1. hari yang ditunggu

9 3 1
                                    

Gibran menaruh handuk nya dekat sofa ruang tamu, lalu berjalan menghampiri Della yang sekarang berada di ruang makan dan sedang menyiapkan sarapan pagi.

Setelah sampai di ruang makan, Gibran langsung duduk di atas kursi dan langsung menyomot (mengambil) roti yang di isi dengan selada, tomat, saus cabai, serta daging. Della yang melihat itu langsung menepuk tangan Gibran, "Abang belum selesai bunda siapin!" kesal Della.

"Bunda, aku laper. Lagian kan bunda buat nya banyak, boleh lah Gibran nyolong." ejek Gibran.

"Bang, ini tanggal berapa coba? Hari apa?" tanya Della.

Gibran menengok ke arah jam tangan yang sudah ia kenakan di tangan nya. "Tanggal 30 Desember 2023 pukul 06.15, ada apa Bunda?" tanya Gibran penasaran.

Della yang mendengar itu langsung menepuk kepala nya. "Bunda lupa bilang ke kamu," ujar Della.

"Bilang apa, Bun?" tanya Gibran sambil mengambil satu lagi roti yang sudah siap untuk dimakan.

"Syeira tanggal 2 Januari 2024 ini datang ke Bandung, dia akan bersekolah di tempat abang sekolah. Kabar baik kan bang? Bunda seneng banget loh, Syeira udah kembali kesini. Abang juga pasti nya seneng kann?"

Seolah-olah dikagetkan dengan fakta yang begitu besar. Gibran tersedak memakan roti tersebut, "Loh bukan nya udah gak mau balik kesini lagi, Bun?" tanya Gibran.

"Siapa bilang? Syeira tetap balik ke bandung. Tapi dia datang enggak bareng orangtua nya, karena mama dan papa nya masih sibuk sama urusan kantor. Dan bang Arkan, dia sibuk kuliah di sana, jadi Gibran mau kan tolongin bunda untuk bawa Syeira kesini dan jemput Syeira di Bandara." Tawar sekaligus bujuk Della.

Gibran menghela nafas nya perlahan. "Gibran rasa enggak perlu di jemput, Bunda. Papa sama Mama nya pasti menyiapkan fasilitas yang baik untuk Syeira, enggak mungkin disuruh tinggal di Bandung sendirian tanpa fasilitas yang baik kan?" tanya Gibran untuk memastikan.

Karena sejauh Gibran mengenal kedua orangtua Syeira, mereka tidak akan pernah membiarkan anak bungsu kesayangan nya tinggal sendirian dan kesusahan. Tidak mungkin bukan, Syeira ditelantarkan begitu saja di Bandung? Sangat tidak mungkin bagi Gibran.

"Bener, apa yang kamu bilang bener banget. Tante Asya udah menyiapkan apartemen untuk Syeira tinggal sementara, tapi kalau dia tinggal sendirian. Bunda enggak enak sama tante Asya, soalnya yang ngotot suruh Syeira kesini kan bunda sama kamu." ujar Della.

"Kenapa kita harus nampung Syeira di rumah kita?" tanya Gibran.

Mendengar apa yang dikatakan Gibran, Della langsung berhenti membuat roti itu. "Bukan nya dulu abang yang semangat buat nyambut kedatangan Syeira?" tanya Della sedikit kesal kepada Gibran.  Apa yang merubah anak laki-laki kesayangan nya ini?

"Bun," belum selesai Gibran berbicara Della sudah memotong pembicaraan Gibran. "Kalau kamu masih mau bunda anggap sebagai anak, lakuin apa yang Bunda minta. Bunda udah menyediakan satu kamar kosong untuk Syeira disini, kamu harus hias kamar Syeira berwarna pink. Kamu tau kan, apa yang Syeira suka? Enggak mungkin kamu lupa kan, Gibran?" tanya Della.

Ancaman, ya itu adalah ancaman bagi Gibran. "Aku tau dan aku masih belum lupa, Bunda." ucap Gibran.

"Coba sebutkan, apa aja yang Syeira suka." perintah Della.

Gibran lagi-lagi menghela nafas nya, harus seperti anak kecil mengingat kesukaan orang dengan contoh seperti menghafal perkalian?

