tenaga nya terkuras habis,sampai dia ambruk tidak lama ia mendengar suara orang yang ia kenal...

"Raisa!!"

"To-to-tolong" gumam nya lalu tak sadarkan diri.

"TOLONG.... Raisa bangun"

Ketiga sosok yang mengikuti Raisa menghentikan langkah,lalu saling melirik tidak lama pergi dari sana tanpa jejak...

💞💞💞💞💞💞💞

Anisa anak perempuan satu-satunya di keluarga,ia memiliki adik dan juga kakak laki-laki meski perempuan sendiri ia tidak pernah di perhatikan,bahkan masa remaja nya cukup di bilang sulit ia menikah dengan suami nya karna di jodohkan,namun meski tanpa cinta pada akhir nya ia juga mencintai suaminya,walau begitu kehidupan rumah tangga nya terus di uji dari ekonomi hingga keluarga,keluarga Anisa terus menuntut dia agar di pandang tinggi oleh orang lain, namun suami Anisa adalah anak sederhana dengan kerjaan serabutan, tapi bagi Anisa itu tidak lah apa-apa karna bagi nya asal bisa bersama sang suami sudah cukup...

Ketakutan yang paling besar bagi anisa,yaitu kehilangan suami nya ia takut sendirian dengan apa yang dia lalui di masa remaja nya,hanya suami nya lah tempat ia pulang,suami nya adalah rumah ternyaman untuknya.

Sekarang ia merasa kan ketakutan itu lagi,ia takut sendirian ia takut tidak ada yang menemukan nya di dalam kegelapan,perasaan yang begitu berat dan sesak...

Kiana meremas jari nya dengan tubuh bergetar dan air mata terus mengalir,ia melirik ruang UGD dengan lampu masih menyalah, tangan lembut milik nya masih tersisa darah yang lengket ia takut,takut Raisa meninggal,takut Raisa tak pernah sadar....

"Keluarga pasien??" Ucap seorang dokter laki-laki.

"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya kiana bergetar.

"Pasien banyak kehabisan darah, sekarang stok di rumah sakit sedang kehabisan" jelas dokter itu iba melihat wajah ketakutan kiana.

"A-ambil darah ku saja dok, aku gak tau apa golongan darah ku tapi aku mohon periksa sekarang" pinta kiana semakin takut.

"Baik,,, mari ikut saya" ajak dokter itu diikuti kiana.

Nona tubuh anda masih belum sembuh total...

Tapi Raisa butuh pertolongan..

Tapi-

Aku tidak apa-apa sistem, saat ini Raisa membutuhkan nya...

Kiana memotong ucapan sistem cepat, ia yakin sistem akan mencegah nya,namun dia tidak bisa menunda lagi sedangkan keluarga Raisa belum juga datang,untung saja dokter yang menangani Raisa mengenal keluarga gadis itu,jadi kiana tak perlu bingung mencari keluarga Raisa...

Kini kiana sudah berada di suatu ruangan di RS itu,setelah di periksa ternyata darah nya dengan raisa sama jadi dia langsung saja mendonorkan darah nya...

Tidak berapa lama akhir nya selesai,kiana kembali duduk di tempat ia menunggu tadi,kepala nya sedikit pusing mungkin efek darah yang di ambil...

"Kiana!!"

Gadis itu cepat berdiri setelah mengetahui siapa yang memanggil.

"Verrel" kiana berlari memeluk cowok itu,tubuh nya masih bergetar hebat sedang kan Verrel memeluk nya erat.

"Lo ngapain disini?? Lo terluka?" Tanya Verrel bingung.

Kiana menggeleng cepat air mata nya terus mengalir deras.

"Ra-raisa"

"Kenapa dengan Raisa??"

"A-aku gak tau,,, waktu a-aku- menemukan nya d-dia sudah te-terluka parah hiks hiks" tangis kiana bergetar.

Verrel terdiam di tempat karna terkejut,ia membawa kiana dalam pelukan nya lagi agar gadis itu tenang.

"Udah ya,,, Raisa pasti baik-baik aja" hibur cowok itu lembut,kiana hanya mengangguk pelan dalam pelukan Verrel.

Tap
Tap
Tap

Terdengar langkah kaki dari lorong kedua sejoli itu menoleh,disana ada beberapa orang pasangan paru baya dan juga 3 pemuda termasuk Rizky...

"Kiana?" Gumam Rizky bingung melihat keberadaan kiana dan Verrel.

"Kalian ngapain di sini?" Tanya Rizky bingung apa lagi melihat wajah menangis kiana.

"A-aku-

"Dia yang membawa Raisa kesini" jawab Verrel karna ia tau kiana masih sangat syok.

"Kamu!!!" Seorang wanita paru baya menatap kiana tidak senang.

"Pasti kamu kan yang udah buat anak saya celaka!!" Tuding wanita itu membuat orang di sana kaget...

Kiana menggeleng cepat "gak Tante"

"BOHONG,,, KALAU BUKAN KAMU ANAK SAYA TIDAK AKAN SEPERTI INI" murka wanita itu ingin meraih tubuh kiana,namun Verrel langsung menghalangi dengan memeluk gadis itu.

"Anda jangan asal menuduh, malah dia yang membawa anak anda kesini" jelas Verrel menatap tajam.

"Ma udah jangan bikin ribut" tegur seorang pemuda bermata sipit.

"Mama yakin pasti dia yang sudah membuat adik kamu masuk rumah sakit" keukeuh wanita itu lagi menatap kiana nyalang.

"Tante,, kita gak bisa menuduh kiana gitu aja" bantah Rizky membela,ia melirik kiana yang masih di peluk verrel,gadis itu menggeleng pelan dapat ia lihat jika kiana masih dalam keadaan syok terbukti tubuh gadis itu bergetar.

"Awas kamu, jika terbukti kamu lah yang melakukan nya aku tidak aku tinggal diam" ancam perempuan itu melotot lalu pergi dari sana bersama sang suami.

"Maaf atas sikap ibu saya" ucap pemuda tadi sembari menunduk hormat dan ikut pergi dari sana.

"Hiks... Hiks... Bukan aku yang melakukan itu" gumam kiana sesegukan.

"Ssstthh iya gue percaya sama lo" bisik Verrel.

"Gue juga percaya kok sama lo" sahut Rizky mengelus puncak kepala kiana seraya tersenyum tipis.

Menggemaskan.

Love Kiana❤️❤️❤️Where stories live. Discover now