Haechan tahu Mark tidak pergi jauh, ia masih berada di sekitaran pondok. Hal itu bisa ia ketahui dari aroma feromon nya. Biarlah, Haechan akan kembali melanjutkan makannya, ia sudah sangat lapar.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ruangan itu kini terasa sangat dingin. Bukan karena pendingin ruangan, tidak ada benda semacam itu di sana. Itu disebabkan oleh aura permusuhan yang dikeluarkan oleh satu orang, yaitu Mark.

Sesaat setelah Haechan pingsan dan akan dibawa oleh Luna Doyoung, Mark mengatakan untuk membawanya ke pondok miliknya saja, dan Doyoung menyetujuinya. Sementara dirinya sendiri mengikuti Alpha Johnny.

Ia berjalan kesana masih dengan diselimuti amarah, terlebih lagi saat melihat Yuta yang berada di sebelahnya. Tidak persis di sebelahnya sebetulnya, ada Jaehyun yang menjadi penengah diantara keduanya.

Saat tiba, belum ada yang membuka suara. Alpha Johnny masih mengawasi keduanya. Ia mengamati wajah Yuta yang terlihat sangat mengenaskan. Karena serangan dari Mark, kini Yuta lah yang mendapatkan luka paling parah.

"Apa yang kau lakukan, Yuta?"

"Aku hanya membantunya melakukan perubahan itu, alpha."

"Dengan membuatnya emosi? Sebetulnya apa yang kau katakan?"

"Penggoda."

"Bajingan!"

Mark hampir saja kembali menyerang Yuta saat mendengar itu jika saja Lucas dan Jaehyun tidak segera menahannya. Sementara Yuta hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam. Saat ini rasanya ia juga menyesal telah mengatakan hal itu.

Alpha Johnny menghela nafasnya. Ia juga terkejut mendengar itu, pantas saja Haechan tersulut emosi. Meski sudah bisa menebak jika ini semua berhubungan dengan Mark, tapi ia tidak menyangka Yuta akan melakukan sejauh itu.

"Aku akan meminta maaf kepada Haechan."

"Tidak akan aku biarkan kau mendekat sejengkal pun kearahnya, Yuta."

"Mark, aku minta maaf."

Yuta menyesal, sungguh. Ia tidak berpikir sejauh itu sebelum melakukan tindakannya. Alih-alih memperbaiki, kini hubungannya dengan Mark justru semakin renggang setelah kejadian ini.

"Jangan pernah lagi mendekat kearah mate ku jika kau tidak ingin aku menghabisimu!"

Kalimat itu terdengar sangat dingin dan rasanya sangatlah menusuk bagi Yuta. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah ini.

Mark meminta izin untuk meninggalkan tempat itu yang langsung diberikan oleh alpha Johnny. Mungkin membiarkan Mark untuk sedikit lebih tenang akan membantu sebelum membiarkan kembali mereka berdua berbicara.

Mark berjalan kembali ke pondoknya, ia ingin segera melihat kondisi Haechan. Sesampainya di sama bisa ia lihat keberadaan Luna Doyoung dan juga Taeyong yang yang eh sibuk mengobati Haechannya.

"Mark, kau juga harus diobati."

Luna Doyoung menyadari keberadaan Mark dan menawarkan bantuan, tetapi alpha itu justru menolaknya dengan gelengan kepala.

"Terimakasih Luna, aku akan melakukannya sendiri. Apa Haechan sudah selesai?"

"Sudah, kami akan pergi. Kau jaga dia ya. Akan ada beberapa orang yang membawa makanan kemari.

"Tentu, Luna. Sekali lagi terimakasih."

Luna Doyoung menjawab dengan senyuman lembut sebelum pergi meninggalkan pondok Mark bersama dengan Taeyong.

Mark mendekat ke arah Haechan, ia membubuhkan satu kecupan lembut di kening omega nya sebelum membisikkan sesuatu,

"Cepat sembuh, Haechan."



















***




Met malam minggu teman-temann, selamat menikmati ceritanya yaa, wuff yaa <3


Ada gak sih disini yang kalau makan harus lihat teksturnya? Atau mungkin suka ngidam makanan dengan tekstur tertentu? Soalnya aku gitu hehehe. Maaf gak penting banget😭😭🙏

Kalau mau ngobrol bisa komen komen atau DM aku, see you yaaa

LUNAWhere stories live. Discover now