"Syeira suka warna pink, ungu, dan warna biru muda. Syeira enggak suka makan makanan yang asin, tapi suka makan asinan buah yang ada air nya. Syeira suka nanas dicampur dengan garam dan cabai rawit, Syeira suka segala macam buah, terutama durian dan nanas. Syeira suka sayur, tapi enggak dengan sayur bayam, sawi yang di tumis. Kalau dua sayur itu, Syeira mau nya di masak bening gitu. Terus Syeira juga suka barang barang lucu berwarna yang dia suka, Syeira suka makan ikan, tapi engga dengan ikan yang banyak tulang nya. Bunda, abang capek soalnya masih banyak banget kesukaan Syeira." celutuk Gibran kesal.

Della tersenyum, ternyata masih banyak sekali memori Gibran tentang Syeira. "Yaudah, karena kamu masih inget semua tentang Syeira. Bunda mau kamu yang hias kamar nya, karena hasil kamu pasti sangat dan sangat bagus." Suruh Della.

"Iya bunda," jawab Gibran dengan penuh keterpaksaan.

🦋

Syeira menuruni anak tangga, seperti nya dia harus menaruh barang barang lucu nya secara langsung di dalam koper. Syeira tidak mau merepotkan mama dan papa nya hanya untuk membawa barang-barang Syeira. Tidak begitu banyak juga, tetapi Syeira sangat suka mengkoleksi baju yang kata Arkan. Baju yang di punya oleh Syeira adalah baju kurang bahan, Arkan tidak suka melihat Syeira mengenakan baju kurang bahan, ah laki-laki memang tidak mengerti style.

Tapi terlebih dari itu, Syeira sangat senang karena Arkan masih peduli terhadap diri nya. "Seii, udah mau berangkat? Kok cepet banget siapin barang nya, kamu udah semangat banget buat ke Indonesia?" tanya Arkan.

Syeira tersenyum sambil menggeleng, "Abang kira-kira di Bandung bagus enggak suasana nya? Maksud nya, suasana rumah Gibran. Aku kurang kenal dia, kenapa mama suruh aku buat tinggal disana sementara. Papa kan udah siapin apartemen buat aku, abang ikut aja ya? Syeira takut sama dia." ucap Syeira.

Arkan tertawa mendengar itu. "Dulu, kamu paling enggak bisa banget jauh dari Gibran. Karena kamu bakalan nangis terus, sekarang udah mau ngejauh dari Gibran?"

"Aku enggak inget tentang itu, Bang." ucap Syeira.

Sial, Arkan lupa kalau Syeira masih lupa. "Oh iya, abang lupa kalau kamu masih pikun. Gapapa Seii, dia orang baik begitupun dengan orangtuanya." jelas Arkan.

"Abang tau dari mana, oh iya aku lupa nanya ini ke abang. Emang dulu sedekat apa sih aku sama dia? Kenapa kalian percaya banget sama Gibran?" tanya Syeira sedikit kebingungan, karena nama Gibran tengah menjadi trending topik di keluarga nya.

"Kamu bakal tau sendiri, nanti malem mau ikut abang keliling enggak? Sebelum pergi loh ke Bandung, soalnya abang nyusul nya masih lama. Bisa bisa akhir bulan februari abang nyusul ke Bandung."

"Syeira nanti dikasih makan enggak disana?"

Pertanyaan ini benar-benar membuat Arkan tertawa terbahak-bahak. "Seii, keluarga Gibran sayang banget sama kamu. Enggak mungkin di siksa lah, tapi kalau kamu enggak nyaman disana. Bilang sama abang, karena abang pasti bakalan bantu kamu keluar dari sana dan abang orang pertama yang akan lindungi kamu dimanapun kamu berada."

Syeira tersenyum, jika di kehidupan selanjut nya Syeira masih diberikan kehidupan. Semoga dia masih berada di keluarga Argana ini.

🦋

hai bagaimana chapter 1 ini?

jangan lupa vote dan kasih komentar kalian banyak banyak yaaa.

happy reading guys, boleh aku minta 5 vote dan 10 komentar untuk next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SyeiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang