28, Two Years Later.

17 4 2
                                    

Ada banyak sekali hal yang berubah dalam dua tahun ini. Hal pertama yang berubah adalah pekerjaan Julian. Ia tidak lagi bekerja di klinik sebab ia mendapatkan pekerjaan di salah satu rumah sakit hewan di kotanya. Itu benar-benar perubahan yang sangat baik. Namun sayangnya, hal itu membuat waktu Julian untuk bertemu Ayu jadi berkurang. Dulu ia bisa mampir ke cafenya Genta setelah pulang bekerja untuk bertemu Ayu. Tetapi sekarang tempat kerjanya cukup jauh dari cafenya Genta, pun dari kosnya.

Oleh karena itu, beberapa saat setelah pindah bekerja, Julian juga pindah dari kosnya. Ia menyewa satu unit apartemen di dekat tempat kerja barunya dan ia pindah ke sana agar bisa beristirahat dengan layak. Ia juga bosan terus-terusan tidur di mess rumah sakit.

Kemudian usaha Ayu juga mengalami banyak perubahan. Dalam dua tahun terakhir, usahanya berkembang pesat. Tiga bulan yang lalu, ia membuka tokonya sendiri di toko bekas bundanya Julian. Nama tokonya adalah Ayu’s Bakery. Sejujurnya awalnya Ayu tidak mau memakai namanya sendiri, itu terdengar klise. Tetapi Julian beralasan kalau nama Ayu saja sudah memiliki arti cantik, untuk apa mencari nama lain.

Sebenarnya usaha Ayu sudah berkembang pesat sejak setahun yang lalu. Saat itu ia sampai memutuskan resign dari cafe 143. Itu sangat berat bagi Ayu, sebab cafe itu adalah tempat kerja paling nyaman bagi Ayu. Ia punya bos yang baik dan tidak pelit, ia juga punya rekan kerja yang suportif. Selain itu, di sana ia bekerja sesuai keterampilannya.

Ah … kalau Ayu punya waktu lebih dari 24 jam dalam sehari, ia ingin sekali kerja lebih lama di cafe 143. Tetapi mau bagaimana lagi, Ayu sama seperti orang-orang. Ia hanya punya 24 jam dalam sehari, sedangkan ia harus punya banyak waktu jika ingin usahanya berkembang.

Kerennya Ayu sekarang adalah dirinya yang menjadi bos. Ia punya toko sendiri dan ia punya dua orang karyawan. Satu orang berada di depan menjaga tokonya dan satu orang lainnya membantu Ayu di dapur, membuat cake.

Ayu semakin sibuk, Julian juga tak kalah sibuk. Oleh karena itu, mereka jarang bertemu. Kalau tidak ada jadwal piket di akhir pekan, Julian selalu mendatangi Ayu ke rumahnya. Lalu mereka biasanya hanya diam seharian dan tidak melakukan apapun selain duduk leyeh-leyeh di sofa ruang tengah Ayu sambil mengobrol menceritakan banyak hal. Namun hal itu tidak rutin.

Hal yang rutin mereka lakukan tentunya hanya mengirim pesan. Tak sedikit pesan yang mereka kirim dalam satu hari, sebab entah itu Ayu atau Julian, keduanya ingin sekali langsung menceritakan hal yang mereka alami. Tidak langsung dibalas juga tidak apa-apa, karena keduanya saling memahami kesibukan masing-masing. Sedih, tapi harus diakui kalau mereka seperti menjalani hubungan jarak jauh meskipun tinggal di kota yang sama.

Selain itu, mereka juga rutin video call saat malam hari. Ayu selalu mengeluh kalau ia ketakutan tinggal di rumahnya sendirian. Makanya ia melakukan panggilan video dengan Julian agar merasa ada orang yang menemaninya di rumah.

Hana ke mana? Hana pergi kuliah ke luar kota. Setelah gap year satu tahun lagi, akhirnya Hana bisa berkuliah. Hal yang tidak Ayu pahami sampai saat ini adalah mengapa Hana pergi kuliah ke luar kota? Padahal Hana bisa kuliah di kotanya saja agar menghemat biaya kos. Anehnya Hana keukeuh ingin pergi ke luar kota. Ayu juga tidak bisa melarangnya karena ia takut bertengkar lagi. Jadi … beginilah sekarang, Ayu tinggal sendirian di rumah dan Hana kuliah di luar kota.

Yang tidak berubah setelah dua tahun berlalu adalah sikap Rere pada Julian. Adik tiri Julian itu sampai sekarang masih belum memanggil Julian dengan embel-embel kak, meskipun keluarga mereka sudah makin harmonis. Tetapi kalau ketahuan Rinjani, Rere bisa kena omel karena memanggil Julian hanya dengan nama saja.

Hal lain yang tidak berubah adalah hubungan Julian dan Ayu. Jelas mereka masih bersama dan setelah dua tahun berlalu rasa suka dan sayang mereka tidak berkurang sedikit pun.

LOCOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang